Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Agribisnis Durian di Kabupaten Boven Digoel
Abstract
Sektor pertanian termasuk sektor kehutanan, perikanan, peternakan dan perburuan dan jasa pertanian, merupakan kontributor utama pembentukan PDRB wilayah Kabupaten Boven Digoel. Komoditas sektor pertanian yang menjadi penyumbang terbesar berasal dari subsektor tanaman perkebunan bukan dari subsektor hortikultura (durian) walupun subsektor tersebut mempunyai potensi produksi yang besar. Hal ini disebabkan karena kurang optimalnya pengelolaan hasil pascapanen. Selain itu, pengetahuan dan teknologi budidaya durian di kalangan petani lokal masih kurang. Banyak petani masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien dan tidak maksimal dalam meningkatkan hasil panen.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1) Mengidentifikasi peran agribisnis durian dalam pengembangan ekonomi, 2) Menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) yang mempengaruhi pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis durian, dan 3) Menyusun strategi pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis durian di Kabupaten Boven Digoel. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada narasumber ahli serta petani, yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data sekunder didapatkan dari informasi yang dipublikasikan oleh instansi terkait, serta kajian pustaka dan dokumen yang relevan. Untuk menganalisis data, digunakan metode analisis deskriptif, matriks IFE, EFE dan IE, Analisis SWOT, serta Analisis QSPM.
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan pada faktor internal (3,01) dan faktor eksternal (3,02) pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis durian di Kabupaten Boven Digoel berada pada kuadran I menandakan bahwa strategi yang tepat untuk diterapkan adalah pertumbuhan dan investasi. Berdasarkan analisis SWOT menghasilkan 3 alternatif strategi utama dari 12 strategi yang dihasilkan, yaitu: 1) Ekspansi pasar regional dan nasional dengan produk unggulan, 2) Diversifikasi produk olahan untuk meningkatkan nilai tambah, dan 3) Restrukturusasi sistem produksi untuk mengatasi ketidakstabilan kuantitas dan kualitas produk. Strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini berdasarkan analisis QSPM adalah diversifikasi produk olahan untuk meningkatkan nilai tambah mendapatkan nilai TAS tertinggi (7,27) mengindikasikan bahwa dengan mengembangkan produk turunan dari durian, seperti dodol, es krim, dan produk makanan olahan lainnya, agribisnis durian di Kabupaten Boven Digoel akan mampu memberikan nilai tambah yang signifikan dan berdampak besar pada ekonomi lokal.
Collections
- MT - Economic and Management [2999]