Karakteristik Permukaan dan Keawetan Kayu Karet Termodifikasi Kimia-Panas Menggunakan Gliserol dan Eco Enzyme
Date
2025Author
Tobing, Gabriel Wiwinda Lumban
Darmawan, I Wayan
Rahayu, Istie Sekartining
Metadata
Show full item recordAbstract
Kayu karet (Hevea brasiliensis MUELL Arg.) merupakan salah satu jenis kayu yang memiliki ketersediaan yang melimpah di Indonesia. Namun, kayu karet memiliki keawetan yang rendah. Sehingga perlu dilakukan teknologi modifikasi kayu untuk meningkatan mutu kayu kayu karet. Kayu karet diberi perlakuan meliputi proses impregnasi menggunakan gliserol dan eco enzyme dengan tekanan sebesar 7 bar dan dipertahankan hingga jenuh kemudian diikuti dengan perlakuan panas pada suhu 150 °C selama 6 jam. Parameter yang diteliti meliputi uji kubur, karakteristik permukaan (kekasaran permukaan, energi bebas permukaan, sudut kontak, dan daya lekat cat), perubahan warna, dan analisis Fourier Transform Infrared (FT-IR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu karet dengan perlakuan eco eznyme-panas dapat menurunkan nilai thickness terminate pada kayu karet. Nilai thickness terminate kayu karet dengan perlakuan eco enzyme-panas sebesar 28,83% dan dikategorikan pada kelas 7 (serangan sedang). Kayu karet memiliki kekasaran yang semakin kecil setelah perlakuan kimia dan panas. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan kayu karet menjadi semakin halus. Nilai energi bebas permukaan (SFE) kayu karet dengan perlakuan eco-enzyme-panas dan gliserol-eco enzyme-panas secara berturut-turut sebesar 34,18 mJ m-2 dan 38,34 mJ m-2. Nilai K untuk keterbasahan kayu karet yang diberi perlakuan eco enzyme-panas dan gliserol-eco enzyme-panas secara berturut-turut sebesar 0,011 dan 0,012. Pengujian daya lekat cat akrilik pada kayu karet yang perlakuan eco-enzyme-panas dan gliserol-eco enzyme-panas dikategorikan pada kelas yang sama, yaitu 4B. Perubahan warna akibat perlakuan kimia dan panas yang diberikan dikategorikan dalam kelas tinggi (?E>6).Perlakuan kimia dan panas menggunakan gliserol dan eco enzyme dapat menjadi metode ramah lingkungan untuk pemanfaatan produk kayu karet berkualitas tinggi. Rubberwood (Hevea brasiliensis MUELL Arg.) is one type of wood that is abundantly available in Indonesia. However, rubber wood has low quality, especially in its durability. So, it is necessary to use wood modification technology to improve the quality of rubberwood. Rubberwood was treated with an impregnation process using glycerol and eco enzyme with a pressure of 7 bar. It was maintained until saturated, followed by thermal treatment at 150°C for 6 hours. The parameters studied included graveyard test, surface characteristics (surface roughness, surface free energy, contact angle, and paint adhesion), colour change, and Fourier Transform Infrared (FT-IR) analysis. The results showed that rubberwood with eco enzyme-thermal treatment can reduce thickness termination in rubberwood. The thickness termination value of rubberwood with eco enzyme-thermal treatment was 28,83% and categorized in class 7 (moderate attack). Rubberwood has a smaller roughness after chemical and thermal treatment. This indicates that the surface of the rubberwood becomes smoother than untreated wood. Rubberwood's surface free energy (SFE) values with eco enzyme-thermal and glycerol-eco enzyme-thermal treatment were 34,18 mJ m-2 and 38,34 mJ m-2, respectively. The K values for the wettability of rubberwood treated with eco enzyme-thermal and glycerol-eco enzyme-thermal were 0,011 and 0,012, respectively. The test of acrylic paint adhesion to rubberwood treated with eco enzyme-thermal and glycerol-eco enzyme-thermal was categorized in the same class, namely 4B. Colour changes due to chemical and thermal treatments are categorized in the high class (?E>6). Chemical and thermal treatment using glycerol and eco enzyme can be an environmentally friendly method for the utilization of high-quality rubber wood products.
Collections
- MT - Forestry [1444]