Pengembangan Strategi Pemasaran Pelayanan Kesehatan Khitan (Studi Kasus: Klinik Pratama Sunat 123)

Abstract

Industri pelayanan kesehatan mengalami pertumbuhan pesat yang didorong oleh transisi epidemiologi, pandemi COVID-19, kemajuan teknologi, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Di Indonesia, layanan khitan menjadi salah satu segmen yang berkembang, didukung oleh faktor budaya, kebersihan, dan estetika. Namun, meskipun Sunat 123 Group sebagai penyedia utama layanan khitan menunjukkan pertumbuhan secara keseluruhan, klinik utama mereka di Percetakan Negara mengalami penurunan kinerja dibandingkan klinik lainnya. Penurunan ini disebabkan oleh strategi pemasaran yang kurang efektif karena hanya berbasis intuisi tanpa analisis yang reliabel, sehingga kesadaran dan keterlibatan konsumen rendah meskipun upaya pemasaran digital telah dilakukan secara masif. Penelitian ini bertujuan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih optimal bagi Sunat 123 melalui tiga langkah utama: mengidentifikasi strategi pemasaran yang saat ini diterapkan, menganalisis persepsi konsumen menggunakan kerangka customer path 5A (aware, appeal, ask, act, advocate), serta merumuskan strategi baru menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengumpulan data dilakukan melalui survei, wawancara, dan tinjauan pustaka, dengan fokus pada pengalaman pelanggan terhadap layanan Sunat 123. Hasil penelitian menunjukkan adanya hambatan dalam proses pengambilan keputusan konsumen, khususnya dalam tahap transisi dari kesadaran menjadi tindakan. Dengan metode AHP, dirumuskan strategi pemasaran baru berbasis kerangka 4C (co-creation, currency, communal activation, conversation). Strategi ini menekankan keterlibatan konsumen dalam pengembangan produk, penetapan harga dinamis, distribusi berbasis peer-to-peer, dan komunikasi dua arah. Strategi yang diusulkan dirancang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki Sunat 123, bertujuan meningkatkan kepuasan konsumen, meningkatkan penjualan, dan membangun daya saing di pasar layanan khitan Indonesia.

The healthcare industry is experiencing rapid growth driven by epidemiological transitions, the COVID-19 pandemic, technological advancements, and increased public health awareness. In Indonesia, circumcision services have emerged as a growing segment, supported by cultural, hygiene, and aesthetic factors. However, despite the overall growth of Sunat 123 Group as a leading provider of circumcision services, their main clinic in Percetakan Negara has faced a decline in performance compared to other clinics. This decline is attributed to ineffective marketing strategies, which rely heavily on intuition without reliable analysis, resulting in low consumer awareness and engagement, even with extensive digital marketing efforts. This study aims to develop a more effective marketing strategy for Sunat 123 through three key steps: identifying the current marketing strategies in use, analyzing consumer perceptions using the 5A customer path framework (aware, appeal, ask, act, advocate), and formulating new strategies using the Analytical Hierarchy Process (AHP). Data collection was conducted through surveys, interviews, and literature reviews, focusing on customer experiences with Sunat 123’s service. The study results revealed barriers in the consumer decision-making process, particularly during the transition from awareness to action. Using the AHP method, a new marketing strategy was formulated based on the 4C framework (co-creation, currency, communal activation, conversation). This strategy emphasizes consumer involvement in product development, dynamic pricing, peer-to-peer distribution, and two-way communication. The proposed strategy is tailored to Sunat 123’s available resources, aiming to enhance customer satisfaction, increase sales, and build competitiveness in Indonesia’s circumcision service market.