Show simple item record

dc.contributor.authorKhomsan, Ali
dc.date.accessioned2025-01-29T09:49:43Z
dc.date.available2025-01-29T09:49:43Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/161072
dc.description.abstractJumlah anak jalanan menjelang Hari Raya Ied umumnya meningkat. Anak jalanan bukan merupakan fenomena Ramadhan, tetapi pada bulan-bulan lain pun jumlahnya cukup signifikan. Kota besar seperti Jakarta adalah magnit yang menarik penduduk perdesaan untuk berurbanisasi. Tanpa ketrampilan yang memadai, maka sebagian pendatang-pendatang ini akan mendorong lahirnya anak-anak jalanan. Hari Anak yang diperingati setiap bulan Juli berlalu tanpa hiruk pikuk tentang nasib anak jalanan. Bagaimana implementasi UUD 1945 bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara? Anak jalanan adalah potret belum berhasilnya kita mengatasi persoalan kemiskinan. Mereka yang hidup di jalanan rentan terhadap bahaya kriminal, seksual, dan sosial. Seharusnya seorang anak berada pada situasi rumah, sekolah atau lingkungan bermain yang mendukung perkembangan fisik, intelektual, dan psikososialnya. Namun, kondisi yang demikian ini tidak dipenuhi oleh kehidupan anak jalanan. Masa anak-anak yang mestinya dihiasi dengan keceriaan dan kemanjaan, digantikan dengan perjuangan mempertahankan hidup di jalanan. Fisik dan jiwa yang masih rentan, secara terpaksa harus berhadapan dengan dunia jalanan yang keras dan kejam. Sebagian anak jalanan sengaja meninggalkan rumah karena kekerasan rumah tangga, banyak di antara mereka yang berusia di bawah 15 tahun. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherDepartemen Gizi Masyarakat-FEMA, IPB Universityid
dc.titleMengetaskan Anak Jalanan Akibat Kemiskinanid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record