Keanekaragaman dan Komposisi Kumbang Moncong Kanopi dan Serasah Tanah Pada Empat Tipe Penggunaan Lahan di Jambi, Sumatra
Abstract
Alih fungsi lahan untuk kebutuhan pertanian, perkebunan, infrastruktur, dan pemukiman secara masif mengakibatkan turunnya luas tutupan kanopi hutan hujan tropis. Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi keberlangsungan hidup berbagai spesies, khususnya serangga. Kumbang moncong merupakan salah satu serangga yang banyak ditemukan di kawasan hutan. Kehadiran kumbang moncong di hutan saat ini terancam akibat adanya perubahan habitat khususnya di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konversi lahan hutan menjadi area perkebunan monokultur, terhadap keanekaragaman, dan struktur komposisi spesies kumbang moncong. Pengumpulan spesimen kumbang moncong dilakukan dengan dua metode, yaitu pengasapan (fogging) dan pengumpulan serasah (winkler), yang dilakukan di dalam dan di sekitar kawasan Hutan Harapan, Taman Nasional Bukit Duabelas dan Taman Hutan Harapan. Penelitian ini dilakukan pada empat tipe penggunaan lahan yang berbeda, yaitu hutan, semak belukar, perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit. Sebanyak 124 plot diamati, dengan masing-masing tipe penggunaan lahan terdiri dari 33 plot yang berukuran 50 x 50 meter. Secara keseluruhan, 2402 individu kumbang moncong yang terdiri dari 12 subfamili, 36 genus, dan 215 morfospesies berhasil dikoleksi. Tipe penggunaan lahan hutan memiliki kekayaan spesies tertinggi, diikuti dengan tipe penggunaan lahan semak belukar, perkebunan karet dan terendah pada perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan kelimpahan, tipe penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan lainnya karena adanya dominasi spesies Elaeidobius kamerunicus. Berdasarkan uji ANOVA, tipe penggunaan lahan secara signifikan memengaruhi kelimpahan (p = 5.023 × 10?6) dan kekayaan spesies (p < 2.2 × 10?¹6). Komposisi kumbang moncong juga dipengaruhi oleh tipe penggunaan lahan lahan (manyglm, Wald3,260 = 13, 737, p = 0,001), dengan tipe penggunaan lahan hutan memiliki kemiripan komposisi morfospesies dengan semak belukar, dan perkebunan karet akibat adanya subfamili Scolytinae dan sepuluh morfospesies yang ditemukan dalam jumlah yang banyak pada keempat tipe penggunaan lahan. Berdasarkan hasil yang ditemukan, pembukaan lahan hutan menjadi area perkebunan monokultur berpengaruh terhadap keanekaragaman spesies kumbang moncong di kawasan tersebut, sehingga perlu adanya upaya khusus yang dilakukan untuk mewujudkan keseimbangan ekosistem yang berkelanjutan. Land conversion for agriculture, plantations, infrastructure and settlements have a negative impact on biodiversity, especially insects. True weevils is one of the insects that are found in tropical forest areas. Their presence are now under threats due to habitat modification in many areas in Indonesia. This research aims to study the effect of forest conversion into monoculture plantation areas, on the diversity and community structure of true weevils. True weevils specimens were collected using two methods, canopy fogging and leaf-litter collection, within and surrounding Hutan Harapan, Taman Nasional Bukit Duabelas and Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi. The study was conducted on four different of land use type, including forests, shrubland, monoculture plantations of rubber and oil palm. A total of 124 plots were observed, with each land use type consisted of 33 plots, measuring 50 x 50 meters. Overall, 2402 individuals of true weevils, belonging to 12 subfamilies and 215 morphospecies were collected. Forest has the highest species richness, followed by shrubland and rubber plantation, lowest in oil palm plantation. However, in terms of abundance, oil palm was higher than other three land use types due to the dominance of Elaeidobius kamerunicus. Based on ANOVA test, different land use types significantly influenced weevil abundance (p = 5.023 × 10?6) and species richness (p < 2.2 × 10?¹6). Community composition of true weevil is also influenced by land use types (manyglm, Wald3,260 = 13, 737, p = 0,001), forest land use type has a similar morphospecies composition to shrubs and rubber plantations due to the presence of the subfamily Scolytinae and ten morphoscpecies that are found in large numbers across all four land use types. Based on the results, forest conversion into monoculture plantations affects the diversity of true weevils species in the area, Therefore, special efforts are required to achieve a sustainable ecosystem balance.
Collections
- UT - Plant Protection [2435]