Life Cycle Assessment Produksi Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Greenhouse Tropis
Abstract
Cabai rawit merupakan komoditas hortikultura yang penting di Indonesia. Permintaan cabai rawit yang terus meningkat menyebabkan peningkatan kebutuhan produksi cabai rawit, termasuk melalui budidaya di greenhouse. Namun, produksi cabai rawit di greenhouse juga membutuhkan material dan energi serta menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan dampak lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan dari
produksi cabai rawit di greenhouse. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inventori dan mengevaluasi potensi dampak lingkungan produksi cabai rawit di greenhouse. Analisis dilakukan pada proses pembibitan selama 30 hari dengan
jumlah produksi 2.618 bibit cabai rawit dan proses budidaya selama 210 hari dengan jumlah produksi 1.354,55 kg cabai rawit. Metode yang digunakan untuk analisis LCA adalah ReCiPe 2016 Midpoint (H) dengan mengikuti standar SNI ISO
14040:2016 dan SNI ISO 14044:2017. Potensi dampak lingkungan pada proses budidaya per kg cabai rawit dihasilkan nilai GWP 1,12 kg CO2 eq; SOD 9,28×10-6 kg CFC11 eq; TAC 0,35×10-2 kg SO2 eq; FEU 0,37×10-3 kg P eq; TEC 5,04 kg 1,4
DCB; dan HCT 0,13 kg 1,4-DCB. Komponen inventori dengan kontribusi terbesar pada proses budidaya cabai rawit di greenhouse yaitu nitrat dan limbah air perebusan cocopeat. Analisis sensitivitas dengan skenario substitusi pupuk organik
dan pengolahan limbah air perebusan cocopeat menunjukkan dampak lingkungan yang lebih baik. Selain itu, analisis cumulative energy demand menunjukkan nilai total CED pada unit proses pembibitan sebesar 160,45 MJ/periode, sedangkan pada unit proses budidaya sebesar 17.242,06 MJ/periode.