Pengembangan Brownies Kukus Kaya Antioksidan Berbahan Dasar Kluwak, Ubi Jalar Ungu, dan Pisang Kepok Kuning
Date
2025Author
Sari, Ruly Novita
Yasni, Sedarnawati
Suyatma, Nugraha Edhi
Metadata
Show full item recordAbstract
RULY NOVITA SARI. Pengembangan Brownies Kukus Kaya Antioksidan Berbahan
Dasar Kluwak, Ubi Jalar Ungu, dan Pisang Kepok Kuning. Dibimbing oleh
SEDARNAWATI YASNI dan NUGRAHA EDHI SUYATMA.
Kluwak (Pangium edule R.) merupakan tanaman yang daun, biji, dan buahnya
banyak dimanfaatkan dalam masakan. Kluwak merupakan salah satu tanaman yang
banyak ditemukan di Sulawesi Selatan. Biji kluwak mengandung senyawa yang bersifat
antioksidan dan antibakteri, yang menjadikannya berpotensi besar dalam
memperpanjang masa simpan bahan pangan secara alami. Beberapa senyawa
antioksidan yang terkandung dalam biji kluwak meliputi vitamin C dan ß-karoten,
golongan fenolik dan flavonoid yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas.
Selain kluwak, komoditas pertanian lain yang sangat mudah ditemukan di Sulawesi
Selatan adalah pisang kepok kuning (Musa paradisiaca L.) dan ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas L.). Tidak hanya sebagai sumber karbohidrat, pisang merupakan komositas
pangan yang kaya akan karotenoid, polifenol dan komponen antioksidan lain.
Sementara itu, ubi jalar ungu tidak hanya memiliki kandungan unsur makro seperti
karbohidrat, tetapi juga kaya akan antosianin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan brownies kukus kaya antioksidan
berbahan baku lokal yang bermanfaat untuk kesehatan, menganalisis pengaruh
penambahan tepung biji kluwak, pasta ubi jalar ungu, dan pasta pisang kepok kuning
terhadap mutu fisik, aktivitas antioksidan, dan profil sensori (rating hedonik) brownies
kukus, mencari formulasi optimum brownies kukus dari tepung biji kluwak, pasta ubi
jalar ungu, dan pasta pisang kepok kuning, dan melakukan pengujian bioaksesibilitas
antioksidan yang diperoleh dari formulasi optimum. Penelitian ini terdiri dari tiga
tahapan, yaitu tahap pertama berupa persiapan bahan baku berupa pembuatan pasta
pisang kepok kuning, pasta ubi jalar ungu, dan pembelian kluwak bubuk bubuk
komersial. Tahap kedua berupa penelitian pendahuluan untuk menentukan formulasi
brownies kukus yang akan dioptimasi. Tahap ketiga adalah optimasi produk brownies
kukus dengan parameter uji berupa uji profil tekstur (kekerasan, kelengketan, dan
kekompakan atau kepaduan); uji kapasitas antioksidan (%DPPH); uji hedonik. Setelah
diperoleh satu perlakuan terbaik, maka dilanjutkan dengan uji kandungan gizi dan
simulasi pencernaan secara in vitro yang mengacu pada standar dari INFOGEST.
Optimasi formulasi dengan metode Simplex Lattice Design (SLD) memberikan
delapan formula untuk dianalisis berdasarkan respon yang telah ditetapkan. Perbedaan
persentase kluwak dan pasta ubi jalar ungu berpengaruh signifikan pada seluruh
parameter uji optimasi. Perlakuan terbaik berdasarkan hasil analisis software design
expert 13 yaitu pada penambahan bubuk kluwak sebesar 5,5%, pasta pisang kepok
sebesar 13,5%, dan pasta ubi jalar ungu sebesar 26,5% dari total bahan baku yang
digunakan. Pengujian profil tekstur menunjukkan bahwak ketiga parameter uji, yaitu
hardness (kekerasan), adhesiveness (kelengketan) dan cohesiveness (kekompakan atau
kepaduan) berbanding lurus, yakni semakin tinggi persentase pasta ubi jalar ungu pada
produk, maka nilai ketiga parameter juga akan meningkat dalam artian bahwa produk
brownies kukus semakin keras (tidak mudah hancur), lengket, dan padat. Sebaliknya,
semakin tinggi konsesntrasi bubuk biji kluwak pada produk, maka nilai hardness dan
cohesiveness yang diperoleh juga mengalami penurunan.
Pada pengujian kapasitas antioksidan dengan metode DPPH, serta pengujian
tingkat kesukaan hedonik diperoleh data yang sama dengan pengujian TPA, yakni
semakin tinggi penggunaan pasta ubi jalar pada produk brownies maka semakin tinggi
kapasitas antioksidan yang diperoleh dan semakin tinggi rating kesukaan panelis yang
diperoleh. Pemanfaatan bahan baku lokal berupa biji kluwak, ubi jalar ungu, dan pisang
kepok kuning sebagai bahan baku brownies kukus menghasilkan produk yang memiliki
manfaat untuk kesehatan. Perbedaan konsentrasi penggunaan bubuk biji kluwak dan
pasta ubi jalar ungu menunjukkan adanya pengaruh terhadap analisis mutu fisik,
kapasitas antioksidan, dan profil sensori (rating hedonik). Formulasi optimum yang
diberikan adalah penggunaan bubuk biji kluwak sebesar 5,5% dan pasta ubi jalar ungu
sebesar 26,5%. Brownies kukus menunjukkan nilai pemulihan (RI) dan nilai
bioaksesibilitas (BI) kapasitas antioksidan yang tinggi. Nilai pemulihan sebesar 99,5%
dan bioaksesibilitas pada 2 jam pertama sebesar 77,32% dan dua jam selanjutnya
sebesar 70,41%. Kandungan gizi yang terdapat pada brownies kukus menunjukkan
bahwa kadar air sebesar 47,3% b/b, kadar abu sebesar 1,58% b/b, kadar protein sebesar
6,97% b/b, kadar kadar lemak 7,55% b/b, dan kadar karbohidrat sebesar 36,62% b/b.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2415]
