| dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh I. castaneum terhadap spesies dan popu Lasi cendawan pasca panen pada beras. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar air dan susut berat selama penyimpanan tertentu.
Beras yang berasal dari padi (Oryza sativa L.) varietas IR 64, dengan derajat sosch 90%, butir patoh 25%, don koder air ± 13% ditempatkan di dalam stoples (250 g/ stoples) dan diinfco-tas dengan 5, 10, dan 20 pasang I. castaneum. Setiap perlakuan diulang 3 kali (3 stoples). Penyimpanan dilakukan pada kondisi laboratorium selama 1, 2, dan 3 bulan. Sebelum disimpan beras difumigasi dengan fosfin (2 g/ ton beras).
Analisis kadar air (berdasarkan berat basah) dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 130°C selama 2 jam. Untuk isolasi cendawan digunakan metode pengenceran pada medium Dichloran 18% Glycerol Agar (DG18). Susut berat (berdasarkan berat kering) dihitung setelah 3 bulan penyimpanan.
Model rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial Acak Lengkap dengan 2 faktor yaitu pemberian pasangan serangga dan lama penyimpanan yang masing-masing terdiri dari 4 taraf.
Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jumlah pasangan serangga, lama penyimpanan, dan in teraksi antara keduanya menyebabkan perbedaan yang sangat nyata terhadap populasi I. castaneum. Populasi imago T. castaneun semakin meningkat setelah 2 bulan penyimpanan dengan bertambahnya Jumlah pasangan 1. castaneum yang diinfestasikan.
Berdasarkan analisis sidik ragam, tidak terdapat perbedaan yang nyata antar jumlah pasang an serangga (termasuk kontrol) serta interaksi antara jumlah pasangan serangga dan lama penyim panan terhadap kadar air beras, tetapi lams penyimpanan menunjukkan perbedaan yang nyata. Kadar air beras relatif konstan selama penyimpanan dan diduga lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan daripada keberadaan I. castaneum.
Dari hasil isolasi selama penyimpanan, diperoleh 19 spesies cendawan pasca panen yaitu Alternaria padwickii, Arthrinium sp., Aspergillus candidus, A. flavus, A. fumigatus, A. niger. A. penicilloides, A. restrictus, A. versicolor, A. wentii, Cladosporium cladosporioides, sphaerospermum, Endomyces fibuliger, Eurotium chevalieri, E. repens. Mucor circinelloides, Penicilllium citrinum. P. herquei, dan Syncephalastrum racenosum.
Hasil analisis kovarian menunjukkan bahwa populasi total cendawan berbeda nyata antar Jumlah pasangan serangga (termasuk kontrol) setelah 1 bulan penyimpanan, tetapi tidak berbeda nyata setelah 2 dan 3 bulan penyimpanan. Meskipun demikian populasinya semakin menurun setelah 2 dan 3 bulan penyimpanan, dengan bertambahnya jumlah pasangan I. castaneun yang diinfestasi-kan.
Selain itu hasil analisis kovarian menunjukkan bahwa populasi A. flavus berbeda nyata antar perlakuan (termasuk kontrol) setelah 1 bulan penyimpanan, tetapi tidak berbeda nyata setelah 2 dan 3 bulan penyimpanan. Populasi P. citrinum selama penyimpanan tidak berbeda nyata antar perlakuan.
Hasil analisis sidik ragan memperlihatkan bahwa pemberian jumlah pasangan I. castaneum yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap susut berat. Meskipun demikian susut berat semakin meningkat setelah 3 bulan penyimpanan, dengan bertambahnya pasangan I. cas Tapeum yang diinfestasikan.
Dari analisis statistik diperoleh hasil bahwa populasi I. castaneum berkorelasi positif dengan susut berat. Populasi I. castaneum tidak berkorelasi dengan populasi cendawan maupun kadar air beras. | id |