dc.description.abstract | Ganoderma boninense merupakan cendawan patogen yang menyebabkan
penyakit busuk pangkal batang (BPB) pada kelapa sawit. BPB telah menyebar luas
di sentra produksi kelapa sawit Indonesia dan mengakibatkan penurunan produksi
kelapa sawit. Beberapa upaya pengendalian BPB yang telah dilakukan adalah kultur
teknis, seperti sanitasi sumber inokulum G. boninense, sistem penanaman hole in
hole, pembuatan parit isolasi, pembedahan dan pembumbunan tanaman terinfeksi,
namun infeksi G. boninense masih terjadi. Upaya pengendalian menggunakan
pestisida kimia menyebabkan pencemaran lingkungan, resistensi patogen sasaran,
resurgensi, dan akumulasi residu produk yang berbahaya di lingkungan. Upaya lain
adalah pengendalian hayati menggunakan agens hayati mikroba ramah lingkungan.
Optimalisasi potensi agens hayati mikroba dapat dilakukan dengan penggunaan
beberapa agens hayati berbeda yang kompatibel. Beberapa mikroba yang saling
kompatibel dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengendalian hayati.
Penelitian ini telah dilakukan di laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Tahapan penelitian mencakup isolasi Bacillus spp. dari tanah rizosfer kelapa sawit
di Jawa Barat, Bengkulu, Jambi, dan Riau. Isolat bakteri hasil isolasi dilakukan uji
keamanan hayati, sifat Gram, pengamatan morfologi, kompatibilitasnya dengan T.
asperellum dan T. yunnanense untuk mendapatkan isolat Bacillus spp potensial.
Isolat Bacillus spp. potensial dilakukan identifikasi molekuler, karakterisasi sebagai
agens hayati, karakterisasi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dan uji potensi
menekan pertumbuhan G. boninense.
Penelitian ini telah diperoleh 32 isolat bakteri terpilih berdasarkan uji
keamanan hayati, bersifat Gram positif dan memiliki morfologi seperti Bacillus
spp. Empat isolat Bacillus spp. potensial, yaitu A3_27, G1_20, K2_1, dan R2_83
diketahui bersifat kompatibel dengan T. asperellum dan T. yunnanense. Isolat
Bacillus spp. potensial memiliki bentuk morfologi berbeda. Koloni A3_27
berwarna putih keabuan, permukaan kering dan kasar, bentuk bulat, tepi
bergelombang, elevasi menonjol. Koloni G1_20 berwarna kuning, permukaan
kering kasar, bagian tengah halus dan menonjol, bentuk bulat, tepi bergelombang,
elevasi menonjol. Koloni K2_1 berwarna kuning, permukaan halus dan kosentrik,
bentuk oval, tepi halus, elevasi menonjol. Koloni R2_83 berwarna kuning keabuan,
permukaan kering kasar, bentuk tidak beraturan, tepi lobat, elevasi datar. Hasil
Basic Local Alignment Search Tools (BLAST) basa nukleotida gen 16S rRNA
menunjukkan bahwa isolat A3_27, G1_20, K2_1 dan R2_83 memiliki nilai
kemiripan 98,62% terhadap B. subtilis strain Bs24, 98,27% terhadap B. cereus
strain JY7, 99,65% terhadap B. thuringiensis strain NBAIR_Bt48, dan 98,18%
terhadap Bacillus sp. (in: Bacteria) strain KTP. Isolat Bacillus spp. potensial
memiliki aktvitas enzim hidrolitik, agens hayati, dan pemacu pertumbuhan
tanaman. Keempat isolat Bacillus spp. potensial memiliki aktivitas sebagai
penambat nitrogen, produksi IAA dan aktivitas pelarutan kalium hanya terjadi pada
B. thuringiensis K2_1. Aktivitas pelarutan fosfat tidak terjadi pada semua isolat
Bacillus spp. potensial. Hasil uji antagonis menunjukkan penghambatan tertinggi
terhadap G. boninense terjadi pada pengujian peracunan media yang mencapai
88,0% dan 90,8% oleh B. cereus G1_20 dan B. thuringiensis K2_1. Penghambatan
menyebabkan hifa G. boninense mengalami keabnormalan, yaitu mengecil,
melingkar, melengkung, dan melilit. | |