Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Usahatani Tebu (Studi Kasus: Petani Mitra PG Krebet Baru, Kabupaten Malang)
Abstract
PG Krebet Baru perlu menjaga hubungan dengan petani mitra karena pasokan tebu ke pabrik sangat bergantung dengan perkebunan rakyat. Salah satu motivasi petani dalam menjalin kemitraan adalah meningkatkan pendapatannya. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan supaya strategi dalam mengoptimalkan pendapatan petani mitra dapat disusun. Tujuan dari penelitian ini adalah: menganalisis pendapatan usahatani tebu yang bermitra dengan PG Krebet Baru dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Sampel penelitian ini adalah 44 petani mitra PG Krebet Baru yang menggunakan metode snowball sampling dalam proses pengambilan sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per hektar petani mitra sebesar Rp28.379.114,00 dengan total biaya dan penerimaan secara berurutan sebesar Rp79.388.396,00/ha dan Rp107.767.510,00/ha. Variabel yang memengaruhi pendapatan secara signifikan terdiri atas variabel produksi, biaya bibit, biaya pupuk Phonska, biaya obat tanaman, dan biaya tenaga kerja. PG Krebet Baru needs to maintain relationships with their partner farmers because the supply of sugarcane to the factory is highly dependent on smallholder plantations. One of the motivations of farmers in establishing partnerships is to increase their income. Therefore, it is necessary to evaluate the factors that affect income so that strategies in optimising the income of partner farmers can be developed. The objectives of this study are to analyse sugarcane farming income in partnership with PG Krebet Baru and the factors that affect it. Respondents of this study consist of 44 partner farmers of PG Krebet Baru which used snowball sampling method in the sampling process. Analysis method used in this research were income analysis and multiple linear regression analysis. The results of this study shows that the average income per hectare of partner farmers is Rp28.379.114,00 with total costs and revenues of Rp79,388,396.00/ha and Rp107,767,510.00/ha, respectively. The variables that significantly affect income consists of production, seedling costs, Phonska fertilizer costs, plant medicine costs, and labour costs.
Collections
- UT - Agribusiness [4634]