EVALUASI PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BERBASIS PENGENDALIAN INTERNAL COSO (STUDI KASUS UMKM LAPIS KUJANG)
Abstract
Persaingan ekonomi yang semakin ketat di masa globalisasi ini menuntut
UMKM untuk lebih pintar dalam mengendalikan usahanya. Salah satu kunci
keberhasilan dalam menghadapi persaingan tersebut adalah dengan adanya
pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal atas pengelolaan
persediaan menjadi salah satu cara untuk mengoptimalkan kinerja bisnis, terutama
dalam konteks UMKM yang seringkali dihadapkan dengan tantangan sumber
daya terbatas.
Lapis Kujang sebagai salah satu UMKM juga menghadapi tantangan
signifikan dalam mengelola persediaan bahan bakunya. Sistem pencatatan manual
yang ada saat ini tidak didukung oleh teknologi yang memadai, mengakibatkan
ketidakakuratan data persediaan. Akibatnya, sering terjadi kekurangan atau
kelebihan stok. Hal ini berdampak pada kelancaran produksi dan menimbulkan
kerugian finansial. Selain itu, kurangnya struktur organisasi yang jelas dan
pemisahan tugas yang tidak tegas menyebabkan tumpang tindih tanggung jawab
serta meningkatkan risiko kesalahan dan penyalahgunaan persediaan. Tidak
adanya prosedur operasional standar (SOP) yang terdokumentasi dengan baik juga
menjadi kendala. Setiap individu dalam perusahaan memiliki cara kerja yang
berbeda-beda, sehingga sulit mencapai efisiensi dan konsistensi dalam
pengelolaan persediaan.
Pengelolaan persediaan bahan baku yang terjadi di Lapis Kujang
dievaluasi terlebih dahulu dengan melihat kegiatan pengadaan bahan baku,
penerimaan bahan baku, perhitungan fisik persediaan, pengeluaran bahan baku,
hingga metode pencatatan persediaan. Dilakukan pula evaluasi terhadap fungsi fungsi yang terkait dan dokumen yang digunakan. Pengelolaan persediaan yang
telah dijabarkan kemudian dibandingkan dengan 5 komponen pengendalian
internal yang ditetapkan oleh COSO.
Hasil analisis perbandingan pengendalian internal atas pengelolaan
persediaan yang telah diterapkan oleh Lapis Kujang dengan aturan COSO ini
menunjukkan adanya beberapa ketidaksesuaian. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, dilakukan penyusunan SOP yang memuat tujuan, ruang lingkup,
definisi atas kata yang terkait, bagian yang terlibat, dokumen yang digunakan,
serta prosedur atau langkah-langkah atas kegiatan yang dilakukan. Dilengkapi
dengan adanya bagan alir atau flowchart agar prosedur lebih mudah dipahami
oleh setiap pihak yang terkait. Disusunnya struktur organisasi yang mencakup
bagian-bagian yang telah ada di Lapis Kujang dan menggambarkan tanggung
jawab setiap bagian. Selain itu, disusun juga format kartu stok persediaan dalam
bentuk format excel yang mana di dalamnya memuat tabel daftar stok persediaan,
daftar pembelian stok, daftar penjualan stok, serta daftar penyesuaian stok. The increasingly competitive economic landscape in the era of
globalization demands that Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs)
become more adept at managing their operations. One key to success in facing
this competition is through effective internal control. Internal control over
inventory management is one way to optimize business performance, especially in
the context of MSMEs, which often face limited resources.
Lapis Kujang as one of MSMEs also faces significant challenges in
managing its raw material inventory. The existing manual recording system is not
supported by adequate technology, resulting in inaccurate inventory data.
Consequently, there are often stock shortages or excesses. This impacts
production continuity and causes financial losses. Additionally, the lack of a clear
organizational structure and the absence of clear separation of duties lead to
overlapping responsibilities and increase the risk of errors and misuse of
inventory. The absence of well-documented Standard Operating Procedures
(SOPs) is also a constraint. Each individual in the company has different working
methods, making it difficult to achieve efficiency and consistency in inventory
management.
The management of raw materials at Lapis Kujang was first evaluated by
examining the activities of raw material procurement, receipt, physical inventory
counting, issuance, and inventory recording methods. An evaluation was also
conducted on the related functions and documents used. The inventory
management described above was then compared to the 5 components of internal
control established by COSO.
The results of the comparative analysis of internal control over inventory
management implemented by Lapis Kujang with COSO regulations show several
inconsistencies. Based on the results obtained, SOPs were developed that include
objectives, scope, definitions of related terms, parties involved, documents used,
and procedures or steps for the activities carried out. This is complemented by
flowcharts to make the procedures easier to understand for all parties involved.
An organizational structure was developed that covers the existing sections in
Lapis Kujang and describes the responsibilities of each section. In addition, an
inventory stock card format was also developed in the form of an Excel format,
which contains tables of inventory stock lists, purchase lists, sales lists, and stock
adjustment lists.
Collections
- UT - Accounting [202]