| dc.description.abstract | Kanker adalah salah satu penyakit kronis yang menjadi penyebab utama kematian
di seluruh dunia. Pada tahun 2022, kanker menyebabkan 9,7 juta kematian atau 18,7%
dari total kematian di seluruh dunia.
1 Diperkirakan pada tahun 2040, jumlah kematian
akibat kanker akan meningkat menjadi 15,3 juta.2 Penyakit ini sering kali berkembang
melalui proses panjang yang melibatkan perubahan genetik dan epigenetik akibat
berbagai faktor seperti paparan karsinogen, gaya hidup tidak sehat, dan stres oksidatif.3–
6 Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko kanker,
salah satunya melalui chemoprevention, yaitu penggunaan senyawa alami atau sintetis
untuk mencegah, menunda, atau menghambat proses karsinogenesis.7 Dalam hal ini,
herbal menjadi salah satu sumber senyawa bioaktif alami yang menjanjikan karena
memiliki berbagai sifat farmakologis yang mendukung upaya pencegahan kanker secara
alami.
Senyawa aktif dalam herbal bekerja melalui berbagai mekanisme biologis yang
relevan untuk mencegah karsinogenesis. Salah satu mekanisme utama adalah efek
antioksidan, yang berperan dalam melindungi DNA dari kerusakan oksidatif akibat radikal
bebas.7,8 Selain itu, beberapa senyawa herbal memiliki kemampuan untuk menghambat
jalur inflamasi kronis yang sering menjadi pemicu kanker, seperti jalur NF-κB dan COX2.8,9 Herbal juga diketahui mampu mengatur siklus sel, mendorong apoptosis (kematian
sel terprogram) pada sel kanker, serta meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi
karsinogen.10 Dengan mekanisme ini, herbal dapat berkontribusi secara signifikan dalam
mencegah transformasi sel normal menjadi sel kanker.
Beberapa contoh herbal yang telah diteliti dan menunjukkan potensi
chemopreventive adalah kunyit (Curcuma longa)
11,12, teh hijau (Camellia sinensis)
13
, milk
thistle (Silybum marianum)
14, dan anggur merah.15 Kunyit mengandung kurkumin,
senyawa polifenol dengan efek anti-inflamasi dan antioksidan kuat, yang telah terbukti
menghambat pertumbuhan berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, kolorektal,
dan prostat9,11. Teh hijau mengandung epigallocatechin gallate (EGCG) atau katekin
dengan sifat protektif terhadap kanker melalui penghambatan proliferasi sel dan induksi
apoptosis. Resveratrol, senyawa yang ditemukan pada kulit anggur dan kacangkacangan, memiliki aktivitas antioksidan dan kemampuan untuk memperbaiki DNA yang
rusak.
16 Sementara itu, silymarin dari milk thistle menunjukkan efek perlindungan
terhadap kanker hati dengan mengurangi stres oksidatif dan mendukung regenerasi
jaringan. ... | id |