Perbandingan Perencanaan Proyek Tradisional dengan Crystal Agile untuk Proyek Internet Banking Regulatory Overload
Date
2025Author
Siregar, Syifa Shabrina
Nurhadryani, Yani
Hermadi, Irman
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan teknologi memberikan perubahan ke beberapa aktivitas masyarakat salah satunya dalam perubahan operasional dan pengelolaan dalam bidang perbankan. Pertumbuhan internet banking di Indonesia sendiri mengalami pertumbuhan cepat dengan total transaksi internet banking di Indonesia sendiri mencapai Rp 3.642 triliun. Perkembangan internet banking memiliki beberapa tantangan, salah satunya adalah penyesuaian pada kondisi regulatory overload. Regulatory overload, atau beban regulasi yang berlebihan, terjadi ketika terdapat jumlah regulasi yang banyak, kompleks, dan sering berubah-ubah. Hal ini dapat membebani bank karena bank harus mengeluarkan sumber daya yang signifikan untuk mematuhi aturan tersebut. Dampaknya, inovasi dalam internet banking terhambat karena bank lebih fokus pada pemenuhan regulasi daripada mengembangkan fitur baru sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Agile development, khususnya Crystal Agile, menawarkan solusi dengan fleksibilitas dan kecepatannya. Crystal Agile menekankan komunikasi, kolaborasi, dan adaptasi, yang krusial dalam menghadapi perubahan kebutuhan dan regulasi. Penelitian ini mengusulkan metode perencanaan proyek yang adaptif dengan mengintegrasikan metode perencanaan tradisional (analisis risiko dan analisis kebutuhan sistem) pada Crystal Agile. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengintegrasikan metode perencanaan tradisional dengan Crystal Agile untuk mengoptimalkan pengembangan internet banking di era regulatory overload, (2) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek internet banking, dan (3) mengkaji tingkat penerimaan project manager terhadap usulan metode perencanaan baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan desain exploratory sequential, yang menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.
Penelitian ini diawali dengan studi kasus pada tiga proyek internet banking di Bank X yang mengalami keterlambatan: Big Bill Enhancement PLN, Big Bill PLN Regulatory, dan Big Bill New Biller BPJSTK. Dokumen proyek (Business Requirement Document, Functional Specification Document, dan Technical Specification Document) dianalisis untuk mengidentifikasi kebutuhan, tantangan, dan lessons learned dari setiap proyek. Selanjutnya, dilakukan analisis risiko dengan menggunakan tiga metode: Risk Assessment Matrix (RAM) untuk identifikasi awal risiko, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk analisis dampak dan Risk Priority Number (RPN), dan Fault Tree Analysis (FTA) untuk menganalisis akar penyebab kegagalan. Analisis kebutuhan sistem dilakukan dengan menggunakan Goal-Oriented Requirements Engineering (GORE) untuk mendefinisikan tujuan dan sub-tujuan sistem, Volere Requirements Specification Template untuk pendokumentasian kebutuhan, dan Architecture Tradeoff Analysis Method (ATAM) untuk evaluasi arsitektur dan analisis trade-off atribut kualitas. Terakhir, kuesioner Technology Acceptance Model (TAM) disebarkan kepada delapan project manager di Bank X untuk mengukur perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PEOU) dari strategi penyesuaian yang diusulkan.
Hasil penelitian menunjukkan FMEA mengidentifikasi 29 efek potensial dari mode-mode kegagalan. Efek dengan RPN tertinggi adalah "Sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifikasi" (RPN 80). FTA mengidentifikasi "Kegagalan Sistem" dan "Keterlambatan Proyek" sebagai top event, dengan root cause seperti kurangnya pelatihan developer, code review yang tidak efektif, requirement ambigu, dan vendor kekurangan sumber daya. Project manager menunjukkan persepsi yang positif terhadap metode yang diusulkan menghasilkan integrasi metode perencanaan tradisional dengan Crystal Agile dapat meningkatkan kecepatan, performa, dan efisiensi bekerja dalam lingkup pengembangan internet banking. Integrasi metode perencanaan tradisional dengan Crystal Agile berpotensi meningkatkan efektivitas pengembangan internet banking.