| dc.description.abstract | Gempa Cianjur yang terjadi pada November 2022 menimbulkan dampak psikologis baik secara negatif maupun positif dengan anak-anak sebagai salah satu golongan yang rentan terhadap dampak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang membentuk resiliensi anak korban bencana dengan melihat penerapan pengasuhan holistik, persepsi dukungan sosial serta kecerdasan emosional anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain explanatory research. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari hingga April 2024 dengan menggunakan kuesioner. Responden penelitian merupakan siswa kelas 4 sampai 6 SD yang tinggal di Desa Cijedil Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Spearman dan SEM. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa usia anak berhubungan dengan pengasuhan holistik, pendidikan ayah berhubungan dengan dukungan sosial dan resiliensi, serta pendapatan keluarga berhubungan dengan resiliensi. Terdapat korelasi yang positif signifikan antara pengasuhan holistik, dukungan sosial dan kecerdasan emosional dengan resiliensi anak korban gempa di Cianjur. Sedangkan hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap resiliensi adalah variabel pengasuhan holistik (ß = 0,41, p < 0,01) diikuti oleh variabel dukungan sosial (ß = 0,30, p < 0,01). Pada uji pengaruh antar variabel, pengaruh yang memiliki signifikansi terbesar adalah pengaruh pengasuhan holistik terhadap kecerdasan emosional anak (ß = 0,48, p < 0,01).
Implikasi dari penelitian ini mencakup pengembangan program dukungan bagi orang tua dalam memberikan pengasuhan holistik, seperti pelatihan, seminar, pusat dukungan keluarga, layanan konseling, dan integrasi pembelajaran kecerdasan emosional dalam kurikulum sekolah, serta penguatan infrastruktur pasca-bencana melalui pembangunan ruang bermain yang aman dan fasilitas kesehatan mental untuk memenuhi kebutuhan psikososial anak. Kolaborasi antar-lembaga, termasuk pemerintah, sekolah, lembaga masyarakat, dan organisasi lainnya, serta penguatan jaringan masyarakat melalui pembentukan organisasi lokal dan kelompok dukungan, sangat penting untuk mengimplementasikan kebijakan yang membangun resiliensi anak-anak pasca-bencana di Cianjur dan seluruh Indonesia. | |
