Produksi dan Kualitas Minyak Nilam pada Intensitas Cahaya Rendah dengan Beberapa Umur Panen di Dataran Rendah
Date
2025Author
Riti, Dominggus Ngongo
Kurniawati, Ani
Nurcholis, Waras
Metadata
Show full item recordAbstract
Minyak atsiri tanaman nilam umumnya dikenal dengan nama dagang Patchouli Oil dan diperdagangkan di pasar internasional. Penggunaannya adalah sebagai fiksatif dalam industri parfum dan merupakan salah satu campuran dalam pembuatan produk kosmetik. Tingkat alkohol nilam merupakan salah satu hal yang menentukan kualitas minyak esensial nilam. Pertumbuhan tanaman nilam yang baik dapat mendukung produksinya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Penggunaan lahan dengan kondisi intensitas cahaya rendah di daerah dataran rendah merupakan potensi pengembangan tanaman nilam. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi, tanaman nilam dibudidayakan di bawah naungan di dataran rendah, dan waktu panen. Upaya ini perlu dilakukan untuk menganalisis pengaruh kedua faktor ini terhadap karakteristik fisiologis dan agronominya sebagai upaya menjadikan nilam sebagai komponen dalam agroforestri atau tumpangsari.
Penelitian dilakukan di Kebun Pendidikan Cikabayan-IPB pada titik koordinat 6°33'05.3" S 106º42'55.9" E, Bogor, pada Agustus 2023 dan berakhir pada Februari 2024. Bahan yang digunakan adalah bibit tanaman nilam Aceh dari varietas sidikalang (Pogostemon cablin Benth), paranet 55% dan paranet 75%. Alat yang digunakan adalah alat budidaya pertanian, gunting pemangkas, timbangan digital, alat destilasi, kamera. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dalam perlakuan plot bersarang (Nested design) dengan faktor pertama adalah naungan dan faktor kedua adalah umur panen. Ada tiga tingkat naungan sebagai plot utama, yaitu: tanpa naungan, naungan paranet 55%, dan naungan paranet 75%. Ada tiga tingkat umur panen, yaitu: 4 bulan setelah tanam (BST), 5 BST, dan 6 BST. Percobaan diulang 4 kali, sehingga ada 36 unit percobaan. Satu unit percobaan terdiri dari satu petak berukuran 12 m2, dengan total 20 tanaman per unit percobaan.
Hasil penelitian menunjukkan naungan memiliki efek nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang sekunder, jumlah daun, dan tanaman naungan 75% memiliki kandungan pigmen yang lebih tinggi dari naungan 55% dan tanpa naungan. Umur panen 5 dan 6 BST berpengaruh lebih tinggi terhadap bobot basah, bobot kering, bobot minyak, dan rendemen. Tingkat naungan hingga 75% menghasilkan produksi biomassa yang lebih tinggi serta rendemen minyak sebesar 1,57%. Umur panen 6 BST juga menghasilkan biomassa yang lebih tinggi serta rendemen minyak hingga 2.15%. Pada penelitian ini kadar Patchouli alcohol minyak yang dihasilkan adalah 23,17-25.49%.
Collections
- MT - Agriculture [3846]