Kontribusi dan Akurasi Data Sains Warga Herpetofauna di Pulau Jawa
Date
2024Author
Fauzia, Alienda Mawarni
Kusrini, Mirza Dikari
Prasetyo, Lilik Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Sains warga adalah sebuah istilah untuk partisipasi publik dalam penelitian ilmiah dan telah menjadi metode yang populer bagi para peneliti untuk mengumpulkan data ilmiah sederhana, termasuk data distribusi keanekaragaman hayati. iNaturalist merupakan platform sains warga berbasis daring. Penggunanya dapat melaporkan dan melihat berbagai temuan biodiversitas, mengikuti proyek, ataupun membuat proyek sendiri sesuai minat dan keinginan.
Herpetofauna merupakan kelompok reptil dan amfibi yang berperan besar dan mudah ditemui di lingkungan manusia tetapi penelitian mengenai herpetofauna masih lebih sedikit. Amfibi Reptil Kita (ARK) adalah salah satu proyek sains warga di iNaturalist yang mengumpulkan data pelaporan herpetofauna di Indonesia, dengan data terbanyak berada di Pulau Jawa. Penelitian terdahulu mengenai distribusi data herpetofauna di Jawa dan Bali menggunakan koleksi museum. Penelitian ini ingin melihat seberapa besar kontribusi sains warga terutama proyek ARK, dalam pengumpulan data herpetofauna di Pulau Jawa.
Penelitian ini mengukur kontribusi sains warga dengan membandingkan data ARK dengan data koleksi museum. Perbandingan dilakukan pada jumlah temuan total dan rata-rata jumlah temuan per tahun. Perbandingan tren sebaran data herpetofauna antara data ARK dengan data museum dilakukan dalam grid berukuran 5x5 km. Penelitian ini mengukur akurasi data lokasi sains warga menggunakan titik temuan dari genus Leptophryne (L. borbonica, L. javanica, dan L. cruentata) di proyek ARK. Analisis tumpangsusun antara titik temuan dengan tutupan lahan dan ketinggian. Data expert dan literatur mengenai habitat ketiga spesies ini digunakan untuk menentukan batasan akurasi dari titik temuan. Titik temuan yang berada dalam habitat sesuai batasan dikategorikan sebagai akurat.
Hasil menunjukkan bahwa data ARK unggul 79% dalam jumlah temuan total dengan rentang pengumpulan data 5 tahun (ARK) dan 113 tahun (museum). Rata-rata temuan pertahun pada data amfibi 12 kali lipat dan data reptil 27 kali lipat lebih banyak daripada data museum. Tren sebaran data juga menunjukkan data yang didapat dari ARK tersebar lebih merata. Kontribusi yang dihasilkan dari sains warga sangat besar untuk pengumpulan data, meskipun terdapat potensi besar untuk double counting, kesalahan identifikasi, dan ketidakakuratan lokasi titik.
L. borbonica dikatakan akurat apabila titik berada di tutupan lahan bervegetasi (hutan alam, hutan tanaman, dan vegetasi lain) dengan ketinggian 500-1500 mdpl. L. cruentata dan L. javanica dikategorikan akurat apabila berada di tutupan lahan hutan alam dan hutan tanaman dengan ketinggian 1250-2000 mdpl (L. cruentata) dan 1000-1500 mdpl (L. javanica). L. borbonica merupakan spesies dengan akurasi data lokasi tertinggi yaitu 83,0%, L. cruentata sebesar 71,0 %, dan L. javanica sebesar 69,6%. Titik yang masuk kategori tidak akurat dapat disebabkan berbagai faktor yang berasal dari alat, pengguna, dan bias dari platform. Citizen science refers to public participation in scientific research and has become a popular method for researchers to collect simple scientific data, including biodiversity distribution data. iNaturalist is an online citizen science platform where users can report and observe biodiversity findings, participate in projects, or even create their own projects based on their interests.
Herpetofauna, a group consisting of reptiles and amphibians, play significant roles in ecosystems and are often encountered in human environments. However, research on herpetofauna remains limited. Amfibi Reptil Kita (ARK) is a citizen science project on iNaturalist focused on collecting herpetofauna data in Indonesia, with most data concentrated on Java. Previous studies on herpetofauna distribution in Java and Bali have primarily used museum collections. This study aims to evaluate the contribution of citizen science, particularly the ARK project, in gathering herpetofauna data on Java.
The study assesses citizen science contributions by comparing ARK data with museum collection data in terms of total findings and the average number of findings per year. Distribution trends of herpetofauna data from ARK and museum collections were compared using a 5x5 km grid. The study also evaluated the accuracy of ARK location data by analyzing findings from the Leptophryne genus (L. borbonica, L. javanica, and L. cruentata). Habitat suitability was determined through overlap analysis of discovery points with land cover and elevation data, using expert and literature-based habitat information for these species. Discovery points within suitable habitats were classified as accurate.
The results show that ARK data surpassed museum data by 79% in total findings, despite ARK data being collected over 5 years compared to 113 years for museum data. The average annual findings for amphibians were 12 times higher, and for reptiles, 27 times higher in ARK data compared to museum collections. Distribution trends from ARK data were also more evenly spread. While citizen science significantly contributes to data collection, issues such as double counting, misidentification, and location inaccuracy remain potential challenges.
For habitat-specific accuracy, L. borbonica was deemed accurate if found in vegetated land cover (natural forests, plantations, and other vegetation) at elevations of 500–1500 meters above sea level (masl). L. cruentata and L. javanica were categorized as accurate in natural and plantation forests at 1250–2000 masl (L. cruentata) and 1000–1500 masl (L. javanica). Among the species, L. borbonica had the highest location accuracy at 83.0%, followed by L. cruentata at 71.0% and L. javanica at 69.6%. Points categorized as inaccurate could result from factors related to tools, user errors, or platform biases.
