Kajian Sumber dan Keseimbangan Serat Pada Pakan Terhadap Performa Produksi Dan Perkembangan Saluran Pencernaan Ayam Broiler.
Date
2025Author
Nursiam, Intan
Ridla, Muhammad
Hermana, Widya
Nahrowi
Metadata
Show full item recordAbstract
Serat merupakan nutrien penting dalam pakan ayam broiler. Pemilihan sumber serat yang tepat dalam pakan ayam broiler dapat memberikan berbagai manfaat untuk menunjang kesehatan saluran pencernaan, sehingga ayam broiler dapat berproduksi dengan optimal. Jumlah, ukuran partikel, dan rasio antar fraksi serat dari sumber serat yang digunakan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan saluran pencernaan ayam broiler.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkaji potensi bahan pakan sumber serat yang dapat digunakan, serta pengaruhnya terhadap perkembangan saluran pencernaan dan performa pertumbuhan ayam broiler. Selain itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi kebutuhan serat yang optimal, pengaruh suplementasi serat terhadap kualitas pelet dan mempelajari pengaruh rasio fraksi serat dalam pakan terhadap performa produksi, perkembangan saluran pencernaan dan status kesehatan ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB University, kandang percobaan PT. Berkat Unggas Sehat Sejahtera, dan kandang percobaan PT. Seribu Cita Bayanaka sejak Juni 2020 hingga Agustus 2023.
Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan penelitian. Penelitian tahap pertama berfokus untuk mengkaji efek penambahan sumber serat terhadap rasio fraksi serat dalam pakan broiler. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Meta-Analisis. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mempelajari nilai optimum rasio serat dalam pakan ayam broiler sehingga dapat diaplikasikan dalam sistem formulasi pakan. Pada penelitian ini, rasio ADF/NDF dalam pakan ayam broiler tidak berpengaruh terhadap rata-rata pertambahan bobot badan harian, konsumsi pakan dan konversi pakan. Rasio ADF/NDF yang tinggi dapat meningkatkan bobot relatif dari gizzard. Bobot relatif dan panjang usus halus dan sekum tidak dipengaruhi oleh rasio ADF/NDF dalam pakan. Tingkat pH proventrikulus dan gizzard memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh rasio ADF/NDF dalam pakan. Pengaruh rasio ADF/NDF mempengaruhi tingkat CAID DM dan abu. rasio ADF/NDF dalam pakan berpengaruh terhadap CTTAR Soluble Ash, N dan EE. Tinggi vili, lebar crypt dan rasio tinggi vili terhadap lebar crypt tidak dipengaruhi oleh rasio ADF/NDF dalam pakan. Kandungan NDF yang optimum untuk menghasilkan performa optimal adalah maksimal 10.5% dengan kandungan ADF minimum 4%. Rasio ADF/NDF dalam pakan berkisar 0,41-0,51 untuk perkembangan gizzard dan tingkat kecernaan nutrien yang optimal.
