View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Fisheries
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Penambahan N:P Rasio terhadap Keseimbangan Fitoplankton dan Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus vannamei

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (492.0Kb)
      Fulltext (958.5Kb)
      Lampiran (305.3Kb)
      Date
      2025
      Author
      Matondang, Muhammad Aulia Zuber
      Hastuti, Yuni Puji
      Supriyono, Eddy
      Nirmala, Kukuh
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Kualitas air merupakan kunci dari kehidupan organisme perairan. Salah satu parameter kualitas air yang umum diukur pada kegitan akuakultur adalah kelimpahan fitoplankton. Pertumbuhan dan kelimpahan fitoplankton sangat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrien. Salah satu jenis nutrien yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan metabolisme fitoplankton adalah N dan P. Permasalahan yang terjadi pada budidaya udang vaname (L. vannamei) adalah air mengandung limbah. Air limbah umumnya berasal dari limbah rumah tangga, limbah perikanan, dll. Limbah tersebut dapat menaikan kandungan nutrien terutama N dan P kedalam perairan yang dapat menyebabkan terjadinya Harmful algae bloom (HAB). Akan tetapi, jika suatu perairan kekurangan kandungan N dan P, maka dapat mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton, hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu perairan, penurunan DO dalam perairan dan dapat mempengaruhi siklus rantai makan. Salah satu cara menekan kelimpahan fitoplankton dan menekan pertumbuhan fitoplankton yang berbahaya dengan menjaga dan memahami N:P rasio dalam perairan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perbedaan N:P rasio terhadap keseimbangan fitoplankton dan pertumbuhan udang vaname (L. vannamei). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan tiga ulangan yaitu, Kontrol atau K (16:1), A (20:1), B (25:1), C (30:1) dengan penambahan sumber N dan P sesuai dengan perlakuan yang akan diuji dan dimasukkan kedalam air. Udang yang digunakan memiliki bobot rata-rata awal 3,51 ± 0,07 gram/ekor dengan padat tebar disetiap wadah sebanyak 23 ekor. Pemberian pakan udang dilakukan sebanyak 4 kali sehari (pagi, siang, sore, dan malam) dengan dosis sebesar 7 % biomasa/hari serta menggunakan pakan berbentuk crumble (remah). Pemeliharaan udang vaname (L. vannamei) dilakukan selama 30 hari. Parameter yang diukur meliputi kelimpahan plankton, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), indeks keseragaman Evennes (E), indeks dominansi (C), Total ammonia nitrogen (TAN), Nitrit, Nitrat, Fosfat (Orthofosfat), tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik, Total Hemosit Count (THC), Histopatologi, dan kualitas air (suhu, pH, DO, salinitas). Hasil uji dengan penambahan N:P rasio menunjukkan terjadinya peningkatan kelimpahan fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton tertinggi mulai dari hari ke-7 sampai hari ke 28 didapat pada perlakuan C (30:1). Pengukuran kelimpahan relatif fitoplankton pada hari ke 7 didominasi jenis Bacillariophyceae pada setiap perlakuan. Hari ke-14 sampai hari ke-28 terjadi perubahan jenis fitoplankton yang mendominasi, jenis fitoplankton tersebut adalah Cyanophyceae. Untuk indeks keanekaragaman yang diberi perlakuan menunjukkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A di hari ke 14 (2,10), indeks keseragaman yang diberi perlakuan menunjukkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A di hari ke 14 (0,72), dan indeks dominansi yang diberi perlakuan menunjukkan nilai terendah terdapat pada perlakuan B di hari ke 21 (0,14) yang artinya dengan pemberian N:P rasio dapat mempengaruhi indeks keseragaman, keanekaragaman, dan dominansi fitoplankton. Hasil uji dengan penambahan N:P rasio menunjukkan kandungan Total Ammonia Nitrogen (TAN), nitrit, nitrat, dan fosfat pada perairan perlakuan menunjukkan pola fluktuatif selama pengamatan. Hari ke-0 kandungan TAN, nitrit, dan nitrat menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05) yang artinya dengan penambahan kandungan nitrogen dengan rasio yang berbeda dapat mempengaruhi kandungan nitrogen dalam air. Kandungan fosfat pada hari ke-0 menunjukkan nilai tidak berbeda nyata (P>0,05). Kandugan TAN terjadi penurunan pada hari ke-7, Perlakuan Kontrol berbeda nyata dengan perlakuan A dan B, namun tidak berbeda dengan perlakuan C (P<0,05). Pada hari ke-14, kandungan TAN meningkat tanpa perbedaan nyata antar perlakuan (Kontrol, A, B dan C) (P>0,05). Hari ke-21 hingga ke-28, TAN menurun dengan hasil yang juga tidak berbeda nyata antar setiap perlakuan (P>0,05). Untuk kandungan nitrit, terjadi peningkat pada hari ke-7 dan stabil hingga hari ke-28 tanpa perbedaan nyata antar perlakuan (P>0,05). Untuk kandungan nitrat, terjadi penurunan pada hari ke-7, Perlakuan Kontrol berbeda nyata dengan perlakuan A dan B, dan C (P<0,05). Hari ke-14, perlakuan kontrol berbeda nyata dengan C, namun tidak dengan A dan B (P<0,05). Hari ke-21 hingga ke-28, kandungan nitrat tidak menunjukkan perbedaan nyata antar setiap perlakuan (P>0,05). Untuk kandungan fosfat, menunjukkan pola fluktuatif selama pengamatan mulai dari hari ke-7 hingga hari ke-28 Selama periode tersebut, tidak ditemukan perbedaan nyata antar perlakuan, kecuali pada hari ke-28, di mana perlakuan A berbeda nyata dengan C, namun tidak dengan kontrol dan B (P<0,05). Hasil uji dengan penambahan rasio N:P menunjukkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan kontrol (40,58%), yang berbeda nyata dibandingkan perlakuan A, B, dan C (P<0,05). Laju pertumbuhan spesifik tertinggi tercatat pada perlakuan A (2,85%), namun tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan (P>0,05). Total Hemocyte Count (THC) tertinggi ditemukan pada perlakuan C (36,11 × 104 sel/mL), tetapi perbedaan antar perlakuan juga tidak signifikan (P>0,05). Pengamatan histopatologi pada pancreas udang menunjukkan adanya kerusakan jaringan pancreas pada udang yaitu vakuola dan nekrosis di semua perlakuan (Kontrol, A, B, dan C). Hasil uji dengan penambahan rasio N:P terhadap parameter suhu, salinitas, dan DO masih berada pada kisaran optimum SNI. Namun, parameter pH pada media pemeliharaan tidak berada pada kisaran optimum SNI. Hal ini diduga karena terjadinya penguraian bahan organik dalam suatu perairan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH air.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161744
      Collections
      • MT - Fisheries [3193]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository