Pendugaan Lokasi Upwelling sebagai Daerah Penangkapan Ikan Potensial di Selatan Teluk Palabuhanratu
Date
2025Author
Rasyid, Rivaldi Abdul
Simbolon, Domu
Taurusman, Am Azbas
Metadata
Show full item recordAbstract
Nelayan yang beroperasi di perairan Selatan Teluk Palabuhanratu masih menggunakan metode tradisional dalam menentukan daerah penangkapan ikan, sehingga operasi penangkapan tidak efisien. Fenomena upwelling dapat dimanfaatkan untuk menduga daerah penangkapan ikan secara lebih akurat. Parameter oseanografi seperti suhu permukaan laut (SPL), klorofil-a, tinggi muka laut (TML), dan salinitas perairan dapat dijadikan sebagai indikator upwelling. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui sebaran parameter SPL, klorofil-a, TML, dan salinitas perairan; (2) menduga lokasi dan waktu terjadi upwelling di lokasi studi; (3) dan mengetahui hubungan atau pengaruh dari fenomena upwelling terhadap komposisi ikan hasil tangkapan di Selatan Teluk Palabuhanratu. Data yang digunakan, yaitu data logbook nelayan pancing tonda dan data sebaran SPL, klorofil-a, TML, dan salinitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SPL berkisar 24,21 – 29,56 °C, klorofil-a berkisar 0,07 – 0,76 mg/m3, TML berkisar 0,19 – 0,67 m, dan salinitas berkisar 32,91 – 34,49 PSU. Fenomena upwelling di Selatan Teluk Palabuhanratu terjadi pada bulan Juli hingga November dan banyak terjadi di kawasan yang mengarah ke pantai (onshore). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa fenomena upwelling memiliki hubungan yang sedang (r = 0,570) dengan produksi ikan hasil tangkapan dan fenomena upwelling juga memiliki hubungan atau pengaruh yang nyata (Fhitung > Ftabel) terhadap produksi ikan hasil tangkapan. Fishers operating in southern Palabuhanratu Bay still use traditional methods to determine fishing grounds, resulting in inefficient fishing operations. The upwelling phenomenon can be used to predict fishing grounds more accurately. Oceanographic parameters such as sea surface temperature (SST), chlorophyll-a, sea surface level (SSL), and water salinity can be used as upwelling indicators. Therefore, the objectives of this study are: (1) to know the distribution of SST, chlorophyll-a, SSL, and water salinity parameters; (2) to predict the location and time of upwelling at the study site; and (3) to know the relationship or influence of the upwelling phenomenon on the composition of fish caught in the southern waters of Palabuhanratu Bay. The data of fishing logbook of troll line and distribution of SST, chlorophyll-a, SSL, and salinity. The results of this study showed that SST ranged from 24.21 - 29.56 °C, chlorophyll-a of 0.07 - 0.76 mg/m3, SSL of 0.19 - 0.67 m, and salinity from 32.91 - 34.49 PSU. The phenomenon of upwelling in southern Palabuhanratu Bay occurs from July to November and mostly in the coastal area (onshore). The results of the regression analysis indicate that the upwelling phenomenon has a moderate relationship (r = 0.570) with the production of the catch, and the upwelling phenomenon also showed a significant relationship or influence (Fvalue > Ftable) on the production of the catch.