Evaluasi Kualitas Air dan Kinerja Produksi Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei pada Tambak Tanah dan Tambak HDPE
Date
2025Author
Sifa, Zulfana Fikru
Nirmala, Kukuh
Hastuti, Yuni Puji
Supriyono, Eddy
Metadata
Show full item recordAbstract
Udang vaname merupakan komoditas unggulan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi. Produksi udang vaname mengalami peningkatan secara global,
karena banyak negara melakukan upaya peningkatan produksi termasuk di
Indonesia. Keberhasilan peningkatan produksi udang vaname bergantung pada
pengelolaan budidaya yang tepat, salah satunya penggunaan wadah budidaya.
Wadah budidaya tidak hanya berfungsi sebagai media tempat hidup udang, namun
berperan dalam pengendalian kualitas air dan limbah budidaya. Wadah budidaya
memainkan peran penting dalam meningkatkan keberhasilan dan efisiensi budidaya
udang, sehingga dapat mendukung produksi yang lebih tinggi dan berkelanjutan.
Berdasarkan kondisi tersebut, dibutuhkan pemilihaan jenis tambak yang tepat agar
dapat meningkatkan kinerja produksi udang vaname. Budidaya udang vaname di
Indonesia pada umumnya menggunakan tambak tanah. Namun seiring berjalannya
waktu, kualitas tanah mengalami penurunan, sehingga dibutuhkan alternatif lain
agar produktivitas budidaya tidak mengalami penurunan. Salah satu alternatifnya
adalah penggunaan high-density polyethylene (HDPE) sebagai pelapis tambak
untuk mencegah kontak antara tanah dan air budidaya. Perbandingan antara tambak
tanah dan tambak HDPE perlu dilakukan untuk menentukan jenis tambak terbaik
untuk budidaya udang vaname. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
pengaruh perbedaan tambak tanah dan HDPE terhadap kinerja produksi, faktor
kualitas air dan komponen utama faktor kualitas air serta mengidentifikasi faktor
kualitas air yang secara langsung mempengaruhi kinerja produksi udang.
Penelitian dilaksanakan di PT. Indonusa Yudha Perwita yang dimulai dari
tahun 2022 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan 3 tambak tanah dan 3 tambak
HDPE dengan ukuran masing-masing tambak ±2500 m2
dan rata-rata penebaran
sebanyak 95 ekor/m2
. Parameter pada penelitian ini yaitu parameter kualitas air dan
parameter kinerja produksi. Parameter kualitas air meliputi parameter fisika, kimia
yang terdiri dari salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut (DO), kecerahan, oxidation
reduction potensial (ORP), kesadahan, alkalinitas, total organic matter (TOM),
biological oxygen demand (BOD), total amonia nitrogen (TAN), nitrit, nitrat, fosfat,
serta parameter biologi meliputi fitoplankton dan bakteri yang terdiri dari total
vibrio count (TVC) dan total bacterial count (TBC). Parameter kinerja produksi
yang diamati pada penelitian ini meliputi produktivitas, biomassa, laju
pertumbuhan bobot harian (LPBH), tingkat kelangsungan hidup (TKH) dan rasio
konversi pakan (RKP). Hasil pengukuran kualitas air dan kinerja produksi dianalisis
secara deskriptif dalam bentuk grafik dan tabel kemudian dievaluasi secara statistik
menggunakan Uji T, PCA dan korelasi Pearson.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis tambak memberikan
pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap produktivitas, biomassa, TKH, LPBH dan
RKP. Berdasarkan pengukuran faktor kualitas air menunjukkan bahwa secara
umum tambak tanah dan tambak HDPE memiliki faktor kualitas air yang masih
berada pada kisaran baku mutu pertumbuhan udang. Perbedaan yang jelas terlihat
pada parameter TOM, TAN dan nitrit pada tambak HDPE yang melebihi kisaran
normal pada beberapa hari pemeliharaan. Meskipun parameter tersebut melebihi
baku mutu, namun ternyata tambak HDPE menghasilkan kinerja produksi yang
lebih tinggi dibandingkan tambak tanah. Oleh karena itu, parameter tersebut bukan
parameter pembatas utama. Kinerja produksi yang rendah pada tambak tanah
dipengaruhi oleh kelimpahan cyanophyta yang tinggi dan faktor kualitas tanah.
Cyanophyta dapat mengeluarkan toksin yang dapat menyebabkan mortalitas pada
udang. Selain itu, ORP tanah yang negatif dan kandungan sulfur (S) yang tinggi
akan menghasilkan senyawa toksik H2S yang dapat menyebabkan mortalitas pada
udang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tambak HDPE dapat
menghasilkan kinerja produksi yang lebih tinggi dibandingkan tambak tanah.
Tambak HDPE memiliki kualitas air yang lebih baik khususnya pada kelimpahan
cyanophyta dan tidak adanya kontak antara air dengan tanah dasar sehingga
mendukung kelangsungan hidup udang.
Collections
- MT - Fisheries [3053]