Show simple item record

dc.contributor.authorRosyada, Amrina
dc.date.accessioned2025-03-12T06:49:39Z
dc.date.available2025-03-12T06:49:39Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161389
dc.description.abstractKeterlibatan pemerintah Indonesia dalam industrialisasi dan rantai nilai global masih belum optimal. Indonesia dalam industrialisasi perdagangan internasional perlu membenahi sejumlah sector agar bisa berkontribusi di rantai nilai global (GVC). Kontribusi atau partisipasi dalam GVC dapat diindetifikasi menggunakan pendekatan perhitungan yang dilakukan oleh Lembaga internasional Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Partisipasi suatu negara dalam GVC merupakan gabungan dari persentase backward participation dan forward participation. Dasar pembagian antara backward dan forward adalah penelitian dari Asian Development Bank (ADB) pada tahun 2019 yang menyatakan bahwa jika persentase forward participation dalam suatu negara lebih tinggi dibandingkan persentase backward participation negara tersebut cenderung melakukan ekspor produk upstream (kegiatan menghasilkan produk yang digunakan sebagai bahan baku), sedangkan jika negara memiliki memiliki persentase backward participation yang lebih tinggi dibandingkan dengan forward participation maka secara umum dapat disimpulkan bahwa negara tersebut banyak melakukan aktivitas perdagangan yang melibatkan perdagangan downstream (kegiatan pengolahan dari bahan setengah jadi menjadi bahan jadi). Sehingga bahan mentah identik dengan forward participation sedangkan barang intermediate identik pada backward participation (ADB, 2019). ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherDepartemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisataid
dc.titleIntervensi Pemerintah Indonesia Dalam Industrialisasi Komoditas Rempah dan Rantai Nilai Globalid
dc.typeArticleid


Files in this item

No Thumbnail [100%x80]

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record