Analisis Perbandingan Tingkat Keberlanjutan Kain Batik dengan Pewarna Alami dan Pewarna Sintetis
Abstract
Batik sebagai seni dan kerajinan khas Indonesia yang diakui dunia, memiliki
tantangan yang dihadapi oleh industri dalam produksinya. Batik menggunakan teknik
pewarnaan dengan lilin, menghasilkan pola unik dan kaya akan nilai budaya. Produksi
kain batik yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO menghadapi
tantangan terkait keberlanjutan dalam penggunaan pewarna sintetis yang berdampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah
membandingkan besaran dampak produksi kain batik dengan pewarna alami dan
pewarna sintetis dengan penilaian kinerja daur hidup berkelanjutan produksi kain
batik dengan prosedur penilaian daur hidup ISO 14040:2016. Penelitian ini
mempertimbangkan analisis dampak lingkungan, ekonomi dan sosial. Life cycle
assessment (LCA), life cycle costing (LCC), dan social life cycle assessment (SLCA)
digunakan untuk mengevaluasi dampak lingkungan, dampak ekonomi, dan
dampak sosial baik positif maupun negatif dari produksi kain batik dengan pewarna
alami dan pewarna sintetis. Lingkup yang menjadi kajian pada penelitian ini
dibatasi pada gate-to-gate, yaitu berfokus pada proses produksi kain batik cap dua
warna dengan pewarna alami dan pewarna sintetis. Studi kasus dilakukan pada
Seraci Batik Betawi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Berdasarkan unit fungsi 40 kain batik menunjukkan bahwa hasil analisis LCA
dari proses produksi kain batik dengan pewarna alami yaitu human health
1,94E-04 DALYs, ecosystems 3,33E-07 ecosystem.yr, resources 16,62 USD2013,
adapun hasil analisis LCC menunjukkan biaya bahan baku Rp 4.002.000, biaya
manajemen Rp 6.350.000, biaya investasi Rp 57.375, biaya energi Rp 129.143,80,
selain itu hasil analisis S-LCA menunjukkan nilai rata-rata dampak sosial pada
pemangku kepentingan pekerja 4,2, komunitas lokal 4,25, dan pelaku rantai pasok
4,75. Sedangkan pada produksi kain batik dengan pewarna sintetis menunjukkan
bahwa hasil analisis LCA human health 3,80E-04 DALYs, ecosystems 6,75E-07
ecosystem.yr, resources 20,32 USD2013, adapun hasil analisis LCC menunjukkan
biaya bahan baku Rp 3.685.000, biaya manajemen Rp 4.375.000, biaya investasi
Rp 57.375, biaya energi Rp 230.227,41, serta hasil analisis S-LCA menunjukkan
nilai rata-rata dampak sosial pada pemangku kepentingan pekerja 4,2, komunitas
lokal 3,75, dan pelaku rantai pasok 4,5.
Penilaian kinerja daur hidup berkelanjutan produksi kain batik dengan
pewarna alami dan pewarna sintetis berdasarkan hasil analisis LCA, LCC, dan SLCA,
dilakukan agregasi nilai dengan pendekatan Life Cycle Sustainability
Assessment (LCSA) dengan tools analisis Multicriteria Dimensionalscaling (MDS)
menggunakan perangkat lunak Multi-aspect Sustainability Analysis (MSA).
Tingkat keberlanjutan produksi kain batik dengan pewarna alami kain batik dengan
pewarna alami berada pada status cukup berkelanjutan yaitu pada nilai 55,47,
sedangkan pada produksi kain batik dengan pewarna sintetis berada pada status
kurang berkelanjutan dengan nilai yaitu 42,34. Berdasarkan hasil penilaian
keberlanjutan tersebut adapun rekomendasi perbaikan untuk produksi kain batik
yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan mengganti penggunaan lilin/malam batik yang bersumber dari parafin dengan minyak biji karet, selain itu penggunaan
kayu bakar sebagai bahan bakar dapat diganti dari sumber bahan bakar yang lebih
ramah lingkungan yaitu biogas.
Saran untuk penelitian lanjutan yaitu perlu dilakukan analisis pada
pengembangan teknologi biogas dari limbah cair produksi kain batik sehingga
dapat digunakan pada proses produksi untuk mengurangi dampak negatif terhadap
kesehatan dan ekosistem. Selain itu, diperlukan untuk menemukan cara-cara efisien
dan ekonomis dalam penggunaan pewarna alami, termasuk teknik ekstraksi dan
aplikasi pewarna untuk menekan biaya produksi. Penting juga untuk melakukan
analisis mendalam tentang dampak sosial produksi batik dengan pewarna alami dan
sintetis dari perspektif pemangku kepentingan yang berbeda, guna mengidentifikasi
kebutuhan dan preferensi komunitas lokal, pekerja, dan pelaku rantai pasok.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2316]