Pengembangan Biosurfaktan Berbasis PV A-Nanolignin dari Daun Tebu
Date
2025Author
Karimah, Azizatul
Wistara, I Ny. Jaya
Fatriasari, Widya
Metadata
Show full item recordAbstract
Karakterisasi lignin terisolasi dan pemanfaatan nanoteknologi untuk menghasilkan
nanolignin sebagai bahan fungsional masih sangat relevan untuk dieksplorasi.
Heterogenitas lignin terisolasi dipengaruhi oleh metode isolasi, jenis tumbuhan dan
lingkungan tempat tumbuh. Penelitian ini berfokus pada karakterisasi lignin hasil
isolasi daun tebu dengan metode alkali dan milled wood lignin (MWL). Dalam
penelitian ini dilakukan evaluasi perlakuan alkali dengan pemanasan microwave
(Lignin-A) dan autoclave (Lignin-B). Kedua lignin alkali diperoleh dari presipitasi
lindi hitam praperlakuan alkali (larutan NaOH) dengan larutan HCl. Untuk
meningkatkan efisiensi proses isolasi lignin, daun tebu diberi praperlakuan asam
maleat dengan iradiasi microwave dan sakarifikasi dengan enzim selulase. Daun
tebu hasil praperlakuan asam dan sakarifikasi (DT-ASak) kemudian diisolasi
dengan pelarut 1,4-dioksan untuk menghasilkan lignin sakarifikasi asam (Lignin C). Lignin-D diisolasi dari daun tebu tanpa praperlakuan dengan pelarut 1,4-
dioksan sebagai pembanding Lignin-C. Mempertimbangkan ukuran partikel lignin
yang besar dapat menjadi kendala dalam valorisasi lignin menjadi material
fungsional, dalam penelitian ini lignin dipreparasi lebih lanjut menjadi nanolignin
melalui proses dialisis self-assembly menggunakan pelarut THF:etanol (1:1).
Molekul lignin akan membentuk partikel nanolignin dengan pemutusan ikatan
intermolekul lignin dan pembentukan ikatan kovalen antar unit fenilpropana
molekul lignin. Larutan nanolignin heterogenous selanjutnya disintesis menjadi
biosurfaktan dengan PVA, asam oksalat (agen taut silang) dan 1-metil imidazol
(katalis). Pemanasan microwave pada metode alkali mengurai banyak ikatan
ß-O-4 sehingga rendemen isolasi lignin meningkat. Lignin-B memiliki struktur
yang rapat dengan gugus fenolik terkonjuasi dan non-konjugasi, nilai ASL dan rasio
S/G yang rendah. Perlakuan DT-ASak sebelum proses isolasi lignin mempengaruhi
struktur daun tebu dan meningkatkan aksesibilitas lignin. Selain itu, perlakuan awal
ini dapat mengurangi sisa karbohidrat sehingga meningkatkan kemurnian lignin.
Lignin-C memiliki struktur gugus fenolik tak terkonjugasi dengan ikatan ß-O-4
dan kandungan siringil yang tinggi, serta stabilitas termal dan berat molekul rendah.
Nanolignin-B dan nanolignin-C yang diperoleh berbentuk partikel bulat dan lebih
seragam dengan ukuran partikel dibawah 100 nm. Spektra FTIR menunjukkan
adanya puncak regangan tekuk 1,4-disubstitusi C-H yang mengindikasikan Bio
NL-B dan Bio NL-C berhasil disintesis menjadi biosurfaktan dengan metode
grafting. Bio NL-B berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai aditif hidrolisis selulosa
yang relatif murah dan aplikatif untuk skala besar. Selanjutnya, Bio NL-C juga
dapat digunakan sebagai material fungsional yang berkelanjutan dan mendukung
prinsip “kimia hijau”.
Collections
- MT - Forestry [1444]