Pemetaan Potensi Daerah Resapan Air di Kota Depok, Jawa Barat
Date
2025Author
Syaifudin, Irsyad
Saptomo, Satyanto Krido
Pandjaitan, Nora Herdiana
Metadata
Show full item recordAbstract
Pesatnya perkembangan Kota Depok menyebabkan tingginya permintaan pembangunan fasilitas perumahan dan kawasan komersial. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air dan terjadinya penurunan cadangan air dalam tanah tetapi meningkatkan limpasan dan genangan air di permukaan tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan membuat peta kekritisan daerah resapan air menggunakan sistem informasi geografis (SIG), menganalisis laju infiltrasi, dan membuat peta infiltrasi kumulatif di Kota Depok. Metode yang digunakan dengan melakukan ekstraksi data spasial, diikuti dengan membuat analisis spasial untuk menilai kondisi kekritisan resapan air berdasarkan skor infiltrasi potensial dengan melakukan overlay peta curah hujan, peta kemiringan lereng, dan peta jenis tanah serta skor infiltrasi aktual dari peta penggunaan lahan. Penggabungan peta menggunakan analisis spasial intersect. Setelah dilakukan overlay peta dan scoring, kondisi kekritisan daerah resapan air dapat diklasifikasikan. Pengukuran infiltrasi di lapangan menggunakan double ring infiltrometer. Analisis laju infiltrasi dilakukan menggunakan model Horton.
Rata-rata curah hujan untuk wilayah Kota Depok menunjukkan nilai sebesar 2.944,6 mm/tahun termasuk ke dalam kategori sedang dalam potensi meresapkan air. Kemiringan lereng di Kota Depok dengan lereng datar (<8%) mendominasi dengan luas 16.502,405 ha dengan tingkat infiltrasi cepat, lereng landai (8-15%) seluas 2.998,542 ha dengan tingkat infiltrasi agak cepat, lereng curam (25-40%) memiliki luas 468,303 ha dengan tingkat infiltrasi agak lambat dan lereng sangat curam (>40%) memiliki luas 21,372 ha dengan nilai infiltrasi lambat. Jenis tanah di Kota Depok terbagi menjadi tiga kelas jenis tanah yaitu jenis tanah latosol, oksisol eutrik (relief berombak >3-8%) dengan luas 16.949,391 ha dan tingkat infiltrasinya agak kecil, jenis tanah aluvial distrik dan kambisol humik (relief datar 0-1%) dengan luas 2.645,644 ha dan tingkat infiltrasinya kecil, serta jenis tanah aluvial gleik (relief datar 0-1%) dengan luas 386,584 ha dan tingkat infiltrasinya kecil. Penggunaan lahan di Kota Depok terbagi menjadi 5 jenis yaitu pemukiman seluas 15.440,818 ha dengan nilai infiltrasi kecil, pertanian lahan kering seluas 3.730,482 ha dengan tingkat infiltrasi agak kecil, pertanian lahan kering campur yang luasnya 213,345 ha dengan tingkat infiltrasi agak kecil, dan sawah seluas 519,544 ha dengan tingkat infiltrasi kecil serta badan air seluas 86,433 ha.
Wilayah Kota Depok yang tergolong dalam kriteria agak kritis mencakup area seluas 15.589,327 ha (77,98%), kemudian dengan kondisi yang mulai kritis seluas 4.146,347 ha (20,75%), dan kondisi normal alami seluas 168.515 hektar (0,84%). Laju infiltrasi tertinggi terdapat pada Kecamatan Cipayung sebesar 0,33 cm/menit dan laju infiltrasi terendah terdapat pada Kecamatan Cilodong sebesar 0,11 cm/menit. Nilai infiltrasi kumulatif terkecil adalah 15,744 cm/jam dan yang terbesar adalah 51,886 cm/jam.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2316]