Green Bond: Greenium, Determinan Kinerja dan Hubungan Dinamis dengan Komoditas
Date
2024Author
Nurvita, Tita
Achsani, Noer Azam
Anggraeni, Lukytawati
Novianti, Tanti
Metadata
Show full item recordAbstract
TITA NURVITA. Green Bond: Greenium, Determinan Kinerja dan Hubungan Dinamis dengan Komoditas. Dibimbing oleh NOER AZAM ACHSANI, LUKYTAWATI ANGGRAENI dan TANTI NOVIANTI.
Pemanasan global sebagai konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan bencana ekologis dan bencana alam. Untuk mengatasi pemanasan global, dunia sepakat melalui berbagai upaya pengurangan emisi karbon melalui transformasi energi, efisiensi energi, pengembangan transportasi ramah lingkungan, pembangunan green building dan lain-lain. Dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan upaya-upaya tersebut. Green financing merupakan bentuk pendanaan yang khusus mendanai proyek-proyek terbarukan. Green bond merupakan inovasi dari green financing berupa surat utang dengan pendapatan tetap. Sama halnya dengan surat utang / obligasi konvensional, green bond memiliki coupon dan tanggal jatuh tempo (maturity), yang membedakan adalah green bond memiliki green label atau sertifikasi yang menjamin proceed green bond yang diperoleh hanya digunakan untuk proyek-proyek berkelanjutan. Oleh karena itu pricing green bond lebih tinggi dibandingkan dengan conventional bond yang memiliki karakteristik yang sama. Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 2007, volume penerbitan green bond naik signifikan, dan saat ini green bond telah diperdagangkan di pasar uang sebagai instrumen investasi. Fenomena ini mengundang para peneliti untuk melakukan penelitian tentang green bond.
Tujuan pertama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi riset-riset terdahulu dengan topik green bond melalui systematic literature review (SLR). Data yang digunakan untuk melakukan SLR adalah dengan melakukan seleksi jurnal-jurnal bereputasi terindeks SCOPUS yang kemudian dianalisis menggunakan metode Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta Analysis (PRISMA). Hasil analisis menunjukkan seiring pertumbuhan penerbitan green bond, penelitian tentang green bond mengalami peningkatan. Topik-topik yang banyak diteliti meliputi greenium, interaksi antara green bond dan aset keuangan lainnya di pasar keuangan, kinerja green bond, pertumbuhan green bond dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Tujuan kedua melakukan identifikasi dan analisis greenium atau green premium. Greenium mencerminkan premium yang diterima penerbit green bond karena diterbitkan di atas harga obligasi konvensional dengan karakteristik yang sama. Untuk menganalisis greenium digunakan coarsened exact matching (CEM) model. Data yang digunakan adalah green bond dan conventional bond yang diterbitkan di Asia dan memiliki karakteristik yang sama, data diunduh dari Eikon Revinitif data base. Data yang digunakan adalah green bond dan conventional bond yang diterbitkan sejak 2016 hingga Desember 2022. Hasil analisis menunjukkan greenium ditemukan pada sebagian besar green bond yang diterbitkan di Asia, hal ini menunjukkan investor tidak hanya mengharapkan keuntungan ekonomi namun keuntungan non ekonomi, antara lain sebagai bentuk dari pertanggungjawaban sosial dari pemerintah dan perusahaan bagi pembangunan keberlanjutan. Penerbitan green bond juga merupakan perwujudan kerjasama internasional dalam rangka mengatasi masalah perubahan iklim dunia. Berdasarkan alasan-alasan tersebut penerbitan green bond membuktikan investor taste hypothesis. Sektor-sektor
dimana greenium ditemukan terbanyak adalah sektor utilitas diikuti oleh sektor agensi, sektor keuangan dan sektor transportasi.
