Pengaruh Sitophilos Zeamais Terha-Dap Serangan Cendawan Pasca Panen Pada Jagung
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh S. zeamais terhadap kadar air jagung, jenis dan populasi cendawan, persentase butir rusak dan susut berat jagung pada waktu penyimpanan yang berbe-da.
Pada penelitian ini digunakan jagung varietas Arjuna dan serang-ga S. zeamais. Jagung ditempatkan di dalam stoples (250 g per stoples) dan disimpan selama 1, 2 dan 3 bulan pada ruangan yang bersuhu 28 4C dan kelembaban relatif 65 ± 58. S. zeamais yang berumur 1-7 hari diinfestasikan ke dalam tiap stoples (20 pasang per stoples). Untuk setiap perlakuan diulang 3 kali (3 stoples). Sebe-lum disimpan jagung difumigasi dengan fosfin (2 g per ton jagung).
Pengambilan contoh awal dari setiap stoples dilakukan sebelum penyimpanan (0 hari), kemudian setelah 1, 2 dan 3 bulan penyimpanan. Contoh awal dibagi dengan pembagi contoh guna mendapatkan contoh kerja untuk analisis kadar air dan cendawan.
Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 130 C selama 2 jam. Untuk isolasi cendawan digunakan metode pe-ngenceran dengan menggunakan medium Dichloran 18% Glycerol Agar (DG18).
Model rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Fakto-rial Acak Lengkap dengan 2 faktor. Faktor pertama ialah perlakuan pemberian serangga yang terdiri dari 2 taraf yaitu tanpa dan diberi serangga. Faktor kedua ialah lama penyimpanan yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 1, 2 dan 3 bulan. Masing-masing perlakuan diulang 3
kali. Selain itu juga digunakan analisis kovarian. Berdasarkan analisis sidik ragam diperoleh hasil bahwa lama penyimpanan menyebabkan perbedaan yang sangat nyata terhadap populasi S. zeamais. Semakin lama waktu penyimpanan, populasi S. zeamais semakin meningkat.
Berdasarkan analisis statistik diperoleh hasil, bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara kontrol dan pemberian S. zeamais terhadap kadar air setelah 2 dan 3 bulan penyimpanan. Pening-katan kadar air disebabkan oleh bertambahnya populasi S. zeamais. Selain itu juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban ruangan.
Berdasarkan hasil isolasi cendawan diperoleh 2 jenis cendawan lapangan yaitu Cladosporium cladosporioides dan Fusarium semitectum dan 12 jenis cendawan pasca panen yaitu Acremonium strictum, Asper-gillus flavus, A. niger, A. versicolor, A. wentii, Endomyces fibuli-ger. Eurotium chevalieri, E. repens. E rubrum, Penicillium citrinum, P. Lelandicum dan Wallemia sebi. Cendawan yang dominan yaitu Asper-gillus flavus, Eurotium repens dan P. citrinum.
Berdasarkan analisis statistik, populasi total cendawan berbeda. sangat nyata antara kontrol dan perlakuan setelah 2 dan 3 bulan penyimpanan. Peningkatannya lebih tinggi pada perlakuan dibanding-kan dengan kontrol. Semakin lama waktu penyimpanan, kadar air me-ningkat, dengan demikian cendawan bereproduksi dengan lebih cepat, sehingga populasinya semakin bertambah.
Berdasarkan analisis statistik, populasi A. flavus tidak berbeda nyata antara kontrol dan pemberian serangga pada waktu penyimpanan yang berbeda. Populasi E. repens berbeda nyata antara kontrol dan perlakuan setelah 2 bulan penyimpanan, dan berbeda sangat nyata setelah 3 bulan penyimpanan. Sedangkan populasi P. citrinum berbeda nyata antara kontrol dan perlakuan setelah 1 bulan penyimpanan.
Berdasarkan analisis sidik ragam diperoleh hasil, bahwa lama penyimpanan menyebabkan perbedaan yang sangat nyata terhadap persen-tase butir rusak yang diakibatkan oleh S. zeamais dan persentase susut berat. Semakin lama waktu penyimpanan, persentase butir rusak dan susut berat semakin tinggi.
Berdasarkan analisis statistik, hubungan antara populasi S. zeamais dengan kadar air, persentase butir rusak, populasi total cendawan, E. repens, dan persentase susut berat bersifat positif. Sedangkan hubungannya dengan A. flavus mula-mula menurun, kemudian meningkat. Sebaliknya, hubungannya dengan populasi P. citrinum mula-mula meningkat kemudian menurun.
Collections
- UT - Biology [2396]
