Peran Sertifikasi ISPO dalam Peningkatan Produktivitas Lahan dan Integritas Pekebun di Koperasi Sekato Jaya Lestari (SJL)
Abstract
Industri kelapa sawit di Indonesia banyak mendapatkan kritik karena
dianggap sebagai penyebab rusaknya lingkungan. Di sisi lain, Indonesia juga masih
menghadapi masalah rendahnya produktivitas lahan secara nasional. Pekebun
kelapa sawit adalah kelompok produsen yang paling tidak produktif di Indonesia
ISPO hadir untuk mengatasi masalah rendahnya produktivitas lahan dan integritas
pekebun kelapa sawit. ISPO bersifat wajib bagi pekebun, namun implementasinya
berjalan lambat karena manfaat ISPO tidak dapat dirasakan secara langsung. Oleh
karena itu, penting untuk menganalisis dampak nyata dari implementasi ISPO
terhadap produktivitas lahan dan integritas pekebun.
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Sekato Jaya Lestari (SJL) dengan
pengumpulan data dari bulan April hingga Agustus 2024. Pendekatan penelitian
menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif dengan strategi studi kasus. Data
sekunder dikumpulkan melalui studi literatur, sedangkan data primer diperoleh
melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam. Analisis yang digunakan
meliputi deskriptif kualitatif, analisis pengaruh-kepentingan antar stakeholders,
content analysis, dan analisis kuantitatif untuk melihat tren produksi dan
pendapatan koperasi.
Koperasi SJL diperkenalkan dengan ISPO pada tahun 2017 dan berhasil
memperoleh sertifikasi ISPO pada tahun 2019. Proses Koperasi SJL dalam
memenuhi P&C ISPO terbagi menjadi dua tahap: pemenuhan administratif dan
perbaikan teknik budidaya. Keberhasilan Koperasi SJL dalam mendapat ISPO
didorong oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
mencakup kemampuan anggota dan pengurus Koperasi SJL untuk memenuhi P&C
ISPO. Faktor eksternal berkaitan dengan peran setiap stakeholders, khususnya
dalam pendampingan intensif, akses permodalan, dan pola kerjasama yang
terbangun. Pendampingan dari Wilmar dan Persi memberikan dampak siginifikan
untuk mendorong terjadinya perubahan dari dalam koperasi, sehingga pengurus
koperasi dapat memenuhi P&C ISPO.
Implementasi ISPO yang dipadukan dengan pendampingan intensif dapat
mendukung peningkatan produktivitas lahan dan integritas pekebun. Produktivitas
lahan Koperasi SJL meningkat sebesar 3,03 ton/ha TBS dari tahun 2019 ke 2020.
Perbaikan integritas pekebun terlihat dari perubahan perilaku mereka yang semakin
patuh terhadap prinsip ISPO, menerapkan transparansi dan akuntabilitas, timbulnya
kesadaran untuk menjaga lingkungan, serta menerapkan praktik budidaya yang baik
atau good agriculture pratices (GAP). Dampak positif ISPO juga terlihat pada
peningkatan pendapatan dan harga jual TBS Koperasi SJL. Pendapatan Koperasi
SJL naik sekitar 50% dari 2019 ke 2020, dengan selisih harga jual TBS pekebun
hanya Rp 78,23 dibandingkan harga Disbun Riau. Pola kerjasama yang terbangun
antara Koperasi SJL, Wilmar dan Persi bertemu pada satu jalur yang saling
menguntungkan sehingga menciptakan kerjasama yang baik.