| dc.description.abstract | Ikan nila (Oreochromis niloticus) atau “the aquatic chicken” merupakan
komoditas budidaya air tawar ekonomis tinggi di Indonesia dan dunia.
Keberhasilan produksi ikan nila sangat bergantung pada ketersediaan induk dan
benih unggul. Keterbatasan induk dan benih unggul akibat inbreeding, hibridisasi
yang tidak terprogram dan penggunaan induk dengan mutu genetik rendah menjadi
tantangan utama dalam budidaya ikan nila. Hal ini dapat diantisipasi dengan
melakukan perbaikan mutu induk secara berkelanjutan, salah satunya melalui
penerapan program pemuliaan selektif (selective breeding). Di Indonesia, program
pemuliaan selektif ikan nila lebih menekankan pada peningkatan laju pertumbuhan,
seperti ikan nila GESIT dan SAKTI (BBPBAT Sukabumi) serta NIRWANA
(BPBIAT Wanayasa). Namun, dengan adanya perubahan kondisi cuaca dan
lingkungan yang sangat dinamis, karakter tumbuh cepat saja tidak cukup untuk
meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila. Dengan demikian, perlu adanya
karakter unggul baru sehingga produksi budidaya ikan nila dapat berlangsung
secara berkelanjutan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk memperkaya
karakter unggul adalah menyediakan sumber genetik baru yang terprogram melalui
introduksi spesies atau strain ikan nila dengan karakter unggul selain tumbuh cepat.
Indonesia telah mengintroduksi strain ikan nila yang memiliki keunggulan tumbuh
cepat, tahan terhadap penyakit dan persentase fillet tinggi yaitu ikan nila strain
GIFT, BIG NIN dan MAG NIN yang berasal dari Thailand. Informasi identitas
spesies, performa reproduksi dan produksi budidaya ikan nila strain introduksi di
Indonesia masih terbatas sehingga kajian menyeluruh identitas spesies, performa
reproduksi dan produksi budidaya perlu dilakukan. Tujuan umum penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi identitas spesies, performa reproduksi dan produksi
budidaya ikan nila introduksi pada kondisi dan wadah budidaya di Indonesia.
Rangkaian penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Penelitian tahap
pertama bertujuan untuk mengevaluasi identitas spesies ikan nila strain introduksi
yang dibandingkan dengan ikan nila SAKTI. Pada penelitian ini identifikasi spesies
dilakukan dengan menggunakan analisis deoxyribonucleic acid (DNA) barcoding
penanda DNA gen mitokondria cytochrome oxidase subunit I (COI) dan morfologi.
Ikan nila strain introduksi dan SAKTI merupakan ikan nila hasil pemuliaan. Oleh
sebab itu, parameter heterozigositas dengan metode random amplified
polymorphism DNA (RAPD) dijadikan sebagai data pendukung. Hasil identifikasi
spesies ikan nila strain introduksi (MAG NIN, BIG NIN dan GIFT) serta ikan nila
SAKTI mengacu pada data GenBank menunjukkan O. niloticus dengan tingkat
kemiripan 96,08-99,86%. Hasil pengukuran morfologi menunjukkan bentuk tubuh
ikan nila strain introduksi dan ikan nila SAKTI secara umum berbeda. Bentuk
tubuh ikan nila BIG NIN lebih panjang, sedangkan bentuk tubuh ikan nila SAKTI
lebih tinggi dibandingkan strain lainnya (p<0,05). Heterozigositas observasi ikan
nila strain introduksi (MAG NIN, BIG NIN dan GIFT) memiliki nilai tertinggi
dibandingkan dengan ikan nila SAKTI (p<0,05).
Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengevaluasi performa reproduksi
ikan nila strain introduksi yang dibandingkan dengan ikan nila SAKTI. Dua puluh
pasang induk ikan nila setiap strain dipijahkan secara berpasangan. Rasio induk
jantan:betina sebesar 1:1 dipijahkan pada 80 hapa berukuran 2 m2
yang dipasang
pada kolam berukuran 400 m2
. Pengamatan induk betina yang sudah mengeram
dilakukan setiap hari setelah penyatuan induk. Telur dipanen dan induk diangkat
dari hapa pemijahan serta dimasukkan kembali ke bak penampungan induk. Telur
dipelihara dalam 96 L akuarium bersuhu 28-30 °C hingga larva menetas selama 5-
7 hari dan diberi tanda sesuai dengan nomor hapa induk. Telur yang dipanen
selanjutnya diamati untuk pengambilan data fekunditas, derajat penetasan dan
diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan
pemijahan ikan nila BIG NIN dan SAKTI yang tertinggi (40%; 8 pasang)
dibandingkan dengan strain introduksi lainnya. Fekunditas ikan nila MAG NIN
dan SAKTI tertinggi dibandingkan dengan strain lainnya (p<0,05). Selain itu
ukuran telur ikan nila SAKTI terbesar dibandingkan dengan strain introduksi
(p<0,05). Sementara derajat penetasan telur ikan nila BIG NIN dan GIFT tertinggi
dibandingkan dengan ikan nila MAG NIN dan SAKTI (p<0,05). Semua strain ikan
nila introduksi (MAG NIN, BIG NIN dan GIFT) serta ikan nila SAKTI tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan baik pada tingkat kelangsungan hidup
larva dan jumlah larva yang dihasilkan.
Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi performa produksi
budidaya ikan nila introduksi dibandingkan dengan ikan nila SAKTI di dua jenis
wadah budidaya berbeda, yaitu jaring berukuran 8 m3
(ukuran mata jaring 4 mm)
dan bak bulat berdiameter 4 m (volume bak 10 m3
). Pembesaran dilakukan hingga
mencapai ukuran panen 300 g. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ikan
nila BIG NIN pada pemeliharaan di kedua wadah budidaya berbeda signifikan
dibandingkan strain lainnya (p<0,05). Tingkat kelangsungan hidup ikan nila BIG
NIN dan SAKTI pada pemeliharaan di jaring menunjukkan nilai tertinggi (p<0,05).
Biomassa dan produksi budidaya ikan nila SAKTI pada pemeliharaan di jaring
berbeda signifikan dibandingkan strain lainnya (p<0,05). Persentase fillet ikan nila
MAG NIN menunjukkan yang tertinggi dibandingkan dengan strain lainnya
(p<0,05). Indeks hepatosomatik (HSI) ikan nila SAKTI menunjukkan yang
tertinggi dibandingkan dengan strain lainnya (p<0,05). Berdasarkan hasil
komposisi fillet, ikan nila MAG NIN dan SAKTI menunjukkan kadar protein,
lemak dan abu tertinggi dibandingkan dengan strain lainnya (p<0,05), sementara
ikan nila BIG NIN menunjukkan kadar air daging fillet tertinggi (p<0,05) | |