Tujuan ketiga dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kinerja green bond yang pada penelitian ini diproksikan dengan greenium. Data yang digunakan pada penelitian ini sama dengan pada tujuan kedua, yakni greenium yang merupakan proksi kinerja green bond, sebagai variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari rating, maturity, issuer type dan coupon green bond, harga minyak BRENT dan tingkat suku bunga acuan pinjaman The Fed. Data yang digunakan merupakan data cross-section namun memiliki dimensi waktu dan berasal dari penerbitan green bond yang diterbitkan pada rentang waktu 2016 - 2022. Data dianalisis menggunakan metode ordinary least square (OLS) regression, setelah sebelumnya dilakukan uji kelayakan model. Hasil pengolahan data menunjukkan tingkat coupon berpengaruh positif terhadap greenium atau semakin tinggi tingkat coupon semakin lebar yield spread atau semakin baik kinerja green bond. Kinerja green bond dipengaruhi oleh jenis issuer, dimana issuer yang berasal dari sektor keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja green bond. Faktor eksternal yang diproksikan dengan harga minyak dan tingkat suku bunga acuan berpengaruh negatif terhadap kinerja green bond yang diproksikan dengan greenium. Saat terjadinya penurunan harga minyak dan/atau tingkat suku bunga, nilai greenium yang semakin besar menunjukkan semakin lebar yield spread atau terjadi kenaikan kinerja.
Tujuan keempat dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi dan melakukan analisis hubungan dinamis antara green bond dan komoditas dimana pada penelitian ini adalah komoditas biji-bijian, komoditas energi, komoditas logam industri, komoditas emas, komoditas minyak BRENT dan komoditas pertanian, pada situasi terjadinya shock yang disebabkan oleh pengambilan keputusan terkait kesehatan dan keputusan geopolitik. Selain itu penelitian ini mendeteksi adanya spillover akibat shock diantara green bond dan komoditas. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah closing price indeks green bond global, closing price indeks komoditas antara lain komoditas energi, metal industri, biji-bijian, minyak bumi, pertanian, dan komoditas emas. Periode pengambilan data adalah transaksi yang terjadi pada 2018 hingga 2022. Data yang digunakan merupakan high frequency data dengan jenis data time series. Pengujian koneksi return pasar green bond dan pasar komoditas dilakukan dengan menggunakan model Time Varying Parameter Vector Autoregression (TVP-VAR). Hasil pengolahan data menunjukkan terdapat return connectedness pada green bond dengan komoditas- komoditas yang disebutkan di atas. Hubungan tersebut semakin terlihat pada masa awal pandemi dan saat terjadinya invasi Rusia ke Ukraina. Shock yang terjadi di pasar keuangan memicu pergerakan harga secara bersamaan dan selanjutnya juga menggerakkan return di pasar green bond. Green bond merupakan receiver yang paling dominan saat terjadinya shock dan menerima transmisi return spillover dari instrumen-instrumen di pasar komoditas. Komoditas pertanian, energi, emas, dan minyak BRENT merupakan komoditas yang men spillover shock ke pasar green bond. Setiap pergerakan harga yang terjadi di pasar komoditas akan melimpah dan menggerakkan harga di pasar green bond, yang kemudian akan berpengaruh pada pergerakan tingkat return terutama di pasar green bond.
Implikasi manajerial bagi investor:1) greenium pada green bond menawarkan
risk adjusted return yang lebih baik dalam jangka panjang, dibandingkan dengan
conventional bond. Artinya investor tidak hanya mendapatkan keuntungan yang lebih besar, namun keuntungan tersebut relatif lebih besar dibandingkan dengan tingkat risiko yang diambil, 2) greenium di pasar sekunder menjadi sinyal kinerja green bond yang baik, 3) investor harus mempertimbangkan tingkat coupon dan issuer green bond sebagai faktor yang memengaruhi pemilihan investasi pada green bond, selain harga minyak dunia dan tingkat suku bunga acuan pinjaman yang merupakan faktor eksternal, 4) dengan memahami perilaku green bond terhadap aset komoditas, investor dapat menyusun strategi investasi, memasukkan green bond dalam portofolio investasi, menjadikan alat lindung nilai dan diversifikasi aset. Bagi issuer implikasi manajerial dari penerbitan green bond adalah: 1) Penerbit green bond membayar cost yang lebih sedikit dibandingkan bila menerbitkan conventional bond, karena green bond dihargai dengan nilai lebih tinggi, namun yield yang lebih rendah (greenium), 2) Dengan menerbitkan green bond menunjukkan komitmen issuer pada tanggung jawab terhadap lingkungan. Hal ini akan meningkatkan reputasi issuer green bond dan menarik investor pro- lingkungan untuk melakukan investasi.