Adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi Serta Dampaknya terhadap Produktivitas Pangan di Indonesia
Abstract
Permintaan pangan dunia diperkirakan meningkat 35%-56% pada 2010-2050, seiring dengan pertumbuhan populasi yang mencapai 9,8 miliar pada 2050. Kebutuhan ini mendorong peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat, meski dihadapkan pada tantangan seperti berkurangnya lahan subur, perubahan iklim, kebutuhan air yang meningkat, dan pencemaran lingkungan. Pesatnya perkembangan teknologi di era digital, terutama Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), telah membuka peluang baru dalam pembangunan, termasuk di sektor pertanian. TIK mendukung pengelolaan data, informasi, dan pengetahuan melalui jaringan luas dengan memanfaatkan teknologi seperti satelit, sensor, dan smartphone. Pemanfaatan TIK terbukti efektif meningkatkan produktivitas pertanian, seperti yang telah diterapkan di Amerika Serikat, Cina, Jepang, dan Afrika.
Di Indonesia, dengan luas daratan yang digunakan untuk pertanian mencapai sepertiga dari total luas daratan, peningkatan produktivitas pertanian menjadi sangat penting untuk mencapai swasembada pangan pada tahun 2045. Meskipun demikian, tantangan seperti menyusutnya lahan pertanian dan menurunnya produktivitas tanaman perlu diatasi. Pemanfaatan internet, yang telah merata di Indonesia dengan jumlah pengguna yang signifikan, memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh TIK terhadap produktivitas pangan di Indonesia dan menganalisis teknologi TIK yang digunakan dalam pertanian Indonesia (jenis dan pemetaan level penerapan TIK). Kegiatan penelitian ini mencakup 1 provinsi di Indonesia yaitu Jawa Timur. Jenis data yang digunakan pada penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari Hasil Survei Pertanian Antar Sensus 2018 (SUTAS2018). Metode analisis yang digunakan yaitu, perhitungan produktivitas parsial yang dilihat dari produksi (output) dan luas lahan panen (input) serta untuk menganalisis dampak teknologi terhadap produktivitas menggunakan Propensity Score Macthing (PSM).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dampak positif penggunaan internet oleh petani, mampu meningkatkan produktivitas pangan hingga 0,613 ton/ha per tahun dibandingkan dengan yang tidak menggunakan internet, meskipun secara statistik tidak signifikan. Selain itu, Jenis dan TIK di sektor pertanian Indonesia khususnya pada tanaman pangan, sebagian besar berada pada tahap awal hingga menengah. Dalam pengertian bahwa teknologi seperti Internet of Things (IoT), Big Data, drone, dan aplikasi mobile telah mulai diterapkan meskipun belum diadopsi secara luas dalam skala komersial. Yang menjelasakan tentang hal ini, adanya hambatan utama meliputi rendahnya literasi digital, keterbatasan akses internet di pedesaan, serta tingginya biaya perangkat teknologi. Worldwide nourishment request is anticipated to extend by 35%-56% in 2010-2050, in conjunction with populace development coming to 9.8 billion in 2050. This require drives expanded generation and community welfare, in spite of challenges such as diminishing ripe land, climate alter, expanding water needs, and natural contamination. The fast advancement of innovation within the computerized time, particularly Data and Communication Innovation (ICT), has opened up modern openings in advancement, counting within the rural division. ICT bolsters the administration of information, data, and information through a wide arrange by utilizing technologies such as satellites, sensors, and smartphones. The utilize of ICT has demonstrated successful in expanding agrarian efficiency, as has been actualized within the Joined together States, China, Japan, and Africa.
In Indonesia, where agricultural land accounts for one-third of the total land area, increasing agricultural productivity is crucial to achieving food self-sufficiency by 2045. However, challenges such as shrinking agricultural land and declining crop productivity need to be addressed. Internet utilization, which is already prevalent in Indonesia with a significant number of users, has great potential to increase productivity.
The purpose of this study is to analyze the influence of ICT on food productivity in Indonesia and analyze ICT technologies used in Indonesian agriculture (types and mapping of ICT application levels). This research activity covers 1 province in Indonesia, namely East Java. The type of data used in the research is secondary data obtained from the 2018 Inter-Census Agricultural Survey Results (SUTAS2018). The analysis method used is the calculation of partial productivity seen from production (output) and the area of harvested land (input) and to analyze the impact of technology on productivity using Propensity Score Macthing (PSM).
The results of this study indicate that the positive impact of internet usage by farmers can increase food crop productivity by up to 0.613 tons/ha per year compared to those who do not use the internet, although the increase is not statistically significant. Furthermore, the types and application of ICT in Indonesia's agricultural sector, particularly for food crops, are largely at the early to intermediate stages. This means that technologies such as the Internet of Things (IoT), Big Data, drones, and mobile applications have started to be implemented but have not yet been widely adopted on a commercial scale. The main barriers to adoption include low digital literacy, limited internet access in rural areas, and the high cost of technological devices.
Collections
- MT - Economic and Management [2999]