Pertumbuhan dan Pembungaan Tanaman Alpukat (Persea americana Mill.) Muda pada Perlakuan Cekaman Kekeringan dan Strangulasi
Date
2025Author
Rumaisha, Azizah
Susanto, Slamet
Tirtawinata, Mohamad Reza
Metadata
Show full item recordAbstract
Fase juvenil yang panjang pada tanaman alpukat merupakan salah satu kendala dalam produksi buah alpukat sepanjang tahun. Diperlukan suatu metode budidaya yang dapat memodifikasi pertumbuhan dan pembungaan tanaman alpukat baik melalui modifikasi lingkungan atau perlakuan secara fisik. Perlakuan cekaman kekeringan telah banyak dilaporkan dalam mempersingkat fase juvenil dan mendukung transisi dari fase vegetatif menuju fase generatif pada beberapa tanaman. Selain itu, modifikasi pertumbuhan dan pembungaan tanaman dapat dilakukan dengan menghambat aliran fotosintat dari tajuk ke akar melalui perlakuan strangulasi. Penelitian terkait perlakuan cekaman kekeringan dan strangulasi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan pembungaan tanaman alpukat muda belum dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari respons pertumbuhan dan pembungaan tanaman alpukat muda terhadap cekaman kekeringan dan strangulasi. Penelitian terdiri dari dua percobaan, yaitu: 1). Pertumbuhan dan pembungaan tanaman alpukat muda pada kondisi cekaman kekeringan, dan 2). Pertumbuhan dan pembungaan tanaman alpukat muda dengan perlakuan strangulasi. Kedua percobaan disusun dengan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga taraf perlakuan. Taraf perlakuan pada percobaan 1 terdiri atas tanpa cekaman kekeringan sebagai kontrol, cekaman kekeringan 8 minggu, cekaman kekeringan selama 16 minggu, sedangkan pada percobaan 2 terdiri atas tanpa strangulasi sebagai kontrol, strangulasi 8 minggu, dan strangulasi 16 minggu. Setiap taraf perlakuan diulang sebanyak 10 kali sehingga diperoleh masing-masing 30 unit percobaan pada setiap perlakuan. Setiap unit percobaan terdiri dari satu tanaman, sehingga total tanaman yang diamati pada dua percobaan adalah 60 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan cekaman kekeringan selama 8 minggu tidak secara signifikan menurunkan jumlah daun, panjang cabang tersier, dan setelah dilakukan penyiraman rutin, tidak secara signifikan meningkatkan jumlah tunas vegetatif, namun satu dari sepuluh tanaman menghasilkan bunga. Perlakuan cekaman kekeringan selama 16 minggu secara signifikan menurunkan jumlah daun dan setelah dilakukan penyiraman rutin secara signifikan meningkatkan jumlah tunas vegetatif pada 16 dan 24 MSP, namun tidak menghasilkan bunga. Perlakuan strangulasi selama 8 dan 16 minggu tidak mempengaruhi jumlah daun, panjang cabang tersier, jumlah tunas vegetatif, dan menghasilkan bunga pada 22 MSP. Pada perlakuan strangulasi 8 minggu sebanyak 10% tanaman berbunga, sedangkan pada perlakuan strangulasi 16 minggu 40% tanaman berbunga. The prolonged juvenile phase in avocado plants poses a significant challenge for year-round fruit production. Therefore, it is necessary to develop cultivation methods that can modify growth and flowering through environmental or physical treatments. Drought stress treatment has been widely reported to shorten the juvenile phase and support the transition from the vegetative to the generative phase in several plant species. Additionally, growth and flowering can be modified by inhibiting the translocation of photosynthates from the canopy to the roots through strangulation treatment. However, studies on the effects of drought stress and strangulation on the growth and flowering of young avocado plants are scarce.
This research aimed to investigate the growth and flowering responses of young avocado plants to drought stress and strangulation treatments. The study consisted of two experiments: (1) Growth and flowering of young avocado plants under drought stress and (2) Growth and flowering of young avocado plants under strangulation treatment. Both experiments were arranged in a Completely Randomized Block Design (CRBD) with one factor and three treatment levels. In Experiment 1, the treatments were no drought stress as control, drought stress for 8 weeks, and drought stress for 16 weeks. In Experiment 2, the treatments were no strangulation as control, strangulation for 8 weeks, and strangulation for 16 weeks.
Each treatment was replicated 10 times, resulting in 30 experimental units per treatment, with each unit consisting of one plant. A total of 60 plants were observed across the two experiments. The results indicated that drought stress for 8 weeks did not significantly reduce the number of leaves or the length of tertiary branches. After resuming regular irrigation, it did not significantly increase the number of vegetative shoots, but one out of ten plants produced flowers. Drought stress for 16 weeks significantly reduced the number of leaves and significantly increased the number of vegetative shoots at 16 and 24 weeks after treatment (WAT) upon resumption of irrigation, but no flowers were produced. Strangulation for 8 and 16 weeks did not affect the number of leaves, tertiary branch length, or the number of vegetative shoots but induced flowering at 22 WAT. Strangulation for 8 weeks resulted in 10% of plants flowering, whereas strangulation for 16 weeks induced flowering in 40% of plants.
Collections
- MT - Agriculture [3840]