Struktur dan Persaingan Pasar Ikan Sidat Indonesia di Pasar Internasional

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi sektor perikanan yang sangat baik. Indonesia merupakan produsen tangkapan ikan terbesar kedua di dunia. Salah satu jenis ikan yang dibudidayakan di Indonesia adalah ikan sidat. Dari sekitar 19 jumlah spesies ikan sidat yang ada di dunia, terdapat 9 spesies ikan sidat yang dapat ditemukan di Indonesia. Ikan sidat merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki peluang bisnis yang baik, karena nilai ekonomis yang dimilikinya sangat tinggi. Meskipun konsumsi dalam negeri ikan sidat masih minim, namun ikan sidat sangat digemari oleh negara-negara Asia Timur. Hal ini menjadikan peluang ekspor ikan sidat sangat baik di Pasar Internasional, utamanya pada negara-negara Asia Timur. Persaingan yang terjadi di antara negara-negara eksportir ikan sidat beku di Pasar Internasional sangatlah sengit. Meskipun Indonesia merupakan salah satu pengekspor utama ikan sidat di Pasar Internasional, namun kenyataannya Indonesia belum bisa menguasai setengah pasar ikan sidat beku pada perdagangan internasional. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mempertahankan posisinya sebagai eksportir yang mendominasi. Persaingan yang terbentuk di antara negara-negara eksportir pada dasarnya membentuk struktur pasar yang dapat mempengaruhi pembentukan harga dari komoditi ikan sidat. Struktur pasar merujuk pada jumlah dan ukuran distribusi perusahaan dalam pasar serta mudah atau sulitnya masuk dan keluar dari pasar. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan dari penelitian adalah; (1) Menganalisis struktur pasar ikan sidat beku Indonesia di Pasar China, (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pangsa permintaan ikan sidat beku Indonesia di Pasar China dan Pasar Internasional, (3) Menganalisis persaingan ikan sidat beku Indonesia dengan negara pengekspor lainnya di Pasar China dan Pasar Internasional. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Proses pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dari bulan Juli hingga Oktober 2024. Sumber data diperoleh dari beberapa sumber yakni Trade Map dengan kode HS 030326 (Frozen eels) atau ikan sidat beku untuk data kuantitas ekspor ikan sidat beku (kilogram), data nilai ekspor ikan sidat beku (US$), Exchange Rates UK dan Trading Economics untuk data nilai tukar riil, dan National Bureau of Statistics of China untuk data GDP negara importir (China). Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel. Data time series pada penelitian ini berupa data bulanan (monthly) untuk pasar internasional dan data triwulan (quarterly) untuk pasar china pada rentang waktu 2012 – 2023. Data cross section dari negara pembanding Indonesia di Pasar Internasional adalah China, India, Malaysia, Denmark, Amerika Serikat, dan Belanda. Sedangkan data cross section dari negara pembanding Indonesia di Pasar China adalah Malaysia, India, Thailand, dan Pakistan. Sedangkan untuk melihat struktur pasar persaingan, negara yang akan dijadikan pembanding Indonesia adalah negara-negara aktif pengekspor ikan sidat beku di pasar internasional. Jumlah data panel yang diolah untuk Pasar Internasional adalah 1.008 data, sedangkan data panel yang diolah untuk Pasar China adalah 240 data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia telah memegang peran dominan dalam ekspor ikan sidat beku di pasar internasional sejak tahun 2015. Indonesia menunjukkan tren yang cenderung positif di pasar internasional, terlihat dari pertumbuhan signifikan dari tahun 2015-2020. Di satu sisi, permintaan yang tercermin dari negara-negara importir ikan sidat beku di Pasar Internasional, menunjukkan bahwa China menyerap >30% ekspor ikan sidat beku di Pasar Internasional, dengan begitu China menjadi pasar potensial bagi seluruh eksportir ikan sidat beku di Pasar Internasional. Berdasarkan hasil perhitungan nilai HHI dan CR, diketahui bahwa industri ekspor ikan sidat beku di China tergolong ke dalam struktur pasar oligopoli ketat. Model AIDS yang dianalisis pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan impor ikan sidat beku Indonesia di Pasar China. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ikan sidat beku asal Indonesia di Pasar China adalah harga ikan sidat beku Indonesia, harga ikan sidat beku rest of the world, nilai tukar, dan GDP negara importir. Indonesia bersaing dengan China, India, Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swedia di Pasar Internasional. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ikan sidat beku Indonesia di Pasar Internasional adalah harga ikan sidat beku Indonesia, harga ikan sidat beku Denmark, dan harga ikan sidat beku rest of the world. Di Pasar China, Indonesia diidentifikasi bersaing dengan Pakistan dan Thailand dalam ekspor ikan sidat beku. Produk ikan sidat beku Indonesia tergolong sebagai barang normal namun bersifat inelastis, sehingga cenderung tidak sensitif terhadap perubahan harga. Indonesia menjadi negara kedua yang paling diuntungkan apabila terjadi kenaikan pengeluaran impor oleh China. Di Pasar Internasional, Indonesia diintefikasi bersaing dengan negara China, India, Amerika Serikat, dan Belanda, dalam ekspor ikan sidat beku. Produk ikan sidat beku Indonesia tegolong sebagai barang normal namun bersifat inelastis, sehingga cenderung tidak sensitif terhadap harga. Secara keseluruhan, di Pasar Internasional Indonesia merupakan negara ketiga yang paling diuntungkan apabila terjadi pengeluaran impor dari negara-negara pengimpor ikan sidat beku di Pasar Internasional. Saran dan implikasi dari penelitian ini adalah Indonesia sebaiknya dapat memanfaatkan peluangnya dalam menentukan harga jual ikan sidat beku serta meningkatkan pangsa pasarnya di Pasar China dan Pasar Internasional. Selain itu, Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan Malaysia, Denmark, Pakistan, dan India untuk memanfaatkan kondisi pasar yang saling melengkapi (komplementer). Indonesia harus mewaspadai negara-negara pesaing seperti China, India, Amerika Serikat, dan Thailand dan mengejar ketertinggalan Indonesia utamanya dari segi teknologi. Ekspor ikan sidat beku dapat didiversifikasikan dalam bentuk ikan sidat segar dan hidup atau olahan, agar nilainya meningkat. Bagi penelitian selanjutnya, dapat mengeksplorasi potensi dan daya saing ekspor ikan sidat dalam bentuk segar, hidup, dan juga olahan. Agar dapat memberikan gambaran komperhensif mengenai strategi ekspor yang optimal, serta bentuk diversifikasi ekspor mana yang lebih baik dimaksimalkan potensinya.

Indonesia as a maritime country controls an area dominated by sea, so Indonesia's natural wealth is also mostly found in the fisheries sector. Indonesia is the second largest fish catch producer in the world. Eel is one type of fish that can be found in Indonesia. Indonesia has 9 species of eel out of the 19 species worldwide. Eel is one type of fish that has a good business opportunity because the economic value it has is very high. Although domestic consumption of eels is still minimal, eel is very popular in East Asian countries. This leads to excellent export opportunities for eels in the international market, especially in East Asian countries.Competition among countries exporting frozen eel in the international market is fierce. Although Indonesia is one of the main exporters of eel fish in the international market, in reality Indonesia has not been able to control half of the frozen eel fish market in international trade. This is a challenge for Indonesia to maintain its position as a dominating exporter. Competition among exporting countries forms a market structure that can affect the price formation of eel commodities. Based on the explanation that has been explained previously, the objectives of the study are; (1) to analyze the market structure of Indonesian frozen eel in the Chinese market, (2) to identify factors that affect the demand share of Indonesian frozen eel in the Chinese Market and International Market, (3) to analyze the competition of Indonesian frozen eel with other exporting countries in the Chinese Market and International Market. This research was conducted using secondary data. The process of collecting and processing data was carried out from July to October 2024. Data sources were obtained from several sources, including Trade Map with HS code 030326 (Frozen eels) for quantity data (kilograms), value data (US$), Exchange Rates UK and Trading Economics for real exchange rate data, and National Bureau of Statistics of China for importer country GDP data (China). The type of data used in this study is panel data. Time series data in this study in the form of monthly data for the international market and quarterly data for the Chinese market in the period 2012 - 2023. Cross-section data from Indonesia's comparator countries in the International Market are China, India, Malaysia, Denmark, the United States, and the Netherlands. The cross-section data from Indonesia's comparator countries in the Chinese Market are Malaysia, India, Thailand, and Pakistan. Meanwhile, to see the competitive market structure, the countries that will be used as a comparison for Indonesia are active countries exporting frozen eel in the international market. The number of panel data processed for the International Market is 1,008 data, while the panel data processed for the Chinese Market is 240 data. The results of this study show that Indonesia has held a dominant role in frozen eel exports in the international market since 2015. Indonesia shows a positive trend in the international market, as seen from the significant growth from 2015-2020. On the one hand, the demand reflected from frozen eel fish importing countries in the nternational market, shows that China absorbs >30% of frozen eel fish exports in the international market, so China is a potential market for all frozen eel fish exporters in the international market. Based on the calculation of HHI and CR values, it is known that the frozen eel fish export industry in China is classified into a tight oligopoly market structure. The AIDS model analyzed in this study is used to analyze the factors that affect the demand for Indonesian frozen eel imports in the Chinese Market. The results of the analysis show that the factors affecting the demand for frozen eel from Indonesia in the Chinese Market are the price of frozen eel from Indonesia, the price of frozen eel from the rest of the world, the exchange rate, and the GDP of the importing country. Indonesia competes with China, India, the United States, the Netherlands, Germany, and Sweden in the International Market. Meanwhile the factors that affect the demand for Indonesian frozen eel in the International Market are the price of Indonesian frozen eel, the price of Denmark frozen eel, and the price of the rest of the world frozen eel. In the Chinese market, Indonesia is identified as competing with Pakistan and Thailand in frozen eel exports. Indonesia's frozen eel products are classified as normal goods but are inelastic, so they tend to be insensitive to price changes. Indonesia is the second most benefited country when there is an increase in import expenditure by China. In the International Market, Indonesia is indicated to compete with China, India, the United States, and Netherlands, in the export of frozen eel. Indonesia's frozen eel products are classified as normal goods but are inelastic, so they tend not to be price-sensitive. Overall, in the international market, Indonesia is the third most favored country when there is import expenditure from frozen eel importing countries in the international market. The results of this study indicate that Indonesia has the potential to benefit from its competitive advantages in determining the selling price of frozen eel fish, thereby increasing its market share in both the Chinese and International markets. Furthermore, Indonesia can collaborate with Malaysia, Denmark, Pakistan, and India to take advantage of complementary market conditions. However, it is crucial for Indonesia to be mindful of competing countries such as China, India, the United States, and Thailand, particularly in terms of technological advancement. Diversification of exports in the form of fresh, live, and processed eel fish is recommended to enhance their overall value. Further research is advised to explore the potential and competitiveness of eel exports in fresh, live, and processed forms, with the aim of providing a comprehensive understanding of the most effective export strategy and the most advantageous form of export diversification to maximise potential.