Simulasi Karakteristik Atmosfer Menggunakan Model WRF-ARW (Studi Kasus: Kebakaran Lahan di Kabupaten Ketapang Tahun 2023).
Date
2025Author
Salsabila, Syahla
Hidayat, Rahmat
Noor, Agung Baruna Setiawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sering mengalami kebakaran hutan dan lahan, dengan luas lahan terbakar pada 2023 mencapai 111.848,43 ha. Kabupaten Ketapang mencatatkan area terbakar terbesar, yaitu 43.561,91 ha di tahun yang sama. Kabut asap dari kebakaran hutan dapat mencapai lapisan atmosfer atas sehingga memengaruhi sifat dan kestabilan atmosfer. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi model WRF untuk menganalisis karakteristik atmosfer selama kebakaran lahan di Kabupaten Ketapang pada Juni- Agustus 2023. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kombinasi simulasi WRF-sim01 memiliki performa baik dengan nilai RMSE (1,61°C dan 9,48 %) dan MAE (1,26°C dan 1,27%) pada suhu udara dan kelembaban relatifnya yang rendah. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penurunan LBA berhubungan dengan peningkatan jumlah hotspot. Pelepasan panas dan residu kebakaran juga mempengaruhi profil vertikal suhu udara, suhu potensial, dan kelembapan spesifik atmosfer di area kebakaran. West Kalimantan is one of the provinces in Indonesia that frequently experiences forest and land fires, with a total burned area in 2023 reaching 111,848.43 hectares. Ketapang Regency recorded the largest burned area, amounting to 43,561.91 hectares in the same year. The haze of fires can reach the upper layers of the atmosphere, affecting atmospheric profiles and stability. This study aims to evaluate the WRF model and analyze atmospheric characteristics during land fires in Ketapang Regency from June to August 2023. The evaluation results indicate that the WRF-simulation-1 simulation combination performed well, with low RMSE (1,61 °C and 9,48 %) and MAE (1,26°C and 1,27%) values of air temperature and relative humidity. The simulation results show that a decrease in LBA is associated with an increase in the number of hotspots. Heat release and fire residues also influence the vertical profiles of air temperature, potential temperature, and specific humidity in the fire-affected areas.