Pemberdayaan dan Perubahan Sosial dalam Aksi Pengelolaan Zakat di Komunitas Desa-Kota Bogor
Date
2025Author
Ayyubi, Salahuddin El
Wahyuni, Ekawati Sri
Muljono, Pudji
Beik, Irfan Syauqi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis kontribusi nilai zakat produktif terhadap semangat kapitalisme dan perubahan sosial di komunitas pembatik Kampung Batik Cibuluh serta peternak Balai Ternak Cimande. Dengan pendekatan kualitatif berbasis konstruktivisme, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen, lalu dianalisis menggunakan metode tematik dengan perangkat lunak Nvivo 12.
Melalui bingkai AGIL Parsons kedua komunitas menunjukkan kemampuan adaptasi melalui inovasi dan teknologi, pencapaian tujuan dengan strategi kolektif untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi, integrasi yang terlihat dari solidaritas dan dukungan antar anggota, serta latensi dalam menjaga nilai budaya dan tanggung jawab sosial. Teori tindakan Weber mengilustrasikan transformasi ini melalui tindakan rasional instrumental yang berfokus pada produktivitas dan adaptasi pasar, rasionalitas nilai dalam menjaga tradisi dan identitas, serta tindakan afektif yang menguatkan ikatan emosional dan rasa bangga. Konsep ‘ashabiyah’ Ibnu Khaldun menekankan peran solidaritas dan kohesi sosial yang menjadi fondasi utama dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan komunitas.
Penelitian ini menunjukkan bahwa program zakat produktif meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan komunitas pembatik di Kampung Batik Cibuluh dan peternak di Cimande. Selain dampak ekonomi, program ini juga memperkuat solidaritas sosial, melestarikan nilai-nilai lokal seperti gotong royong, dan meningkatkan kemandirian masyarakat. Melalui kerangka AGIL, program ini terbukti adaptif, mencapai tujuan pengentasan kemiskinan, serta menjaga nilai-nilai budaya dan agama. Meskipun menghadapi tantangan awal seperti ketimpangan distribusi, masalah ini berhasil diatasi melalui transparansi. Zakat produktif berperan sebagai alat pemberdayaan ekonomi sekaligus katalisator perubahan sosial yang berkelanjutan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zakat produktif memiliki potensi besar sebagai alat pemberdayaan masyarakat dengan meningkatkan pendapatan, kemandirian ekonomi, dan solidaritas sosial. Program ini memperkuat integrasi nilai agama dan budaya lokal, menciptakan kohesi komunitas, dan melestarikan nilai-nilai seperti gotong royong. Transparansi dan pengelolaan yang profesional menjadi kunci keberhasilan, sementara pendekatan berbasis komunitas menunjukkan efektivitas tinggi dalam memaksimalkan potensi lokal. Implikasi penting bagi pengembangan program mencakup perlunya dukungan kebijakan, inovasi dalam pelatihan dan pendampingan, serta pembinaan berkelanjutan untuk memastikan transformasi mustahik menjadi muzakki. Dengan pendekatan ini, zakat produktif dapat direplikasi di berbagai daerah untuk menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. This study aims to analyze the contribution of productive zakat value to the spirit of capitalism and social change in the batik community of Kampung Batik Cibuluh and the livestock farmers of Cimande Livestock Hall. Using a qualitative approach based on constructivism, data were collected through in-depth interviews, observations, and document reviews, then analyzed using thematic methods with Nvivo 12 software.
Through Parsons' AGIL framework, both communities demonstrated adaptability through innovation and technology, goal achievement through collective strategies to improve economic welfare, integration through solidarity and support among members, and latency in maintaining cultural values and social responsibility. Weber's theory of action illustrates this transformation through instrumental rational action, focusing on productivity and market adaptation, value rationality in maintaining tradition and identity, and affective action that strengthens emotional ties and a sense of pride. Ibnu Khaldun's concept of 'ashabiyah' emphasizes the role of solidarity and social cohesion as the primary foundation in maintaining community stability and sustainability.
This research shows that the productive zakat program increases the income and welfare of the batik community in Kampung Batik Cibuluh and the livestock farmers in Cimande. In addition to the economic impact, the program strengthens social solidarity, preserves regional values such as gotong royong, and increases community independence. Through the AGIL framework, the program proved to be adaptive, achieved the goal of poverty alleviation, and preserved cultural and religious values. Despite facing initial challenges such as distribution inequality, transparency successfully addressed this problem. Productive zakat is a tool for economic empowerment and a catalyst for sustainable social change.
The results of this study show that productive zakat has excellent potential as a community empowerment tool by increasing income, economic independence, and social solidarity. The program strengthens the integration of local religious and cultural values, creates community cohesion, and preserves values such as gotong royong. Transparency and professional management are key to success, while the community-based approach effectively maximizes local potential. Important implications for program development include the need for policy support, innovation in training and mentoring, and ongoing coaching to ensure the transformation of mustahik into muzakki. With this approach, productive zakat can be replicated in various regions to create sustainable economic and social impact.
Collections
- DT - Human Ecology [578]