Show simple item record

dc.contributor.advisorRidwan, Yusuf
dc.contributor.advisorPurwono, Rini Madyastuti
dc.contributor.authorFudhola, Fadel Rizki
dc.date.accessioned2025-01-22T04:08:13Z
dc.date.available2025-01-22T04:08:13Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160890
dc.description.abstractAyam merupakan komoditas peternakan yang sangat penting sebagai sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Penyakit adalah salah satu permasalahan yang dapat menurunkan produktivitas dan kesehatan ayam. Ascaridiasis merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh Ascaridia galli yang dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan fungsi usus halus dalam menyerap sari-sari makanan. Pengobatan infeksi A. galli pada ayam dapat menggunakan sediaan anthelmintik untuk tujuan terapi namun, penggunaanya perlu memperhatikan kejadian resistansi. Kejadian resistansi Anthelmintik menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif, oleh sebab itu, penemuan anthelmintik baru sangat diperlukan sebagai alternatif pengobatan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang bertujuan untuk memformulasi dan menganalisis secara in vitro aktivitas anthelmintik bromelin dan vitamin C terhadap A. galli serta menganalisis secara in silico mekanisme kerja pada reseptor tubulin, fumarat reduktase, gamma aminobutyric acid (GABA) dan asetilkolinesterase. Manfaat penelitian ini sebagai potensi inovasi produk baru anthelmintik berbasis enzim dan vitamin C terstandar terhadap A. galli. Desain penelitian dibagi menjadi 3 kelompok yaitu NaCl sebagai kontrol negatif, Albendazole sebagai kontrol positif dan variasi konsentrasi formula bromelin+vitamin C untuk menganalisis pengaruh konsentrasi formula terhadap kematian cacing. Pengujian in vitro dilakukan dengan memasukkan A. galli dari usus ayam buras kedalam cawan petri yang berisi formula bromelin dan vitamin C 5%, 10%, 15% dan 20%, NaCl dan Albendazole. Analisis data menggunakan uji kruskan wallis dan uji mann whitney. Cacing yang mati kemudian diamati dengan mikroskop elektron untuk melihat kerusakan kutikula. Analisis secara in silico dilakukan pada reseptor tubulin kutikula, fumarat reduktase asetilkolinesterase dan GABA menggunakan software autodock vina, pymol, pyrex, chimera, discovery studio dan autodock tools. Hasil stabilitas fisik dan kimia formula bromelain dan vitamin C menunjukkan homogen, pH, warna, dan aroma tidak berubah selama penyimpanan 1 bulan. Pengujian in vitro menunjukkan hasil terbaik pada konsentrasi 20% dengan tingkat kematian 100% selama 4 jam. Pengamatan dengan mikroskop elektron SEM menunjukkan kerusakan kutikula cacing pada konsentrasi 20%. Analisis in silico menunjukkan peptida bromelin mampu berikatan dengan reseptor pada tubuh cacing dengan potensi ikatan yang stabil dan kuat pada ß-tubulin dan asetilkolineesterase. Simpulan penelitian menunjukkan konsentrasi 20% formula bromelin dan vitamin C berpotensi sebagai anthelmintik baru di masa depan dengan bekerja pada reseptor tubulin yang menyebabkan kerusakan kutikula. Kerusakan kutikula yang ditimbulkan dapat menjadi salah satu penyebab kematian cacing A. galli.
dc.description.sponsorshipDana Pribadi
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAktivitas Anthelmintik Formula Bromelin danVitamin C Terhadap Ascaridia galliid
dc.title.alternativeAnthelmintic Activity of Bromelain and Vitamin C Formula against Ascaridia galli.
dc.typeTesis
dc.subject.keywordAnthelmintik, Ascaridia galli, Bromelin, Vitamin Cid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record