Penilaian Daur Hidup Aspek Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial Produk Olahan Ikan Bandeng
Abstract
Potensi sumberdaya perikanan air payau Kabupaten Pati berupa tambak dengan komoditas ikan bandeng memiliki angka produksi yang tinggi yaitu mencapai 28.343 ton per tahun merupakan ujung tombak dari perekonomian rakyat sekitar. Kecamatan Juwana merupakan penghasil ikan bandeng terbesar dan menjadi wilayah sentra industri pengolahan produk perikanan terbanyak yang ada di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Proses budidaya hingga produksi olahan bandeng memiliki peluang untuk menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap dampak-dampak tersebut dengan tujuan pengembangan peluang bisnis dan mencapai keberlanjutan. Mengingat akan pentingnya suatu keberlanjutan dalam rangka mengembangkan industri perikananan khususnya ikan bandeng, maka diperlukan analisis dengan metode Life cycle assessment (LCA), life cycle costing (LCC), dan social life cycle assessment (S-LCA) yang digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan, ekonomi dan sosial dari proses produksi olahan bandeng. Metode yang digunakan pada LCA, LCC, dan S-LCA mengacu pada kerangka kerja berdasarkan ISO 14040:2006 yang terdiri atas tahapan penentuan tujuan dan ruang lingkup, analisis inventori, analisis dampak, dan interpretasi hasil. Kajian diterapkan terhadap produksi bandeng tanpa duri yang merupakan produk dengan nilai produksi tertinggi pada setiap harinya dengan perspektif cradle to gate yaitu hanya fokus pada proses budidaya hingga tahap akhir produksi. Studi kasus dilakukan pada salah satu UMKM produsen produk olahan ikan bandeng yaitu UD Amanah dan tambak budidaya ikan bandeng di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis dampak pada aspek lingkungan, ekonomi dan sosial dari adanya kegiatan proses budidaya hingga produksi olahan ikan bandeng dan diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi perbaikan dalam upaya mengurangi dampak negatif pada setiap aspek untuk mewujudkan industri perikanan yang berkelanjutan.
Hasil analisis dampak lingkungan dengan unit fungsi 100 kg produk dalam kategori potensi pemanasan global (GWP100), potensi asidifikasi (AP) dan potensi eutrofikasi (EP) secara berurutan adalah 7,50E+01 kg CO2 eq; 3,19E-01 kg SO2 eq; dan 2,61E-01 kg PO43-eq. Kajian ekonomi mendapatkan hasil analisis yaitu jumlah total LCC untuk 100 kg produk sebesar Rp 4.915.230. Dimana alokasi biaya tertinggi yaitu pada biaya pengolahan mencapai 59,46% dari total LCC dengan nilai Rp 2.922.474. Pada kajian sosial didapatkan hotspot pada sub sistem budidaya yaitu kategori dampak kesehatan dan keselamatan pekerja serta konsumen, sedangkan pada sub sistem produksi yaitu kategori dampak kondisi kerja. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan yaitu subtitusi pupuk kimia dengan pupuk kandang, penerapan manajemen pakan, penggantian sumber energi listrik, program jaminan kesehatan untuk para pekerja, dan pengkajian ulang terkait upah pekerja dan manfaat sosial yang perlu didapatkan pekerja. The potential of brackish water fishery resources in Pati Regency in ponds with milkfish commodities has a high production rate of 28,343 tons per year. It is the spearhead of the economy of the surrounding community. Juwana District is the largest milkfish producer and the center of the largest fishery product processing industry in Pati Regency, Central Java. The cultivation process and the production of processed milkfish have the potential to cause positive and negative impacts on environmental, economic, and social aspects. Therefore, these impacts are analyzed to develop business opportunities and achieve sustainability. Given the importance of sustainability in developing the fisheries industry, especially milkfish, an analysis is required using environmental life cycle assessment (E-LCA), life cycle costing (LCC), and social life cycle assessment (S-LCA) which is used to evaluate the environmental, economic and social impacts of the milkfish processed production process. The methods used in E-LCA, LCC, and S-LCA refer to the framework based on ISO 14040:2006, which consists of determining objectives and scope, inventory analysis, impact analysis, and interpretation of results. The study was applied to producing boneless milkfish, a product with the highest production value daily, with a cradle-to-gate perspective, focusing only on the cultivation process until the final production stage. The case study was conducted on one of the UMKM producers of processed milkfish products, namely UD Amanah and milkfish cultivation ponds in Juwana District, Pati Regency. This study aims to calculate and analyze the impacts on environmental, economic, and social aspects of the cultivation process activities on the production of processed milkfish. It is expected to produce recommendations for improvement in efforts to reduce negative impacts on each aspect to realize a sustainable fisheries industry.
The results of the environmental impact analysis with a functional unit of 100 kg of product in the category of global warming potential (GWP100), acidification potential (AP), and eutrophication potential (EP) are sequentially 7.50E+01 kg CO2 eq; 3.19E-01 kg SO2 eq; and 2.61E-01 kg PO43-eq. The economic study obtained the analysis results: the total LCC for 100 kg of product of Rp 4,915,230. The highest cost allocation is in processing costs, reaching 59.46% of the total LCC with a value of Rp 2,922,474. In the social study, hotspots were found in the cultivation subsystem, namely the category of health and safety impacts on workers and consumers, while in the production subsystem, namely the category of working condition impacts. The proposed improvement recommendations are the substitution of chemical fertilizers with manure, implementation of feed management, replacement of electricity sources, health insurance programs for workers, and re-examination of workers' wages and social benefits that workers need.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2316]