Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Edi
dc.contributor.advisorSupijatno
dc.contributor.authorFatkhunnisa, Ratu
dc.date.accessioned2025-01-21T13:19:04Z
dc.date.available2025-01-21T13:19:04Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160884
dc.description.abstractProduksi kedelai di Indonesia mencapai 302 ribu ton pada tahun 2022. Kedelai merupakan sumber protein, minyak, karbohidrat, vitamin, dan mineral (kalium, fosfor, magnesium, belerang, kalsium, klorida, dan natrium). Pada umumnya, kandungan kalium pada biji kedelai lebih tinggi dibandingkan mineral lainnya. Akan tetapi, terdapat kondisi kesehatan tertentu yang membatasi konsumsi kalium seperti pada penderita ginjal. Penelitian yang dilakukan untuk menjawab permasalahan tersebut melalui dua tahap percobaan dan difokuskan pada evaluasi kadar hara dari beberapa varietas kedelai dan memberikan perbedaan dosis pupuk kalium. Penelitian pertama untuk mengetahui perbedaan kadar dan serapan hara kalium pada berbagai varietas kedelai. Penelitian kedua bertujuan untuk mengetahui respon morfologi dan fisiologi varietas kedelai rendah dan tinggi kalium terhadap pemberian perbedaan dosis pupuk kalium. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Januari-September 2024 di Kebun Percobaan Cikabayan IPB sebanyak dua percobaan. Percobaan pertama menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu varietas kedelai. Faktor ini terdiri dari 12 taraf, yaitu Deja 2, Dena 1, Denasa 1, Denasa 2, Dering 1, Dering 3, Devon 1, Devon 2, Grobogan, Slamet, Mallika, dan Anjasmoro. Percobaan kedua menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktorial. Faktor pertama adalah varietas kedelai (V) Dena 1 dan Denasa 1. Faktor kedua adalah dosis pupuk kalium (K) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu 0, 25, 50, 75, dan 100 kg.ha-1. Kadar nitrogen pada biji berkisar antara 5,55–6,75%, fosfor antara 0,14–0,45%, dan kalium antara 1,23–1,63%. Varietas dengan kadar kalium tertinggi adalah Denasa 1 (1,63%), sedangkan kadar kalium terendah dimiliki oleh Dena 1 (1,23%) sehingga kedua varietas tersebut yang diuji lebih lanjut untuk penelitian kedua. Varietas Slamet memiliki serapan kalium tertinggi, sedangkan varietas Anjasmoro memiliki serapan kalium terendah. Serapan hara dipengaruhi oleh total bobot biji pada setiap varietas. Dosis pupuk kalium 75 kg.ha?¹ menghasilkan tinggi tanaman tertinggi pada 8 MST (41,71 cm). Pada dosis pupuk kalium 75 kg.ha?¹, tanaman mulai berbunga dan pengisian polong cenderung lebih cepat yaitu 32,67 HST dan 53,17 HST dibandingkan dosis lainnya. Kadar unsur hara nitrogen, fosfor, kalium, dan magnesium tanaman cenderung menurun dari fase R6 ke R7. Kadar hara biji untuk nitrogen, kalium, dan magnesium meningkat pada fase R6 ke R7 untuk setiap fase tanaman kedelai. Sedangkan, kadar hara fase R7 ke R8 mengalami penurunan. Pola hubungan antara dosis pupuk kalium dan kadar kalium biji menunjukkan bahwa efektivitas kalium dipengaruhi oleh efisiensi serapan kalium, faktor genetik, dan faktor lingkungan. Penambahan pupuk kalium pada varietas tinggi kalium (Denasa 1) menurunkan kadar kalium dalam biji, sedangkan pada varietas rendah kalium (Dena 1) meningkatkan kadar kalium dalam biji. Penurunan kadar kalium biji berkorelasi positif dengan jumlah daun, laju fotosintesis, laju transpirasi, dan kadar kalium tanaman.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleMorfofisiologi dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.) dengan Perbedaan Dosis Pupuk Kaliumid
dc.title.alternative
dc.typeTesis
dc.subject.keyworddosis pupukid
dc.subject.keywordvarietasid
dc.subject.keywordfase pertumbuhanid
dc.subject.keywordproduksiid
dc.subject.keywordkadar haraid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record