Show simple item record

dc.contributor.advisorHidayat, Nia Kurniawati
dc.contributor.advisorAmanda, Dea
dc.contributor.authorDANENDRA, DAFFA IBRA
dc.date.accessioned2025-02-24T06:05:53Z
dc.date.available2025-02-24T06:05:53Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161315
dc.description.abstractPerjanjian perdagangan bebas (FTA) semakin berkembang di tiap wilayah khususnya negara ASEAN. Secara eksternal terdapat enam FTA yang berjalan di ASEAN dengan 10 negara anggota ASEAN dan lima negara mitra sebagai ASEAN+6. Kakao merupakan salah satu komoditas pertanian tropis yang cenderung melakukan perdagangan intra-industri. Mentega kakao memiliki potensi pangsa pasar terbesar di kawasan ASEAN+6, yang berkontribusi terhadap integrasi perdagangan dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk perjanjian, integrasi perdagangan, serta efek perdagangan di kawasan ASEAN+6. Analisis dilakukan dengan deskriptif kualitatif, Indeks Intra Industry Trade (IIT), dan regresi data panel dengan Poisson Pseudo Maximum Likelihood (PPML) yang diinterpretasikan melalui efek perdagangan. Hasil menunjukkan perjanjian perdagangan ASEAN+6 yang diantaranya AFTA, ACFTA, AIFTA, AKFTA, AANZFTA, dan AJCEP menurunkan kebijakan tarif yang umumnya 20 persen menjadi 0 hingga lima persen dan non-tarif yang lebih ketat setelah diberlakukan Kawasan ASEAN+6. Melalui skema FTA, nilai intra industri mentega kakao Indonesia umumnya tergolong lemah karena dominasi perdagangan satu arah. Estimasi data panel perdagangan mentega kakao Indonesia di Kawasan ASEAN+6 menunjukkan efek trade creation pada arus ekspor dan impor dengan variabel PDB riil negara mitra, nilai tukar, border, dan landlocked yang signifikan. Berdasarkan kondisi tersebut, Indonesia perlu memperhatikan peluang dan tantangan untuk diversifikasi pasar di Kawasan ASEAN+6.
dc.description.abstractFree trade agreements (FTAs) are expanding, especially in ASEAN. Externally, six FTAs operate within ASEAN+6, involving 10 ASEAN members and five partner countries. Cocoa is a key tropical commodity in intra-industry trade, with cocoa butter having the largest market potential in ASEAN+6, contributing to trade and economic integration. This study analyzes agreements, trade integration, and trade effects in ASEAN+6 using qualitative descriptive analysis, the Intra-Industry Trade (IIT) Index, and panel data regression with the Poisson Pseudo Maximum Likelihood (PPML) method. The results show that ASEAN+6 FTAs, including AFTA, ACFTA, AIFTA, AKFTA, AANZFTA, and AJCEP, have reduced tariffs from 20 percent to 0–5 percent, while non-tariff measures have become stricter. Under the FTA framework, Indonesia’s intra-industry trade in cocoa butter remains weak due to one-way trade dominance. Panel data estimation reveals trade creation effects in exports and imports, significantly influenced by partner countries’ real GDP, exchange rates, border effects, and landlocked conditions. Given these circumstances, Indonesia must consider both opportunities and challenges to diversify its market within ASEAN+6.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Kerjasama ASEAN+6 terhadap Perdagangan Produk Mentega Kakao Indonesiaid
dc.title.alternativeThe Influence of ASEAN+6 Cooperation on Indonesian Cocoa Butter Trade
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordefek perdaganganid
dc.subject.keywordintegrasi perdaganganid
dc.subject.keywordintegrasi ekonomiid
dc.subject.keywordkreasi perdaganganid
dc.subject.keywordperdagangan bebasid


Files in this item

No Thumbnail [100%x80]
No Thumbnail [100%x80]
No Thumbnail [100%x80]

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record