Cystic Endometrial Hyperplasia Pada Kucing Maya
STUDI KASUS
Abstract
Kucing merupakan salah satu jenis hewan yang banyak ditemukan di
lingkungan, baik sebagai hewan kesayangan (peliharaan) maupun sebagai
hewan liar. Beberapa faktor yang menyebabkan populasi kucing cukup tinggi
adalah siklus berahi, periode kebuntingan, dan frekuensi melahirkan yang cukup
sering dalam setahun. Kucing memiliki siklus birahi seasonal polyestrus, yaitu
birahi yang tidak bermusim, bisa terjadi kapan saja. Dalam satu periode
kebuntingan induk kucing dapat menghasilkan 1-6 ekor anak dan dalam setahun
kucing dapat beranak 1-3 kali. Apabila dikalkulasikan, seekor kucing dapat
menghasilkan sekitar 40 ekor anak selama 5 tahun masa hidupnya (Kennedy et
al. 2020).
Salah satu penyakit reproduksi yang dapat terjadi pada kucing betina yaitu
cystic endometrial hyperplasia (CEH). CEH merupakan suatu penyakit
reproduksi yang dikarakterisasikan dengan hiperplasia endometrium akibat
induksi progesteron yang disertai dengan keberadaan kista pada endometrium
(Agudelo 2005). CEH lebih jarang ditemukan pada kucing jika dibandingkan
dengan anjing. Hal ini disebabkan oleh rendahnya paparan progesterone
terhadap kucing karena kucing adalah hewan induced-ovulator, sehingga
perkembangan CEH memiliki risiko yang lebih rendah (Becha 2017). Pada
kucing, risiko kejadian CEH dapat meningkat seiring bertambahnya usia kucing
(Binder et al. 2020). CEH pada kucing umum ditemukan pada kucing betina yang
belum pernah melahirkan yang berusia lebih dari 3 tahun. ...
