Estimasi Populasi dan Prediksi Kesesuaian Habitat Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) di Taman Nasional Alas Purwo
Date
2025Author
Maulahila, Haikal Idris
Rianti, Puji
Rahman, Dede Aulia
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki keanekaragaman primata yang tinggi, dengan 61 spesies tersebar di seluruh Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Sunda Kecil. Namun, degradasi habitat yang disebabkan oleh kegiatan alih fungsi lahan dan deforestasi telah mengancam habitat primata. Apabila hal tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem. Upaya manajemen hutan terdegradasi melalui rehabilitasi dan reforestasi telah dilakukan oleh berbagai institusi, tetapi sering kali menemui tantangan dalam mengembalikan kondisi hutan seperti semula. Disisi lain hutan-hutan produksi yang direforestasi menjadi hutan sekunder campuran menawarkan habitat bagi berbagai spesies mamalia, termasuk lutung jawa yang merupakan primata endemik dan dilindungi berdasarkan undang-undang di indonesia. Populasi lutung jawa diperkirakan terus mengalami penurunan akibat dari perburuan liar, perdagangan ilegal, serta degradasi habitat. Studi di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) menunjukkan bahwa hutan sekunder campuran menjadi habitat yang potensial bagi lutung jawa, tetapi informasi lebih lanjut mengenai ukuran populasi serta kondisi habitatnya masih terbatas untuk mendukung strategi konservasi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi populasi, mengidentifikasi komposisi vegetasi, serta memprediksi kesesuaian habitat dari lutung jawa di Resort Kucur TNAP.
Penelitian ini secara spesifik dilakukan di Resort Kucur TNAP yang berada di TNAP dengan luas ±22,57 km2 dengan tipe vegetasi hutan sekunder campuran. Survei populasi lutung jawa dilakukan menggunakan metode distance sampling dengan enam jalur transek yang tersedia di area studi dengan panjang ±1-2 km. Kegiatan survei dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari secara satu arah di pagi dan sore dengan pengulangan sebanyak lima kali. Data populasi yang dicatat meliputi waktu perjumpaan, jumlah individu, jarak perpendikular, dan titik koordinat. Jumlah perjumpaan pada zona rimba dan zona rehabilitasi dibandingkan dengan t-test menggunakan Rstudio sedangkan estimasi populasi dianalisis menggunakan perangkat lunak Distance 7.3. Sementara itu, pencuplikan komposisi vegetasi meliputi jenis pohon, jumlah pohon, dan diameter basal batang (DBH) dilakukan menggunakan petak kuadrat berukuran 10m × 10m. Peletakan petak kuadrat dilakukan secara acak pada jalur transek yang berada di zona rimba dan zona rehabilitasi. Data vegetasi tersebut dianalisis dengan menghitung indeks nilai penting, indeks keanekaragaman dan indeks kesamarataan.
Prediksi model kesesuaian habitat dibangun menggunakan data titik koordinat kehadiran lutung jawa serta kovariat prediktor lingkungan. Sebanyak 31 titik koordinat diperoleh setelah penjarangan dan pencumplikan yang dilengkapi dengan 100 titik ketidakhadiran semu. Adapun kovariat lingkungan yang digunakan setelah uji multikolinearitas adalah mean annual air temperature, annula precipitation amount, kelerengan, normalized different vegetation index, jarak dari permukiman, dan tutupan lahan. Kesesuaian habitat lutung jawa diprediksi dengan algortima Boosted Regression Tree (BRT), Generalized Linear Model (GLM), Maximum Entropy (MAXENT), dan Random Forest (RF). Sebanyak 75% dan 25% data di random splitting masing-masing untuk pelatihan dan pengujian model dengan pengulangan sebanyak lima kali. Keempat model tersebut kemudian dielaborasikan menggunakan pendekatan Ensemble (EN). Proses kontruksi model tersebut seluruhnya dilakukan menggunakan package 'sdm' versi 2.1-7 pada Rstudio sehingga dapat menghasilkan (1) importance covariate, (2) probabilitas distribusi, serta (3) peta prediksi kesesuaian habitat lutung jawa di area studi. Tingkat keakuratan prediksi dievaluasi dengan menggunakan matrik diskriminan yaitu the Area Under the ROC curve, Cohen’s Kappa Coefficient, dan the True Skill Statistical.
Kepadatan individu dan kelompok lutung jawa diestimasi masing-masing sebesar 12,60 individu/km2 dan 2,74 kelompok/km2 dengan rata-rata ukuran kelompok diestimasi terdiri dari 4,59 individu. Kehadiran lutung jawa tersebut diperkirakan sebagai populasi yang melakukan reokupansi dari resort lain yang berbatasan secara langsung dengan Resort Kucur. Analisis vegetasi menunjukkan bahwa hutan sekunder campuran di Resort Kucur, pada zona rimba ataupun rehabilitasi, memiliki komposisi vegetasi yang didominasi oleh Tectona grandis dan Schleichera oleosa. Namun, zona rimba memiliki tingkat keanekaragam dan kemerataan yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona rehabilitasi. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa komposisi vegetasi di hutan sekunder campuran Resort Kucur mulai beragam, terutama di zona rimba, meskipun masih didominasi oleh spesies tertentu. Kodisi vegetasi yang mulai beragam diperkirakan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kehadiran lutung jawa karena ketersedian sumber pakan. Hal ini dibuktikan dari kecenderungan lutung jawa di resort tersebut yang memilih zona rimba sebagai habitat dibandingkan zona rehabilitasi.
Pemodelan habitat yang telah dibangun memiliki tingkat keakuratan yang bervariasi, tetapi secara umum model dengan algoritma RF adalah yang terbaik diikuti oleh EN, BRT, MAXENT, dan GLM. Variasi tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan pendekatan matematis yang dimiliki oleh tiap algoritma, tetapi berdasarkan keselarasan antara nilai akurasi dan informasi ekologi lutung jawa maka algoritma RF lebih disarankan untuk acuan kesesuaian habitat di Resort kucur. Model dari algoritma RF mengidentifikasi tiga kovariat lingkungan yang paling mempengaruhi kesesuaian habitat lutung jawa, yaitu jarak dari permukiman, kelerengan, dan NDVI. Lutung jawa cenderung menjauhi permukiman dan menempati area, kelerengan yang landai, serta kerapatan vegetasi sedang. Hal tersebut mengidikasikan bahwa Resort Kucur mampu menyediakan habitat yang relatif cukup aman dari ganguan antropogenik serta menyediakan vegetasi sebagai sumber pakan sehingga lutung jawa masih tertarik untuk hadir. Secara keseluruhan kelima model tersebut memprediksi bahwa luas habitat yang sesuai bagi lutung terbatas dan cenderung tersebar di sisi Utara dan Timur. Seluruh informasi mengenai populasi, komposisi vegetasi, serta kesesuaian habitat lutung jawa di Resort Kucur pada studi ini sangat berperan penting untuk manajemen konservasi dan perencanaan kawasan TNAP sebagai area konservasi, edukasi, dan wisata.