| dc.description.abstract | Mi instan sangat diminati di Indonesia utamanya oleh masyarakat perkotaan,
salah satunya adalah masyarakat yang tinggal di wilayah Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Golongan ini bahkan menjadikan mi instan
sebagai pengganti pangan pokok nasi. Penelitian ini bertujuan menggali informasi
mengenai profil sensori mi instant serta intensitasnya, dan mengkaji tingkat
kesukaan konsumen terhadap berbagai varian mi instant untuk dijadikan acuan
dalam memperbaiki atau mengembangkan produk mi instan generasi selanjutnya.
Metode yang digunakan adalah metode Rate-All-That-Apply (RATA) dan rating
hedonik. Sampel yang digunakan adalah mi dengan varian rasa goreng original, kari
ayam, soto mi, goreng ayam bakar limau, dan goreng korean cheese buldak.
Hasil pengujian sensori menggunakan metode RATA menunjukkan, sampel
indomi goreng original didominasi oleh atribut pedas, aroma kecap, rasa manis, oily
aftertaste, dan glossy. Sampel indomi kuah kari ayam didominasi oleh atribut aroma
kari, tekstur lembut dan licin, serta rasa asin. Sedangkan sampel indomi kuah soto
mi didominasi oleh atribut rasa asam, rasa umami, warna kuning, aroma soto, dan
tekstur kenyal. Untuk sampel mie sedap goreng original didominasi oleh warna
kuning kecoklatan, rasa umami, mouthfeel bawang, dan aftertaste bawang. Sampel
mi sedap goreng ayam bakar limau didominasi oleh aroma daun jeruk, mouthfeel
daun jeruk, dan aftertaste daun jeruk. Dan terakhir sampel mi sedap goreng korean
cheese buldak didominasi oleh aftertaste pedas, mouthfeel pedas, aroma keju, dan
warna kuning kemerahan.
Pada merek Indomi, varian rasa goreng original merupakan varian rasa yang
paling disukai oleh responden dan panelis. Sedangkan merk mi sedap varian Ayam
bakar limau merupakan varian dengan tingkat kesukaan paling tinggi menurut hasil
uji rating hedonik. | id |