Keracunan Makanan Akibat Bakteri
Abstract
Keracunan makanan akibat kontaminasi bakteri merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan dengan dampak klinis dan ekonomi yang luas. Meskipun telah diterapkan standar keamanan pangan, kejadian keracunan masih terus dilaporkan, termasuk dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia yang pada awal 2025 telah mencatat lebih dari 700 korban dalam 17 insiden. Artikel ini membahas bakteri penyebab utama keracunan makanan, patomekanisme yang mendasari gejala klinis, serta prinsip tatalaksana yang tepat. Beberapa bakteri penting yang sering terlibat antara lain Escherichia coli (dalam berbagai strain), Campylobacter jejuni, Shigella dysenteriae, Salmonella enteridis, Clostridium botulinum, dan Listeria monocytogenes. Mekanisme patogenik utama mencakup produksi toksin (enterotoksin, sitotoksin, dan neurotoksin) serta invasi mukosa saluran cerna yang memicu inflamasi. Komplikasi berat seperti hemolytic uremic syndrome (HUS), Guillain-Barré Syndrome, dan kegagalan organ dapat terjadi pada kasus tertentu. Penatalaksanaan keracunan makanan umumnya bersifat suportif, dengan fokus utama pada rehidrasi oral maupun intravena tergantung derajat dehidrasi. Antibiotik tidak selalu dibutuhkan, namun dapat dipertimbangkan pada kasus tertentu dengan pendekatan empiris yang rasional. Pemahaman mendalam terhadap agen penyebab, mekanisme penyakit, dan tatalaksana dapat membantu menurunkan angka kesakitan dan mencegah kejadian luar biasa (KLB) di masa mendatang, khususnya dalam program penyediaan makanan berskala besar seperti MBG. ...
Collections
- Medicine [92]
