Formulasi Bumbu Mie Instan Sumber Zat Besi Dengan Penambahan Hati Ayam Dan Hati Sapi Untuk Remaja Putri
Abstract
Remaja putri memerlukan lebih banyak kebutuhan zat besi untuk mencegah
anemia. Sumber zat besi dalam pangan diantaranya hati ayam dan hati sapi, tetapi
pemanfaatannya belum optimal sehingga diperlukan inovasi produk menjadi
bumbu mie instan bubuk. Hal ini karena mie instan merupakan makanan populer di
berbagai kalangan, termasuk remaja putri. Penelitian ini bertujuan mengembangkan
bumbu mie instan dengan penambahan hati ayam dan hati sapi sebagai produk
sumber zat besi yang disukai panelis dengan kandungan fisikokimia dan kontribusi
zat gizi. Tahapan penelitian terdiri dari formulasi, evaluasi sensori, analisis
fisikokimia dan zat gizi, perhitungan kontribusi dan klaim gizi, serta biaya produksi.
Terdapat tiga formulasi bumbu mie instan dengan rasio hati ayam:hati sapi, yaitu
F1 (0:25), F2 (25:25), dan F3 (50:25). Hasil penelitian menunjukkan formula F2
lebih disukai panelis, memiliki kadar protein dan zat besi tertinggi sehingga
ditetapkan sebagai formula terpilih. Satu takaran saji (3 g) mengandung 15 kkal,
1,63 g, 0,67 g, 0,53 g, dan 0,42 mg zat besi yang telah memenuhi kontribusi sebesar
1% energi, 6% protein, 2% lemak, 1% karbohidrat, dan 7% zat besi kelompok
umum. Formula terpilih memenuhi klaim pangan tinggi protein dan tinggi zat besi
dengan harga jual yang lebih terjangkau dari produk komersial yaitu sekitar
Rp500,00. Adolescence girls require higher iron intake to prevent anemia. Food sources
of iron include chicken liver and beef liver, but their utilization remains suboptimal,
necessitating product innovation into powdered instant noodle seasoning. This is
because instant noodles are a popular food across various age groups, including
adolescent girls. This study aims to develop instant noodle seasoning enriched with
chicken and beef liver as an iron-rich product that appeals to panelists, with
favorable physicochemical properties and nutritional contributions. The research
stages include formulation, sensory evaluation, physicochemical and nutritional
analysis, calculation of nutritional contribution and claims, and production cost
analysis. Three seasoning formulations were tested with chicken liver:beef liver
ratios of F1 (0:25), F2 (25:25), and F3 (50:25). The results showed that formula F2
was preferred by panelists and had the highest protein and iron content, making it
the selected formula. One serving size (3 g) contains 15 kcal, 1.63 g protein, 0.67 g
fat, 0.53 g carbohydrate, and 0.42 mg iron, contributing 1% energy, 6% protein, 2%
fat, 1% carbohydrate, and 7% iron of general group needs. The selected formula
meets the claims for high-protein and high-iron food, with a more affordable selling
price of approximately Rp500.00 compared to commercial products.
Collections
- UT - Nutrition Science [3025]