Pengaruh Resiliensi Kewirausahaan, Pembelajaran Kewirausahaan Dan Inovasi Terhadap Kinerja Usahatani Sayur Di Bali
Abstract
Resiliensi petani merupakan kunci keberlanjutan pertanian di Indonesia, terutama dalam menghadapi risiko tinggi pada sistem pertanian konvensional, seperti kegagalan panen akibat cuaca, kekeringan, serangan hama, dan bencana alam yang tak terduga. Pandemi COVID-19 juga secara tidak langsung memengaruhi keberlanjutan usaha petani. Oleh karena itu, petani Indonesia perlu meningkatkan resiliensi kewirausahaan agar mampu beradaptasi di bidang sosial, ekonomi, dan budaya untuk menjaga serta meningkatkan kinerja usahataninya.
Peneliti memandang resiliensi kewirausahaan sebagai suatu proses yang berperan dalam pencapaian kinerja usaha atau keberhasilan usaha. Dalam proses ini, peneliti menduga adanya variabel yang memediasi pengaruh resiliensi terhadap kinerja usaha, yaitu variabel pembelajaran kewirausahaan dan inovasi. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis apakah variabel pembelajaran kewirausahaan dan inovasi dapat memediasi pengaruh resiliensi kewirausahaan terhadap kinerja usahatani.
Penelitian ini dilakukan di Desa Baturiti, Provinsi Bali. Responden adalah petani sayuran yang tergabung dalam kelompok tani. Analisis untuk mengetahui tingkat resiliensi kewirausahaan petani sayuran di Desa Baturiti menggunakan skala CD-RISC 10. Selanjutnya, pengaruh variabel mediasi diuji menggunakan SEM-PLS. Berdasarkan hasil analisis, tingkat resiliensi kewirausahaan petani sayuran di Desa Baturiti tergolong tinggi, dengan total skor rata-rata 39,86. Resiliensi masing-masing individu petani sayur di Desa Baturiti sangat tinggi.
Dalam uji, menunjukkan adanya hubungan positif antara resiliensi kewirausahaan dan kinerja usahatani melalui pembelajaran kewirausahaan sebagai variabel mediasi, namun tidak signifikan berdasarkan nilai original sample sebesar 0,32 dan nilai P value 0,12 < 0,05. Oleh karena itu hipotesis pertama tidak terkonfirmasi Berdasarkan hasil penelitian, Bahwa inovasi sebagai variabel mediasi memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan dalam hubungan antara resiliensi kewirausahaan dan kinerja usahatani. Dengan nilai original sample sebesar -0,13 dan P-value sebesar 0,45 (> 0,05). Sehingga hipotesis kedua tidak terkonfirmasi.
Saran dari penelitian ini adalah agar penelitian selanjutnya meneliti resiliensi petani yang tergabung dalam kelompk tani dan tidak tergabung dalam kelompok tani. Bagi petani supaya dapat terus belajar untuk menghadapi berbagai macam kendala ke depannya. Bagi pemerintah untuk terus hadir dalam keberlanjutan pertanian melalui petani. Farmer resilience is key to the sustainability of agriculture in Indonesia, especially in the face of high risks in conventional farming systems, such as crop failure due to weather, drought, pest attacks, and unforeseen natural disasters. The COVID-19 pandemic has also indirectly affected the sustainability of farmers' businesses. Therefore, Indonesian farmers need to enhance their entrepreneurial resilience to adapt socially, economically, and culturally in order to maintain and improve their farming performance.
The researcher views entrepreneurial resilience as a process that plays a role in achieving business performance or success. In this process, the researcher suspects that there are mediating variables influencing the relationship between resilience and business performance, namely entrepreneurial learning and innovation. Therefore, this study proposes a hypothesis to test whether entrepreneurial learning and innovation can mediate the effect of entrepreneurial resilience on farming performance.
This research was conducted in Baturiti Village, Bali Province. The respondents were vegetable farmers who are members of farmer groups. The analysis to determine the level of entrepreneurial resilience of the vegetable farmers in Baturiti Village used the CD-RISC 10 scale. Furthermore, the mediating variable effects were tested using SEM-PLS. Based on the analysis results, the level of entrepreneurial resilience of vegetable farmers in Baturiti Village was categorized as high, with an average total score of 39.86. The resilience of each individual vegetable farmer in Baturiti Village is very high.
In the test, a positive relationship was found between entrepreneurial resilience and farming performance through entrepreneurial learning as a mediating variable, but it was not significant, with an original sample value of 0.32 and a P-value of 0.12 < 0.05. Therefore, the first hypothesis was not confirmed. Based on the results of the study, innovation as a mediating variable has a negative and insignificant effect on the relationship between entrepreneurial resilience and farming performance, with an original sample value of -0.13 and a P-value of 0.45 (> 0.05). Thus, the second hypothesis was not confirmed.
The recommendation from this study is that future research should investigate the resilience of farmers who are members of farmer groups and those who are not. For farmers, they should continue to learn to face various challenges in the future. For the government, it is important to continue supporting the sustainability of agriculture through farmers.
Collections
- MT - Economic and Management [2999]