dc.contributor.advisor | Widiatmaka | |
dc.contributor.advisor | Pravitasari, Andrea Emma | |
dc.contributor.author | Isnaeni, Lina | |
dc.date.accessioned | 2025-01-23T08:55:06Z | |
dc.date.available | 2025-01-23T08:55:06Z | |
dc.date.issued | 2025 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160963 | |
dc.description.abstract | Luas perkebunan kopi di Kabupaten Kudus meningkat signifikan dari
500.79 ha pada tahun 2010 menjadi 686.93 ha pada tahun 2022. Meningkatnya
trend perluasan kopi ini cukup menggembirakan. Kajian kesesuaian lahan
diperlukan untuk memberikan pilihan lahan dan arahan perluasan lahan untuk kopi
dengan tingkat kesesuaian yang tinggi. Penelitian ini bertujuan menentukan potensi
lahan untuk kopi di Kabupaten Kudus. Potensi lahan dapat dilihat melalui analisis
ketersediaan lahan dan evaluasi kesesuaian lahan. Analisis ketersediaan lahan
ditentukan melalui overlay penggunaan lahan dan RTRW Kabupaten Kudus.
Kesesuaian lahan ditentukan menggunakan metode pengambilan keputusan kriteria
jamak berdasarkan pendapat pakar. Sumberdaya fisik lahan untuk penilaian
kesesuaian lahan adalah curah hujan, elevasi, lereng, jenis tanah, geologi,
kedalaman efektif, KTK, KB, drainase, dan jarak ke pasar. Potensi lahan untuk kopi
di Kabupaten Kudus terdiri atas lahan S1 tersedia bersyarat seluas 744 ha (1.66%),
S2 tersedia bersyarat seluas 250 ha (0.56%), S3 tersedia bersyarat seluas 1,717 ha
(3.84%), S1 tidak tersedia berdasarkan pola ruang namun disarankan dapat
digunakan seluas 1,356 ha (3.03%), S2 tidak tersedia berdasarkan pola ruang
namun disarankan dapat digunakan seluas 2,766 ha (6.18%), S3 tidak tersedia
berdasarkan pola ruang namun disarankan dapat digunakan seluas 1,693 ha (3.78%).
Lahan yang tidak disarankan untuk kopi seluas 36,218 ha (80.95%). | |
dc.description.abstract | The area of coffee plantations in Kudus Regency has seen a significant
increase over the years, from 500.79 ha in 2010 to 686.93 ha in 2022. This
increasing trend is seen as positive for the expansion of coffee production. To aid
in this expansion, a land suitability study has been conducted to identify appropriate
land options for coffee cultivation. The study examines land potential by analyzing
both land availability and land suitability. Land availability is determined by
overlaying land use and the Kudus District RTRW. Land suitability is evaluated
using a multi-criteria decision-making method based on expert opinions. Several
physical land resources used for land suitability in the assessment, such as rainfall,
elevation, slope, soil type, geology, effective depth, CEC, KB, drainage, and
distance to market. The study reveals that there are a potential 744 ha of
conditionally available S1 land, 250 ha of conditionally available S2 land, and 1,717
ha of conditionally available S3 land. Additionally, there are 1,356 ha of S1 land,
2,766 ha of S2 land, and 1,693 ha of S3 land that are not available based on the
spatial pattern, but are recommended for use. However, land not recommended for
coffee development is 36,218 ha (80.95%). | |
dc.description.sponsorship | | |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.title | Perencanaan Penggunaan Lahan untuk Komoditas Kopi di Kabupaten Kudus | id |
dc.title.alternative | Land Use Planning for Coffee Commodities in Kudus Regency | |
dc.type | Skripsi | |
dc.subject.keyword | Analytical Hierarchy Process (AHP) | id |
dc.subject.keyword | Land suitability | id |
dc.subject.keyword | kesesuaian lahan | id |
dc.subject.keyword | Land evaluation | id |
dc.subject.keyword | Spatial Multi Criteria Evaluation | id |
dc.subject.keyword | evaluasi lahan | id |