Analisis Kelembagaan Rumah Panggung dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Mitigasi Bencana Longsor di Desa Bojongkoneng
Date
2025Author
Putri Sulistiyanto, Adinda Rizki
Putri, Eka Intan Kumala
Metadata
Show full item recordAbstract
Desa Bojongkoneng merupakan salah satu desa di Kabupaten Bogor dengan risiko bencana tanah longsor yang tinggi karena letak geografisnya seringkali menyebabkan pergerakan tanah. Tingginya risiko bencana longsor dapat dikurangi dengan mitigasi bencana melalui rumah panggung. Penelitian ini bertujuan: (1) mengidentifikasi karakteristik bencana longsor dan rumah panggung; (2) menganalisis kelembagaan dalam mitigasi bencana longsor; (3) menganalisis faktor- faktor yang memengaruhi minat masyarakat dalam penggunaan rumah panggung sebagai mitigasi bencana longsor; dan (4) menyusun strategi kebijakan terkait kelembagaan dalam mitigasi bencana. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan model etnografi, deskriptif kualitatif dengan social- ecological systems framework, analisis regresi linier berganda, dan stakeholder analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) rumah panggung tidak mengalami kerusakan berarti ketika terjadi bencana tanah longsor berupa pergerakan tanah karena desain struktur rumahnya yang lebih kuat; (2) kelembagaan mitigasi bencana longsor menghadapi tantangan berupa keterbatasan sumber daya, rendahnya kesadaran masyarakat, dan kurangnya koordinasi antaraktor; (3) variabel pengetahuan, persepsi, dan kepercayaan berpengaruh positif terhadap minat masyarakat menggunakan rumah panggung, dengan R-sq 33,38 persen dan 66,62 persen sisanya dijelaskan oleh variabel tak terukur lainnya; dan (4) stakeholder utama yang memengaruhi minat masyarakat adalah Kecamatan Babakan Madang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, serta Pemerintah Desa Bojongkoneng. Bojongkoneng Village is one of the villages in Bogor Regency with a high risk of landslides because its geographical location often causes landslides. The high risk of landslides can be reduced by disaster mitigation through stilt houses. This objectives of this research are: (1) to identify the characteristics of landslides and stilt houses; (2) to analyze institutions in landslide disaster mitigation; (3) to analyze factors that influence community interest in using stilt houses as landslide disaster mitigation; and (4) to develop policy strategies related to institutions in disaster mitigation. The methods used were qualitative descriptive with an ethnographic model, qualitative descriptive with a social-ecological systems framework, multiple linear regression analysis, and stakeholder analysis. The results showed that: (1) stilt houses do not experience significant damage when landslides occur in the form of landslides because the design of the house structure is stronger; (2) landslide disaster mitigation institutions face significant challenges in terms of limited resources, low public awareness, and lack of coordination between actors; (3) the variables of knowledge, perception, and trust have a positive influence on the public's interest in using stilt houses, with an R-sq of 33,38 percent and the remaining 66,62 percent is explained by other unmeasured variables; and (4) the main stakeholders influencing public interest are Babakan Madang District, the Bogor Regency Culture and Tourism Office, and the Bojongkoneng Village Government.