Show simple item record

dc.contributor.authorRoosita, Katrin
dc.contributor.authorEkayanti, Ikeu
dc.date.accessioned2024-12-30T23:58:25Z
dc.date.available2024-12-30T23:58:25Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160407
dc.description.abstractAnak usia sekolah memiliki laju pertumbuhan yang stabil. Anak usia sekolah membutuhkan asupan zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhannya untuk mendukung tumbuh kembangnya. Disisi lain, anak usia sekolah mengalami beberapa tantangan seperti perubahan nafsu makan dan memiliki lingkungan baru yaitu sekolah. Tantangan-tantangan tersebut akan memengaruhi kebiasaan makan anak. Asupan makanan yang tidak sesuai kebutuhan karena adanya perubahan pola makan dapat menimbulkan masalah gizi seperti kekurangan gizi ataupun kelebihan gizi. (Anggiruling et al., 2019; Raymond & Morrow, 2019) Indonesia dihadapkan masalah gizi anak yaitu terdapat 7.5% anak usia 5-12 tahun mengalami status gizi kurus, 11.9 overweight dan 7.8% obesitas. Kekurangan gizi pada siswa di sekolah dapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam belaja karena sering merasa lelah, sakit atau tidak masuk sekolah. Obesitas juga memiliki dampak pada anak di masa mendatang yaitu dapat memicu masalah metabolik. Kedua permasalahan gizi ini merupakan hambatan yang serius untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. (Kementerian Kesehatan, 2023; Sinaga, 2016) ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherDepartemen Gizi Masyarakat-FEMA, IPB Universityid
dc.titleStudi Kebiasaan Konsumsi Sarapan, Bekal Dan Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Di Kota Bogorid
dc.typeTechnical Reportid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record