Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prevalensi Stunting pada Balita Di Jawa Barat
Abstract
Stunting pada balita merupakan masalah kesehatan serius di Jawa Barat, yang
berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan produktivitas
masa depan. Data menunjukkan prevalensi stunting di Jawa Barat pada tahun 2022
mencapai 20,2%, dengan target pemerintah untuk menurunkan angka ini menjadi
14% secara nasional pada tahun 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pola perubahan prevalensi stunting di kabupaten/kota Jawa Barat selama periode
2021–2023, mengidentifikasi faktor determinan yang signifikan memengaruhi
prevalensi stunting, dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk intervensi yang
lebih efektif.
Penelitian menggunakan data sekunder dari Kementerian Dalam Negeri yang
mencakup 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Analisis dilakukan menggunakan uji
normalitas one-sample Kolmogorov-Smirnov dan analisis regresi berganda. Dari
29 variabel yang diteliti, hasil analisis mengidentifikasi dua faktor yang secara
signifikan (p<0,05) mempengaruhi perubahan stunting, yaitu implementasi
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan cakupan imunisasi dasar lengkap.
Penurunan prevalensi stunting membutuhkan intervensi yang terintegrasi antara
gizi spesifik (misalnya asupan tablet tambah darah dan MPASI) dan gizi sensitif
(seperti sanitasi yang baik dan akses air bersih).
Temuan Penelitian menekankan pentingnya pendekatan multisektor dalam
mengatasi stunting, serta memaparkan kesenjangan sosial-ekonomi sebagai faktor
yang turut memengaruhi prevalensi stunting di berbagai daerah. Kesimpulan dari
penelitian antara lain dapat memberikan panduan bagi pemerintah daerah dalam
mengembangkan kebijakan yang lebih terintegrasi dan efektif untuk memerangi
stunting di Jawa Barat. Stunting among children under five is a serious health issue in West Java,
Stunting in children under five is a serious health issue in West Java, impacting
physical growth, cognitive development, and future productivity. Data shows that
the stunting prevalence in West Java reached 20.2% in 2022, with the government
targeting a reduction to 14% nationally by 2024.
This study aims to analyze the pattern of changes in stunting prevalence
across districts/cities in West Java during the 2021–2023 period, identify significant
determinants influencing stunting prevalence, and provide policy recommendations
for more effective interventions.The research utilized secondary data from the
Ministry of Home Affairs covering 27 districts/cities in West Java. Analyses were
conducted using the one-sample Kolmogorov-Smirnov normality test and multiple
regression analysis. Among 29 variables studied, the analysis identified two factors
significantly (p<0.05) influencing changes in stunting prevalence, namely the
implementation of Clean and Healthy Behavior (PHBS) and complete basic
immunization coverage. Reducing stunting prevalence requires integrated
interventions combining specific nutrition (such as iron supplement consumption
and complementary feeding practices) and sensitive nutrition (such as improved
sanitation and access to clean water).
The study's findings emphasize the importance of a multisectoral approach in
addressing stunting and highlight socioeconomic disparities as factors that also
affect stunting prevalence in various areas. The conclusions from this research can
guide local governments in developing more integrated and effective policies to
combat stunting in West Java.
Collections
- MT - Human Ecology [2270]