Produksi Senyawa Total Terpenoid Buah Paria (Momordica charantia L.) dengan Aplikasi Pupuk Guano

Abstract

Paria (Momordica charantia L.) bernilai komersial tinggi karena selain sebagai sayuran, juga karena khasiatnya sebagai bahan baku obat herbal. Paria berkhasiat sebagai agen anti-diabetes karena mengandung senyawa terpenoid seperti charantin. Teknik budidaya paria masih perlu diperbaiki terutama untuk dapat meningkatkan kadar senyawa metabolit sekunder. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kandungan terpenoid dalam paria melalui peningkatan ketersediaan fosfor menggunakan pupuk guano. Pemilihan fosfor didasarkan pada fungsinya dalam biosintesis terpenoid dan komponen berbagai molekul organik penting. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Mei hingga September 2024 di Kebun Percobaan IPB di Cikarawang A, Dramaga, Bogor. Metode percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT), terdiri dari satu faktor berupa variasi dosis pupuk (0; 152; 30; dan 456 g guano tanaman-1 setara dengan 0; 0,06; 0,12; dan 0,18 g P2O5 tanaman-1) dengan empat ulangan setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh nyata pupuk guano pada beberapa peubah pertumbuhan dan produksi tanaman paria. Dosis pupuk guano 152 g dan 456 g per tanaman memberikan pengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan fase vegetatif, meliputi tinggi tanaman 3 minggu setelah tanam (MST), jumlah daun 3 dan 4 MST, dan jumlah cabang 4 MST. Laju asimilasi bersih 4-6 MST meningkat pada dosis 152 g per tanaman. Perlakuan pupuk guano meningkatkan jumlah bunga jantan pada fase generatif, sementara dosis 456 g per tanaman menghasilkan jumlah bunga betina tertinggi pada 6 MST. Dosis 456 g per tanaman menghasilkan jumlah buah tertinggi, sementara dosis 152 g dan 304 g per tanaman meningkatkan bobot kering buah. Dosis 304 g per tanaman menghasilkan ketebalan daging buah terbaik. Peningkatan dosis pupuk menunjukkan kecenderungan peningkatan bobot buah per tanaman, bobot basah buah per plot, dan produktivitas, meskipun tidak berpengaruh nyata secara statistik. Pemberian pupuk guano tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap kadar hara daun (N, P, K) dan kadar fosfor buah. Aktivitas antioksidan buah paria pada semua perlakuan dosis pupuk guano tergolong sangat rendah, dengan nilai IC50 berkisar antara 1.687,33 hingga 2.359,83 ppm. Dosis 304 g pupuk guano per tanaman menghasilkan produksi total terpenoid sebesar 42,5 mg NE tanaman-1. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa produktivitas buah paria mengikuti pola linear positif, dimana setiap penambahan dosis pupuk guano akan diikuti oleh peningkatan produktivitas buah. Dosis optimum guano untuk kadar terpenoid buah paria yang dikeringkan dengan food dehidrator adalah 210 g tanaman-1, sedangkan dengan pengeringan oven adalah dosis 228 g tanaman-1. Dosis optimum guano untuk produksi total terpenoid adalah 209 g tanaman-1 dengan pengeringan food dehidrator dan 226 g tanaman-1 untuk pengeringan dengan oven.

Bitter gourd (Momordica charantia L.) has high commercial value because aside from being a vegetable, it also has properties as a raw material for herbal medicine. Bitter gourd is efficacious as an anti-diabetic agent because it contains terpenoid compounds such as charantin. Bitter gourd cultivation techniques still need to be improved, especially to increase the content of secondary metabolite compounds. This research aims to increase terpenoid content in bitter gourd through enhanced phosphorus availability using guano fertilizer. Phosphorus selection was based on its role in terpenoid biosynthesis and various important organic molecular components. The experiment was executed from May to September 2024 at IPB Experimental Station in Cikarawang A, Dramaga, Bogor. The research methodology employed a Randomized Complete Block Design (RCBD) with one factor and four replications. The treatment was varying guano fertilizer doses (0; 152; 304; and 456 g guano plant?¹ are equivalent to 0; 0,06; 0,12; and 0,18 g P2O5 plant?¹). Research results demonstrated significant effects of guano fertilizer on bitter gourd growth and production variables. Guano fertilizer doses of 152 g and 456 g per plant showed significant effects on vegetative growth parameters, including plant height at 3 WAP, leaf number at 3 and 4 WAP, and branch number at 4 WAP. Net assimilation rate at 4-6 WAP increased with 152 g per plant dose. Guano fertilizer treatments increased male flower numbers during the generative phase, while the 456 g per plant dose produced the highest female flower number at 6 WAP. Maximum fruit number resulted from the 456 g guano per plant, while 152 g and 304 g per plant doses increased fruit dry weight. The highest fruit flesh thickness was from 304 g guano per plant. Higher guano doses showed trends toward increased fruit weight per plant, fresh fruit weight per plot, and productivity, although not statistically significant. Guano did not significantly affect leaf nutrient content (N, P, K) and fruit phosphorus levels. The antioxidant activity of bitter melon fruit in all guano fertilizer dosage treatments is considered very low, with IC50 values ranging from 1,687.33 to 2,359.83 ppm. The 304 g dose of guano fertilizer per plant resulted in a total terpenoid production of 42,5 mg NE plant-1. Regression analysis showed that bitter gourd productivity follows a positive linear pattern, where each increase in guano fertilizer dose will be followed by an increase in fruit productivity. The optimum guano dose for terpenoid content in bitter gourd dried with a food dehydrator is 210 g plant-1, while with oven drying it is 228 g plant-1. The optimum guano dose for total terpenoid production is 209 g plant-1 with food dehydrator drying and 226 g plant-1 for oven drying.