Pengaruh Pupuk Anorganik Amonium Sulfat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis (Zea Mays Saccharata L.)
Abstract
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat ditunjang oleh ketersediaan
hara dari tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman. Tanaman jagung
merupakan salah satu komoditas penting dalam sektor pertanian yang memiliki peran
strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan dan bahan baku industri di Indonesia.
Tanaman jagung memerlukan jumlah unsur hara yang berada dalam jumlah dan
konsentrasi yang optimum serta berada dalam keseimbangan dalam tanah. Pemupukan
mempunyai peranan sangat esensial terutama dalam menggantikan kehilangan unsur
hara di dalam tanah serta untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dalam meningkatkan
produktivitas tanaman. Pupuk mengandung nutrisi bagi tanaman untuk menunjang
produksi dan pertumbuhan yang optimum. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pupuk anorganik Amonium Sulfat terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis (Zea mays saccharata L.), dengan fokus pada karakteristik
pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang serta parameter
produksi seperti panjang tongkol, panjang tongkol berbiji, diameter tongkol, bobot segar
brangkasan, bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, bobot tongkol
berkelobot per petak dan produktivitas. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pasir
Kuda – PKHT IPB, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai
dari bulan September hingga bulan Desember 2024. Data dikumpulkan dalam tiga
periode pengamatan selama masa pertumbuhan tanaman, dengan analisis statistik
menggunakan perangkat lunak SPSS. Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis
sidik ragam dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasilnya
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan vegetatif
jagung (tinggi tanaman, dan diameter batang, dan jumlah daun). Pengaplikasian 1,00
dosis pupuk anorganik Amonium Sulfat (643 kg/ha) pada percobaan ini mampu
memberikan nilai pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah
daun) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pembanding. Perlakuan aplikasi
1,0 dosis (yakni pada dosis 643 kg ha-1) pupuk Amonium Sulfat (P3) secara umum
menghasilkan panjang tongkol berbiji, bobot tongkol tanpa kelobot, bobot tongkol
berkelobot, bobot basah brangkasan, bobot tongkol berkelobot per petak serta
produktivitas yang secara statistik lebih tinggi terhadap perlakuan kontrol (P0) dan
perlakuan pembanding (P1). Pengaplikasian 1,00 dosis pupuk Amonium Sulfat (643 kg
ha-1) pada percobaan ini mampu memberikan nilai RAE yang lebih tinggi dibandingkan
dengan RAE perlakuan pembanding, mencapai 187,67% atau 1,87 kali peningkatan hasil
dari perlakuan pembanding terhadap kontrol. Pupuk Amonium Sulfat dapat diaplikasikan
sebanyak 643 kg ha-1 dengan tetap memerhatikan kebutuhan N, P, serta K tanaman.
Dosis pupuk Amonium Sulfat yang direkomendasikan untuk jagung manis adalah
sebanyak 643 kg ha-1, disertai dengan 200 kg ha-1 SP-36 dan 200 kg ha-1 KCl. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang karakteristik
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.