Penelitian tahap kedua berfokus untuk mengevaluasi kandungan serat pada pakan broiler komersial dan menginventarisir bahan baku pakan yang berpotensi sebagai sumber serat dalam pakan ayam broiler. Sekam oat (Oat hulls, OH) digunakan sebagai model pembanding karena dinilai memiliki komposisi fraksi serat yang seimbang dan sering dijadikan sebagai bahan sumber serat dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Database bahan baku disusun dari bahan-bahan baku yang dijadikan sumber serat dari beberapa studi yang meneliti penambahan sumber serat dan hasil analisa bahan baku pakan dan pakan dari beberapa perusahaan produsen pakan ternak yang terletak di Provinsi Banten. Hasil analisa serat kasar dari pakan broiler fase prestarter 3,48%, starter 3,16% dan finisher 3,23%. Komposisi NDF dalam pakan broiler fase prestarter 9,98%, starter 10,50% dan finisher 10,49%, dengan kandungan ADF pakan broiler fase prestarter 4,00%, starter 4,26% dan finisher 4,41%. Kandungan rasio fraksi serat ADF/NDF pada pakan fase prestarter, starter dan finisher sebesar 0,40, 0,41 dan 0,42. Bahan baku sumber serat yang ideal memiliki profil kandungan serat kasar diatas 25% dengan minimum kandungan NDF 60% dan ADF 30%. Bungkil inti sawit nilai Percentage Similarity Model NDF dan ADF terhadap sekam oat sebesar 91,93% dan 107,56%. Kandungan NDF dan ADF sekam padi rata-rata sekitar 66,42% dan 50,83% dengan nilai Percentage Similarity Model NDF dan ADF terhadap sekam oat sebesar 101,16% dan 130,93%. Bungkil inti sawit dan sekam padi memiliki potensi yang tinggi untuk dijadikan bahan sunber serat. Pemanfaatan bungkil inti sawit dan sekam padi sebagai sumber serat pada pakan ayam broiler memerlukan eksplorasi lebih lanjut untuk mendapatkan kebermanfaatan yang lebih optimal.
Kajian ketiga bertujuan untuk mengevaluasi penambahan sumber serat dalam pakan ayam broiler. Sumber serat yang digunakan adalah sekam padi dengan bahan pembanding adalah dua sumber serat komersial (Arbocell dan Opticell) yang berasal dari serat kayu. Nilai serat kasar Arbocell, Opticell dan sekam padi berturut-turut 57,07%, 49,81% dan 35% dengan fraksi NDF 89,08%, 88%, 88%, dan ADF sebesar 75,79%, 71,34%, 70,24%. Penambahan sumber serat tidak berpengaruh terhadap performa produksi ayam broiler. Ayam broiler pada umur 1-14 hari memiliki kecendrungan konsumsi pakan yang lebih rendah pada T2, T3, dan T4 dibandingkan dengan kontrol. Penambahan sumber serat memberikan tren positif pada bobot relative proventiculus dan gizzard tetapi tidak berpengaruh pada bobot relatif liver. Penambahan sumber serat dalam pakan tidak berpengaruh pada bobot relatif dan panjang relatif usus halus dan sekum. Nilai pH digesta pada proventriculus dan gizzard tidak dipengaruhi oleh penambahan sumber serat. Penambahan sekam padi sebagai sumber serat dalam pakan ayam broiler meningkatkan keuntungan yang diperoleh peternak.
Penelitian keempat berfokus pada penentuan kebutuhan minimum Acid Detergent Fiber (ADF) dalam pakan ayam broiler fase starter dan pengaruhnya terhadap kualitas pelet, performa, saluran pencernaan dan kecernaan nutrien. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kadar ADF tidak mempengaruhi secara signifikan indeks daya tahan pelet (PDI) dan kekerasan pelet. Performa ayam broiler secara keseluruhan tidak terpengaruh oleh peningkatan kadar ADF. Namun, terdapat kecenderungan peningkatan bobot badan pada kelompok T2 (5,0% ADF) dibandingkan kelompok kontrol dan T3. Bobot relatif usus halus pada umur 24 hari lebih tinggi pada kelompok T2 dan T3 dibandingkan kelompok kontrol (P < 0,05). Tidak terdapat perbedaan signifikan pada bobot relatif organ pencernaan lainnya dan skor erosi gizzard. Skor ukuran bursa Fabricius lebih tinggi pada kelompok dengan kadar ADF yang lebih tinggi, namun tingkat kerusakan bursa relatif sama antar perlakuan. Kecernaan nutrien tidak terpengaruh oleh peningkatan kadar ADF. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa kadar ADF sebesar 5,0% dalam pakan broiler starter dapat meningkatkan performa tanpa mempengaruhi kualitas pelet dan kecernaan nutrien.
Collections
- DT - Animal Science [350]