Pergerakan Dan Wilayah Jelajah Kura- Kura Moncong Babi Di Sungai Kao, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.
Date
2025Author
Sawaki, Morgan Wayne Luther
Kusrini, Mirza Dikari
Prasetyo, Lilik Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta Ramsay 1886)
merupakan salah satu jenis kura-kura air tawar yang memiliki sebaran yang
terbatas pada Papua bagian Selatan, Papua New Guinea, dan Australia Utara.
Populasi kura-kura moncong babi berada di bawah tekanan yang semakin
meningkat karena degradasi habitat, perubahan iklim, dan pemanfaatan oleh
manusia yang berlebihan. Ancaman-ancaman ini menggarisbawahi pentingnya
akan perlu upaya konservasi. Salah satu informasi yang diperlukan agar strategi
konservasi dapat berjalan dengan efektif adalah informasi mengenai pergerakan
kura-kura moncong babi di alam yang masih minim di Indonesia. Metode GPS
tracking termasuk metode yang efektif untuk digunakan dalam penelitian
pergerakan namun penggunaan GPS tracking masih termasuk metode yang relatif
mahal.
Latar belakang tersebut kemudian menjadi alasan dilaksanakannya
penelitian dengan tujuan untuk 1) mengembangkan alat pelacak yang hemat biaya
yang menggabungkan pencatat GPS dengan LoRA (Long Range) untuk
memenuhi kebutuhan spesifik studi pergerakan kura-kura moncong babi di masa
depan, 2) mengukur pergerakan harian kura-kura moncong babi di Sungai Kao, 3)
mengukur luas wilayah jelajah harian kura-kura moncong babi di Sungai Kao.
Penelitian terbagi menjadi dua bagian; 1) penelitian pembuatan dan pengujian alat
tracking, 2) penelitian pergerakan harian dan wilayah jelajah kura-kura moncong
babi di Sungai Kao, Boven Digoel, Papua selatan. Penelitian pembuatan dan
pengujian alat tracking dilakukan secara experimental design, sedangkan
penelitian pergerakan harian dan wilayah jelajah dilaksanakan observasi langsung
dilapangan dengan menggunakan metode GPS LoRA tracking.
Pembuatan alat yang dibuat merupakan gabungan antara GPS dan modul
LoRA. Biaya yang digunakan dalam pembuatan alat tracking relatif murah dan
rendah biaya yakni dengan total biaya Rp.1.950.000 untuk per satuan alat. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa alat tracking yang dibuat dapat mengirimkan data
dan merekam data dengan baik. Pada penelitian pergerakan harian dan wilayah
jelajah sebanyak 6 ekor C. insculpta dewasa (1 jantan dan 5 betina) digunakan,
sampel diambil di alam liar, pengamatan dilakukan masing-masing selama 4 hari
Hasil penelitian pergerakan harian dan wilayah jelajah menunjukkan bahwa
jumlah pergerakan harian kura-kura moncong babi di Sungai Kao berkisar antara
84,95 m-648,77 m. Estimasi daerah jelajah harian menggunakan Minimum convex
polygon (MCP) berkisar antara 12,76 Ha-24,59 Ha, dengan nilai rata-rata 18,03
Ha. Estimasi wilayah jelajah harian menggunakan Kernel density 50% berkisar
antara 1,56 Ha-17,09 Ha dan Kernel density 95% berkisar antara 2,99 Ha-23,88
Ha. Hasil analisis hot spot menunjukkan pergerakan kura-kura moncong babi di
Sungai Kao adalah 76,16 Ha dan pergerakan kura-kura berada di sekitar gumuk
pasir, semak belukar, hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, dan
kebun campuran. The pig-nosed turtle (Carettochelys insculpta Ramsay 1886) is a freshwater
turtle species with a distribution limited to southern Papua, Papua New Guinea,
and northern Australia. Pig-nosed turtle populations are under increasing pressure
due to habitat degradation, climate change, and human overutilization. These
threats underscore the importance of conservation efforts. One crucial piece of
information needed for effective conservation strategies is data on the movements
of pig-nosed turtles in the wild. Knowledge and information on the movement of
pig-nosed turtles can be obtained using GPS tracking methods. Although GPS
tracking is an effective method for studying movement, it remains relatively
expensive.
This background led to the research with the following objectives: 1) to
develop a cost-effective tracking device that combines GPS logging with LoRA
(Long Range) to meet the specific needs of future pig-nosed turtle movement
studies, 2) to measure the daily movements of pig-nosed turtles in the Kao River,
and 3) to measure the daily home range of pig-nosed turtles in the Kao River. The
research was divided into two parts: 1) the development and testing of tracking
devices, and 2) the study of daily movement and home range of pig-nosed turtles
in the Kao River, Boven Digoel, southern Papua. The development and testing of
tracking devices were conducted using an experimental design, while the daily
movement and home range study were carried out through direct field
observations using the GPS LoRA tracking method.
The tracking device was a combination of GPS and LoRA modules. The
cost of making the tracking device was relatively low, with a total cost of
Rp.1,950,000 per unit. Testing results showed that the tracking device could
transmit and record data effectively. In the study of daily movement and home
range, six adult C. insculpta (one male and five females) were used. Samples were
taken from the wild, and observations were conducted for four days each. The
study results showed that daily movement distance of the pig-nosed turtle in the
Kao River ranges from 84.95 m to 648,77 m. The daily home ranges estimated
using the Minimum Convex Polygon (MCP) method ranges from 12.76 Ha to
24,59 Ha, with an average value of 18,03 Ha. The daily home ranges estimated
using 50% Kernel Density ranges from 1,56 Ha to 17,09 Ha, and 95% Kernel
Density ranges from 2,99 Ha to 23,88 Ha. Hot spot analysis results indicate that
the movement area of the pig-nosed turtle in the Kao River is 76,16 Ha, with
movement occurring around sand dunes, shrublands, primary dryland forest,
secondary dryland forest and mixed farming.
Collections
- MT - Forestry [1444]